Presiden Suriah Bashar al-Assad sedang mempertimbangkan kemungkinan klaim suaka politik bagi dirinya, keluarganya dan lingkaran dekatnya di Amerika Latin jika harus hengkang dari kekuasaan, lapor sebuah surat kabar Rabu.
“Wakil Menteri Luar Negeri Suriah mengadakan pertemuan di Kuba, Venezuela dan Ekuador selama seminggu terakhir, dan membawa surat pribadi rahasia dari Assad kepada para pemimpin negeri-negeri tersebut,” lapor surat kabar Israel, Haaretz.
Sebelumnya, beberapa negara Barat dan Arab telah menawarkan Presiden Suriah Assad untuk memperoleh suaka dan perlindungan bagi keluarganya jika terguling dari kekuasaan.
Namun, kesempatan itu tampaknya akan tertutup. Pada hari Rabu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengisyaratkan bahwa dia tidak akan mendukung kesepakatan suaka bagi Assad sebagai cara untuk mengakhiri perang saudara di negara itu.
Ban menahan diri unutuk berkomentar mengenai potensi kesepakatan ini, namun mengatakan kepada The Associated Press bahwa PBB tidak mengizinkan “impunitas” bagi siapa pun.
Ban mengatakan bahwa “siapa pun yang melakukan suatu pelanggaran HAM berat harus bertanggung jawab dan harus dibawa ke pengadilan. Ini adalah prinsip dasar..”
Ban berbicara di sela-sela pembicaraan masalah iklim PBB di Qatar.
Dalam wawancara dengan Russia Today bulan lalu, Assad bersumpah bahwa dia tidak akan pernah bisa dipaksa untuk pergi ke pengasingan dan bahwa ia akan “hidup dan mati di Suriah.”
Assad yang putus asa dan senjata kimia
Jurubicara kementerian luar negeri Suriah, Jihad Makdissi, dilaporkan membelot pada hari Senin dan sedang menuju Amerika Serikat, yang menunjukkan tumbuhnya prospek kejatuhan rezim Suriah.
Amerika Serikat khawatir bahwa Assad yang semakin putus asa akan menggunakan senjata kimia, atau kehilangan kendali untuk memakainya, lapor Reuters Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan hal itu pada hari Rabu.
Setelah pertemuan para menteri luar negeri NATO di mana aliansi militer Barat setuju mengirim Patriot anti-rudal ke negara tetangga Suriah, Turki, Clinton mengatakan Washington telah memperjelas bagi Suriah bahwa penggunaan senjata kimia akan merupakan “garis merah” bagi Amerika.
Rezim Suriah mengatakan senjata kimia tidak akan digunakan terhadap warga sipil bahkan jika rezim memegang kendali penuh atas rakyat dan negara Suriah. (rz Sumber: www.english.alarabiya.net. 5/12)