Washington tidak bisa mengkonfirmasi atau menyangkal laporan bahwa Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Suriah Jihad Makdissi telah melarikan diri ke Amerika Serikat dengan bantuan CIA, kata Asharq Al-Awsat dengan mengutip seorang pejabat AS mengatakan.
Pejabat itu, yang tidak mau menyebut identitasnya, mengatakan kepada surat kabar bahwa Departemen Luar Negeri “tidak tahu” lokasi Makdissi.
Sebelumnya, muncul laporan yang menunjukkan bahwa gerilyawan Hizbullah Libanon mungkin telah menculik Makdissi dan menyerahkannya kembali kepada rezim Suriah.
Dalam percakapan Twitter antara Rami Jarah, seorang aktivis oposisi Suriah, dan Makdissi yang baru-baru ini diterbitkan tanggal 21 Juli, Makdissi dikutip mengatakan bahwa rezim Presiden Bashar al-Assad adalah kriminal dan melawan rakyat Suriah.
Makdissi memperkirakan rezim Assad akan jatuh “segera.” Namun, Makdissi mengatakan dia tidak melihat faksi oposisi yang cocok baginya untuk bisa bergabung.
Aktivis itu mengatakan kepada Asharq Al-Awsat bahwa “Makdissi adalah seorang diplomat dan dia dapat membuat hubungan dengan orang lain,” termasuk Amerika Serikat, yang mengacu kemungkinan bahwa Makdissi mungkin berada di Amerika Serikat.
Pada hari Senin, The Guardian melaporkan bahwa Makdissi berada di Amerika Serikat dan bekerja sama dengan orang Amerika.
Empat hari setelah dia menghilang di Beirut, stasiun televisi Hizbullah Al-Manar mengumumkan pada tanggal 3 Desember bahwa Makdissi telah dipecat karena membuat pernyataan yang tidak mencerminkan posisi resmi pemerintah.
Makdissi dilaporkan membuat marah Damaskus ketika dia mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa rezim Suriah tidak akan pernah menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil dan bahwa senjata itu dipakai hanya jika terjadi intervensi asing. Pengakuan Makdissi bahwa Damaskus memiliki senjata pemusnah massal membuat marah Damaskus.
Misteri?
Awal Desember, dilaporkan bahwa Makdissi telah membelot dan pergi meninggalkan Beirut untuk perjalanan ke London.
Namun pada 4 Desember, para pejabat Inggris mengatakan kepada The Guardian bahwa Makdissi tidak datang ke London. Kemudian dilaporkan bahwa dia menuju Amerika Serikat, namun laporan tersebut segera dibantah Washington.
Menurut Reuters, Makdissi, yang berasal dari minoritas Kristen Suriah, kukuh membela tindakan keras Assad terhadap pemberontakan.
Asaad Mustafa, mantan menteri pertanian, mengatakan kepada Al Arabiya bahwa Makdissi diperkirakan membelot karena “skala informasi yang diminta agar dia palsukan untuk dilaporkan sudah tidak tertahankan.”
Mustafa menambahkan bahwa semua diplomat Suriah saat ini sedang mencari “cara untuk selamat” dan bahwa siapa saja yang bisa menemukan kesempatan itu tidak akan melewatkannya.
Sumber-sumber oposisi juga mengatakan bahwa rezim Suriah telah membakar rumah Makdissi di Damaskus. Pembakaran rumah Makdissi merupakan indikasi kemarahan rezim Suriah terhadap para pejabat yang mungkin telah membelot.
Sumber lain mengatakan bahwa Makdissi tidak memiliki visa masuk apapun baik untuk ke Inggris maupun ke Amerika Serikat karena mereka membatalkannya setelah dia menjadi Jubir Kementrian Luar Negeri Suriah beberapa saat setelah meletusnya pemberontakan melawan rezim Assad pada Maret 2011.(RZ;Sumber:www.english.alarabiya.net ,27/12)