HIP Bandung “Refleksi Tahun 2012”: Kapitalisme Sumber Bencana Negara Indonesia

HTI Press. Bandung, Jelang akhir tahun berbagai pihak biasanya mengangkat kejadian-kejadian penting yang terjadi di tahun tersebut. Mereka menamakannya dengan refleksi, kaleidoskop, laporan akhir tahun dan lain-lain. Tujuannya tentu sebagai bahan renungan agar ke depan menjadi lebih baik lagi. Tak terkecuali Hizbut Tahrir. HTI DPD II Kota Bandung pada Ahad (30/12/12) mengadakan acara Halqah Islam dan Peradaban (HIP) membahas edisi khusus “Refleksi Akhir Tahun: Kapitalisme Sumber Bencana, Khilafah Solusinya”. Acara yang dihadiri sekitar 700 peserta tersebut mengambil tempat di Masjid An-Nuur Biofarma, Jl. Pasteur No 28.

Berbagai sudut pandang dipaparkan dalam acara Halqah Islam dan Peradaban tersebut, “Renungan akhir tahun seharusnya menjadikan kita terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT untuk menerapkan Syariah Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah Islam” Ucap M. Ryan M, Ag. Beliau mengungkapkan berbagai fakta politik Indonesia. “Politik saat ini carut marut baik dalam pengurusan umat dalam negeri yaitu kasus korupsi yang tak kunjung usai, biaya pemilu dan pemilukada yang memakan biaya yang sangat mahal serta politik luar negeri yakni tentang isu terorisme dan deradikalisasi yang sering menyudutkan Islam” tambahnya.

Sementara dalam perspektif ekonomi, Budi Harsanto, SE, MM menyatakan bahwa ekonomi dan kekayaan Indonesia terus dijarah oleh pihak asing. Amerika telah menguasai sumber daya alam Indonesia, bahkan yang lebih parah pada dekade satu tahun terakhir ini Indonesia berhutang sebesar Rp. 220 Triliun” ungkapnya.

Segi bidang hukum, Ustadz Luthfi Afandi, SH, MH menjelaskan bahwa “hukum di Indonesia seperti pisau yaitu tajam ke bawah tapi tumpul ke atas, juga seperti sarang laba-laba yang hanya bisa menangkap hewan-hewan kecil, sementara hewan-hewan besar mustahil bisa kena perangkap laba-laba. Hal tersebutlah yang diingatkan Rosulullah saw sebagai ciri kehancuran sebuah bangsa, yakni ketika orang-orang kaya dan terpandang melakukan pencurian, maka ditinggalkan. Tetapi jika yang mencuri orang kecil, maka hukum pun ditegakkan.

Kondisi pendidikan Indonesia yang senantiasa memprihatinkan “Pendidikan belum menjadi titik sentral dalam pembangunan nasional atau daerah, pendidikan lebih banyak dilaksanakan untuk kepentingan politik, kekuasaan, bisnis, dsb.” kata Ahmad Ponsen, MM. Beliau menambahkan “pergeseran paradigma pendidikan melalui penyempitan makna pendidikan, pendidikan dipersempit dengan persekolahan, persekolahan dipersempit lagi dengan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar makin dipersempit dengan pengajaran yang bersifat kognitif”, tambahnya.

Dalam aspek sosial budaya, berbagai permasalahan kerapkali muncul dalam sistem sekular kapitalis. Hal tersebut terjadi karena tembok pertahanan kaum muslimin saat ini sudah jebol, yakni ketakwaan individu, kontrol sosial masyarakat, serta Negara yang menerapkan Syariah islam dalam Negara Khilafah Islamiyah”. Karenanya, jalan terbaik yang harus dilakukan umat saat ini adalah dengan menerapkan kembali Khilafah Islam []Owie

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*