Tim QM Banjir HTI Datang, Kamp Pengungsi Terang

HTI Press. Jakarta. Mencari titik yang masih ‘blank spot’ dari posko relawan lain di Rawa Buaya, Tim Qodho Mashalih Banjir HTI Jakarta berangkat dari Pasar Khilafah Kosambi Cengkareng menuju lokasi titik bakal posko dengan menumpang mobil colt bak terbuka.

Berikutnya menyusuri rel KA ganda Rawa Buaya sepanjang 200-an meter menuju lokasi. Sepanjang rel KA, tim melihat banyak warga yang mendirikan tenda darurat di atas rel KA. Mereka memakai tenda seadanya; terpal plastik dan sejenisnya.

Setelah berjalan di atas batu rel KA, tim sampai di batas kelurahan Rawa Buaya. Tim tidak mendapati posko-posko relawan yang didirikan, kecuali beberapa buah perahu karet sewaan dan beberapa gerobak yang juga sewaan.

Berikutnya tim mulai merasakan dinginnya air banjir Rawa Buaya; tim melangkahkan kaki dalam rendaman air setinggi paha kami, sekitar 300-an meter berjalan. Berikutnya, Alhamdulillah, jalan yang tim tapaki agak tinggi dan air hanya sebatas lutut. Setelah hampir 500 meter, sampailah di titik lokasi yang direncanakan yakni di sebuah masjid, gedung SD dan Puskesmas.

Genangan air di situ hanya 10 sampai 20 cm saja. Sebelum ke masjid dan gedung sekolahan tim koordinasi terlebih dahulu dengan Ustadz Zaidan yang lingkungan rumahnya juga terendam air setinggi 40 cm. Kami kemudian diantarnya menuju masjid dan sekolah SD.

Berikutnya, tim berbincang dengan penjaga sekolah dan mendapat informasi bahwa di SD tersebut ada sekitar 400-500 jiwa pengungsi. Kamp pengungsian tersebut hanya dikelola oleh RW setempat, dan tidak ada ormas atau lembaga lain yang mendirikan posko di sana.

Setelah berbincang cukup intensif akhirnya tim memutuskan untuk mendirikan posko di sana (sekolah dan masjid) dengan fokus produk yang tim siapkan yakni penyediaan generator/genset untuk menyalakan listrik dan pompa air.

Dan Alhamdulillah malam itu juga, Jumat 18 Januari sekitar pukul 24.00 genarator sudah menyala. Esok siangnya tim menambah 1 genset lagi dan langsung dinyalakan. Alhamdulillah dengan dua genset yang disiapkan, masjid dan SD yang jadi lokasi pengungsian dapat bercahaya lagi, dan air pun mengalir kembali. Alhamdulillah.[]

2 comments

  1. musibah demi musibah silih berganti di negeri yang kaya raya ini pertanda sistem pengaturan negara dengan kapitalisme dan sekulerismenya tidak mampu menyelesaikan persoalan…sudah saatnya beralih ke syari’at Islam..

  2. Alhamdulillah subhanallah :)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*