Hizbut Tahrir Australia : Perancis Memimpin Serangan Tentara Salib Baru Atas Mali

Selasa, 22 Januari, 2013 

Awal bulan ini, pada tanggal 11 Januari 2013, Presiden Prancis Francois Hollande mengumumkan intervensi militer Prancis di Mali, dalam bentuk serangan udara dan pengerahan pasukan darat. Pasukan ini akan tetap ada di sana “selama diperlukan” untuk mencapai “keamanan di Mali, otoritas yang sah, proses pemilu, dan tidak ada lebih banyak teroris yang mengancam keutuhan negara,” sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Hollande. Pemerintah Australia mendukung serangan terhadap Mali, dimana Menteri Luar Negeri Bob Carr mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaannya kepada peminpin Perancis itu.

Hizbut Tahrir Australia mengecam dengan keras dan tegas serangan Barat atas Mali dan posisi Pemerintah Australia sehubungan dengan serangan itu, dengan menekankan hal-hal berikut:

1. Serangan terhadap Mali oleh Perancis ini, yang kita kami kutuk dengan kata yang paling keras, tidak lebih dari serangan kolonial untuk kepentingan ekonomi dan politik. Perancis berusaha mencari konsolidasi pengaruh ekonomi dan politik di Mali dan Afrika Barat yang lebih luas. ‘Perang Melawan Teror’ dengan retorika yang melelahkan atas ‘Islamisme’, ‘ekstrimisme’ dan ‘terorisme’ sedang digunakan sebagai kedok seperti yang digunakan di Afghanistan dan Irak.

2. Pemerintah Australia sekali lagi memiliki kebijakan luar negeri menindas yang sama-sama dimiliki negara-negara Barat, yang tampaknya tidak mengambil pelajaran apapun dari kegagalan di Irak dan Afghanistan. Pemerintah Australia harus tahu bahwa mereka sekali lagi berusaha terlibat dalam menyerang dan membunuh umat Islam, suatu hal yang kaum Muslim di seluruh dunia tidak menganggap remeh dan tidak akan lupa.

3. Perancis tidak memiliki hak atau mandat untuk campur tangan di Mali. Sebaliknya, Perancis harus menjadi negara terakhir untuk melakukan campur tangan karena catatan mengerikan yang mereka miliki sebagai bekas negara penjajah Mali dalam masa kekuasaan pemerintahan kolonialnya. Klaim bahwa sebuah rezim klien Barat mengharapkan intervensi Barat untuk membenarkan intervensi adalah jelas hal yang menggelikan.

4. Klaim Barat bahwa mereka ingin membantu rakyat Mali atau membangun demokrasi adalah seperti tabir asap. Perancis dan sekutu-sekutunya telah mendukung para diktator di Dunia Islam selama puluhan tahun dan terus melakukannya hingga hari ini di Arab Saudi, Bahrain, Yordania, Kuwait, dan tempat-tempat lain. Negara-negara Barat seperti Perancis, AS dan Inggris adalah kekuatan-kekuatan imperialis yang terbukti dengan catatan buruk yang mereka miliki. Klaim bahwa tindakan mereka adalah tindakan yang ingin membantu orang lain tanpa pamrih adalah hal yang palsu dan sia-sia.

5. Mali adalah negeri Islam. Suatu serangan terhadap Muslim Mali dianggap sebagai serangan terhadap umat Islam dimanapun, karena umat Muslim adalah satu. Garis-garis batas buatan yang dibuat di atas pasir telah memecah belah kaum muslimin dalam batasan nasionalis dan etnis – yang merupakan produk dari warisan kolonial – dan tidak memiliki nilai dalam Islam atau dengan umat Islam.

6. Tidak adanya kepemimpinan yang satu dan mandiri di dunia Muslim terus memastikan Barat untuk menjalankan petualangan kolonialnya di negara-negara Muslim. Hizbut Tahrir menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk melanjutkan pekerjaan mereka untuk mencopot para penguasa boneka di Dunia Muslim dan mendirikan kembali Khilafah yang akan mengakhiri pemanfaatan politik, ekonomi dan militer yang sedang berlangsung di Dunia Islam oleh Negara-negara asing yang memusuhi Islam.

Catatan: Hizbut Tahrir Australia akan mengirim suatu delegasi ke Konsulat Prancis di Sydney besok, hari Rabu 23 Januari jam 12, untuk menyampaikan surat terbuka dan mengekspresikan kutukannya terhadap intervensi yang dipimpin Perancis di Mali.

Kantor Perwakilan Media
Hizbut Tahrir Australia
22 Januari 2013

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*