Beberapa selebritis negara Eropa kabur meninggalkan negerinya, dan sebagian lagi mengancam akan bermigrasi untuk menghindari pajak, kezaliman kapitalisme dan kekejamannya. Seorang selebritis telah kabur meninggalkan negerinya, Prancis, dan kemudian berlindung di Rusia. Insiden ini telah memicu kontroversi di tingkat budaya di Prancis dan negara-negara Eropa lainnya. Selebritis tersebut telah melepaskan kewarganegaraan dan beremigrasi meninggalkan tanah airnya sebagai bentuk kemarahan atas besarnya pajak penghasilan di Prancis yang mencapai 75 persen bagi mereka yang pendapatannya di atas satu juta euro.
Di sisi lain, kaum miskin Rusia menghadapi kebiadaban sistem kapitalisme yang menempatkan kekayaan negara di tangan segelintir orang-orang berpengaruh dengan menjarah harta rakyat, sementara rakyat tidak menemukan sesuatu yang bisa dimakan, atau sesuatu untuk berlindung dari dinginnya musim dingin, dimana fenomena merata di sebagian besar Rusia, nemaun fenomena itu jauh berbeda dengan di Moskow, yang secara eksklusif menjadi tempat orang kaya karena tingginya harga dan undang-undangnya yang sengaja dirancang untuk melindungi kaum kaya dan jutawan! Sehingga ia menjadi tempat berlindung bagi orang-orang kaya di dunia, sebab di sini ia tidak akan dikejar oleh urusan pajak, dan berbagai peraturan yang dikenakan pada mereka, atau mereka bebas dari tanggung jawab atas sumber-sumber kekayaannya!
Fenomena lain di Samudera Atlantik, orang-orang biasa di Amerika Serikat kehilangan rumah-rumah mereka, dan mereka dilempar ke jalanan dampak dari krisis jaminan properti yang dihasilkan oleh kapitalisme biadab, dan pinjaman riba yang menjengkelkan, yang berbisnis uang melalui pinjaman riba, dimana harga properti begitu tinggi di luar batas hayalan manusia jauh dari harga sesungguhnya. Sehingga warga peminjam tidak bisa membayar pinjaman, sekalipun ia menjual rumahnya! Jadi harga rumah hanya cukup untuk membayar sebagian kecil dari premi riba yang membengkak!
Ketidakadilan semakin buruk dan semakin biadab ketika negara kapitalisme sekuler berusaha mengatasi krisis dengan langkah mendukung bank-bank riba yang menyebabkan krisis! Tanpa mempedulikan orang-orang (rakyat kecil) yang terlempar dari rumah mereka, dimana beberapa dari mereka hidup tuna wisma dan kekurangan setelah mereka kehilangan semua tabungannya. Sebaliknya, ada pemandangan lain yang menyakitkan, dimana segelintir orang yang terdiri dari para penguasaha, pemilik bank dan perusahaan raksasa, tengah mendominasi harta rakyat dan kekayaannya, serta mengeksploitasi usaha dan keringat mereka, bahkan kehidupan dan nasib mereka.
Sementara sekularisme dalam membuat undang-undang didominasi oleh hawa nafsu, sehingga menjauhkannya dari sifat kemanusiaan dan kasih sayang, dan terasa adalah kekejaman dan ketidakadilan dalam memenuhi keinginan dan kerakusan para kapitalis. Untuk itu, mereka merendahkan rakyatnya hingga tingkat yang membuatnya sebagai materi dan kekayaan, dan melarikan diri dari pajak adalah yang lebih berharga dari semua itu! Yakni, lebih berharga dari semua nilai-nilai kemanusiaan, spiritual dan moral. Jika para selebritis yang mengorbankan tanah airnya, keluarganya dan orang-orang terkasihnya, lalu bermigrasi ke negara-negara lain untuk menghindari pajak, maka sisa rakyat yang masih berada di negara yang diperintah oleh kaum sekuler akan menderita tirani materi pada segala sesuatu. Dengan demikian, maraknya perdagangan manusia (human trafficking), obat-obatan terlarang, serta menjamurnya perampokan, dekadensi moral, hancurnya tatanan dan hubungan keluarga, juga menjadikan figur manusia secara fisik, yang nilainya akan bertambah di masyarakat dengan bertambahnya nilai orang tersebut di bank!!
Inilah keadaan ketika paham sekulerisme berkuasa. Mereka membuat konstitusi dan perundang-undangan hanya untuk memenuhi keinginan dan kepentingan dari segelintir pemilik modal dan yang memiliki pengaruh kuat. Sehingga undang-undang itu dibuat untuk melindungi segelintir orang tersebut. Dengan begitu, kezaliman menjadi hukum dan cara hidup yang tercermin dalam kemunduran dan kebrutalan masyarakat, yang telah berubah menjadi kehidupan hutan, dimana yang kuat makan yang lemah tanpa ada rasa belas kasih dan rara.
Inilah kapitalisme sekuler yang diserukan dan ada di negeri kita, serta dipasarkan sebagai solusi untuk semua masalah yang menyelimuti kita. Kita melihat mereka yang telah diracuni otaknya dengan budaya Barat untuk menjual konsep negara sipil sekuler, tanpa menyikapi secara serius terhadap bencana yang menjadi implikasi dan konsekuensinya bagi masyarakat dan manusia secara umum, serta kontradiksinya secara ideologis dengan Islam dan hukum-hukumnya. Mengingat konsep tersebut memberikan kepada para legislatif kekuasaan untuk membuat hokum selain hikum Allah SWT, serta menjadikan masyarakat menyembah hukum dan undang-undang yang dibuat oleh para tiran yang zalim!
Sementara, Islam mengatur hubungan antara manusia dengan sitem yang adil yang bersumber dari akidah Islam; system yang dibawa melalui wahyu dari Tuhan semesta alam. Dengan begitu, system tersebut berisi hidayah, kebahagiaan dan keadilan bagi umat manusia, serta mengangkat nilai kemanusiaan, dan mengatur tangga prioritas dan nilai-nilainya. Sistem inilah yang akan diterapkan dalam negara Khilafah Islam dalam waktu dekat, insya Allah. Sehingga negara Islam menjadi pelindung bagi setiap pencari keadilan, kasih sayang dan kemanusiaan, serta menjadi subyek bagi aspirasi rakyat untuk bergabung di bawah kekuasaannya, yang selanjutnya membuat Khilafah sebagai sebuah mercusuar bagi kemanusiaan yang terendam dalam kezaliman sekularisme dan kapitalisme yang penuh kebiadaban. Dengan demikian, Khilafah sebaik-baik yang akan mengurusi manusia dengan keadilan dan persamaan. Semua gambaran itu akan terwujudkan dalam waktu dekat, insya Allah.
Sumber: pal-tahrir.info, 20/01/2013.