Komitmen pendanaan asing untuk program-program pendukung pelaksanaan pemilu 2009 telah mencapai sekitar 37,5 juta dolar AS meski sebagian besar masih belum dicairkan mengingat belum adanya kebutuhan yang mendesak.
“Dulu kita hanya menargetkan 30 juta dolar AS. Meski kecil kalau dibandingkan dengan alokasi APBN yang lebih dari Rp3 triliun. Kecil dari kuantitas, tapi dari kualitas itu wujud perhatian mereka dan meningkatkan pengakuan internasional,” kata Deputi Kemeneg PPN/Bappenas bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan, Bambang Sutedjo di Jakarta, Senin.
“Penggunaannya akan disesuaikan dengan keperluan KPU dan Bawaslu. Jadi yang sangat diperlukan, tapi tidak terdukung dari APBN kita berikan,” katanya.
Penyumbang terbesar dana pendukung pemilu adalah pemerintah Australia melalui AUSAID, sebesar 27,395 juta dolar Australia untuk dukungan selama lima tahun hingga 2013 mengingat pelaksanaan pemilu-pemilu di tingkat daerah masih akan terus berjalan.
Sumbangan sebesar itu diberikan melalui dua jalur, yaitu melalui pembiayaan langsung dan melalui Lembaga PBB untuk program pembangunan (UNDP) dengan Multi Donor Programme (MDP).
Jumlah total komitmen yang telah diterima Bappenas melalui MDP UNDP sendiri telah mencapai 11,55 juta dolar AS dari target 15 juta dolar AS, di antaranya berasal dari pemerintah Kanada melalui CIDA (The Canadian International Development Agency) sebesar 2,2 juta dolar AS, pemerintah Belanda sebesar 2 juta dolar AS, dan pemerintah Inggris melalui DFID (Department for International Development) sebesar 1,8 juta dolar AS.
Sedangkan pemerintah AS melalui USAID memberikan sekitar 7 juta dolar AS untuk membiayai beberapa kegiatan, di antaranya peningkatan kesadaran publik, transparansi dan partisipasi pemilu, meningkatkan kapasitas perempuan untuk menjadi pemimpin yang efektif, serta penguatan monitoring pemilu yang independen melalui pelibatan masyarakat madani.
“Beberapa donor yang siap memberikan komitmennya yaitu Spanyol dan Swedia,” katanya.
Sedangkan kegiatan yang akan dibiayai pendanaan asing itu, antara lain penguatan kapasitas (capacity building) untuk partisipasi publik seperti “voter education” dan “voter information”, dan penguatan kapasitas administrasi pemilu. (Antara, 03/11/08)
Segala sumbangan apapun dari Amerika harus di waspadai. Pasti ada udang di balik batu.Apalagi kita tahu mereka ini pengusung faham kapitalisme.Yang selalu memakai asas manfaat.Jelas gak mungkin mereka menyumbang secara cuma2 .Pasti mereka meminta imbal balik.
hwuek….
bau amis udang di balik batu nih
Hegemoni Kapitalis Asing Semakin Nyata
Siapa yang berkuasa dan memerintah Indonesia sekarang dan yang akan datang nampaknya semakin jelas.Dialah para pemegang Kapital dengan menepatkan penguasa bonekanya.Bagaimana mereka menanamkan Hegemoninya baik Nasional maupun Internasional, setidaknya ada sepuluh langkah yang mereka lakukan.
Pertama,Mereka akan memakan perusahaan kecil. Bagaimana caranya tentunya dengan The law of accumulations.
Kedua,Penguasaan bahan baku melalui proses konglomerasi dari hulu hingga hilir.
Ketiga,Memakan perusahaan negara melalui privatisasi BUMN.
Keempat,Menjadi penguasa negara dengan cara menjadi penguasa sekaligus pengusaha.
Kelima,Penguasaan pasar dunia melalui lembaga dunia yang sengaja dibentuk yaitu WTO dan GATT.
Keenam,Mematikan perusahaan lokal dengan cara mendirikan MNC yaitu perusahaan asing yang dibangun di dalam negeri.
Ketujuh,Penguasaan bahan baku lokal dengan mengintervensi UU Penanaman Modal Asing.
Kedelapan,Menjadikan bahan baku lokal lebih murah dengan menjatuhkan kurs mata uang lokal.
Kesembilan, Penguasaan tenaga kerja lokal murah melalui liberalisasi pendidikan.
Kesepuluh, Menempatkan penguasa boneka,seperti apa caranya, yaitu dengan memberikan Bantuan Dana Kampanye.
Negara barat yang kafir dan penjajah menginginkan sistem kapitelisme sekuler saat ini terus berlangsung di negeri ini. karena dengan sistem itu mereka dapat terus menjajah negeri ini selama-lamanya. Mereka bukanlah peduli dengan masa depan bangsa ini tapi mereka pasti lebih mementingkan masa depan penjajahan mereka. yang mereka berikan tidaklah sebanding dari apa yang mereka jarah dari negeri ini. Hanya KHILAFAH yang akan menghentikan penjajahan mereka di negeri ini dan di seluruh dunia islam.
Indonesia… Indonesia…
merasa bangga dengan “bantuan” yang diberikan asing
merasa bangga karena merasa “dipercaya”
padahal sekarang siapa pun tahu itu semua bagian dari tipu daya untuk tetap mempertahankan Negara Gagal Indonesia untuk tetap dalam kegagalannya (Hegemoni Asing)
Indonesia… Indonesia… Menyedihkan!