Dunia Tanpa Inflasi dan Deflasi, Mungkinkah ?

Krisis financial global yang sedang terjadi ini bagaikan sandwich. Dibawahnya inflasi dan diatasnya deflasi, kita berada ditengahnya

 

Ini berawal dari sumber malapetaka dunia – Amerika Serikat. Mulanya kasus Bear Stearns yang menjadi pemicu bertambahnya supply uang US$ 150 milyar. Kemudian Fannie Mae & Freddy Mac US$ 200 Milyar ( berpotensi US$ 500 milyar). Kemudin lagi kasus-kasus Lehman Brothers, Mery Lynch, AIG yng semuanya mendorong penambahan jumlah uang hingga US$ 700 milyar.

Bahkan para ekonom sepakat ini belum berakhir, final bailout nanti bisa berkisar antara US$ 2 trilyun – US$ 5 trilyun.

Menurut Mary Anne & Pamela Aden dari Aden Forecast (www.adenforecast.com) akan ada jeda waktu sekitar 1 tahun antara proses money creation dan inflasi; jadi menurut mereka sekitar satu tahun dari sekarang akan terjadi Hyperinflasi yang luar biasa di Amerika yang dipicu oleh money creation dari serangkaian bail-out tersebut diatas.

Kalau mimpi buruk hyperinflasi tersebut tidak terjadi maka masih menurut Aden Forecast deflasi-lah yang akan terjadi. Ini akan terjadi bila ketakutan bank-bank di Amerika untuk menyalurkan kredit berlangsung terus.

Kalau yang kedua ini yang terjadi, maka dunia akan kesulitan likuiditas, industri bisa macet, lapangan kerja semakin menghilang dan berbagi mimpi buruk lainnya juga menjelma menjadi kenyataan.

Rupanya Bush ingin memperbaiki rapotnya sekarang dengan meninggalkan bom waktu bagi siapapun penggantinya.

Mana saja dari kedua hal tersebut terjadi, dampaknya akan sampai ke Indonesia seperti yang kita alami selama ini.

Lantas apa yang bisa kita lakukan ?.

Pertama istigfar seperti tulisan saya bulan lalu, kemudian mengikuti tuntunan Al-Quran dalam mengantisipasi paceklik global yang antara lain dicontohkan di Surat Yusuf 47-48.

Kedua, langkah konkrit berikutnya adalah hijrah dari mata uang yang tidak adil ke mata uang yang adil dan stabil sepanjang jaman yaitu Dinar dan Dirham.

Apa benar dengan mata uang Dinar, mimpi buruk sperti Inflasi dan Deflasi tersebut tidak terjadi ?.

Untuk Inflasi, sejarah telah membuktikannya. Seandainya uang Dinar mengalami inflasi 1 % saja pertahun, maka harga kambing sekarang akan setara dengan 1 Dinar x (1+0.01)^1400 = 1,121,820 Dinar !,

Tetapi karena realitanya harga kambing sekarang adalah sama dengan harga kambing di jaman Rasulullah SAW yaitu 1 Dinar, maka inflasi Dinar selama 1400 tahun adalah 0.00% yaitu 1 Dinar (1+0.00)^1400 = 1 Dinar !.

Bagaimana dengan deflasi ?; penggunaan Dinar harus dipahami dan dijalankan mengikuti syariah Islam; khususnya yang terkait erat dengan supply uang ini adalah larangan menimbun.

Emas tersedia cukup untuk seluruh umat manusia karena laju pertumbuhannya berkisar 1.5% – 4.0% pertahun; sementara pertambahan jumlah penduduk dunia hanya sekitar 1.2% pertahun.

Emas menjadi tidak cukup digunakan sebagai uang apabila ada yang menimbunnya – inilah mengapa Allah sangat mengancam orang-orang yang menimbun emas (yang berarti juga menimbun harta lainnya). (QS 9 :34-35)

Jadi sangat mungkin (bahkan sudah seharusnya) kita bisa hidup di jaman yang bebas Inflasi dan Deflasi – kalau mau kembali ke tuntunan kita yaitu Al-Quran dan Sunnah RasulNya. Bahkan ada jaminan kita tidak akan tersesat selamanya selama kita berpegang pada Al-Quran dan Sunnah RasulNya.

Masih kah kita akan berpegang pada pegangan yang lain yang akan menjepit kita bagaikan sandwich ?. Masihkah kita percayai system keuangan spekulatif ribawi yang diperkenalkan dunia Barat – yang di negaranya sendiri menjadi pangkal bencana ?.

Sudah aku sampaikan Ya Allah…, sesungguhnya Engkau maha menyaksikan.

(Muhaimin Iqbal; www.hidayatullah.com; Monday, 27 October 2008 04:12 )

 

 

One comment

  1. Ya, sistem moneter berbasis emas dan perak adalah sistem moneter paling modern di dunia. Stabil dan kuat. Hanya sayang, sistem ini digelapkan oleh pecundang-pecundang dungu ekonom Kapitalis! Teori busuk ekonomi kapitalis terlanjur meracuni pemikiran anak-anak muda di bangku kuliah, para sarjana dan doktor-doktor ekonomi di dunia muslim dan Barat sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*