BULETIN AL-ISLAM EDISI 354
Setelah ditunggu-tunggu sejumlah kalangan, kemarin (Senin, 7/5/07), Presiden SBY secara resmi akhirnya mengumumkan hasil reshuffe terbatas Kabinet Indonesia Bersatu. Sebelumnya, sejumlah media telah melansir isu reshuffle kabinet di
Dari sejumlah komentar terkait dengan masalah ini, terdapat komentar KH Hasyim Muzadi (19/04/2007) yang menyatakan, bahwa reshuffle itu harus lebih baik dan bukannya malah lebih buruk. Presiden PKS (20/04/2007) juga menyatakan, bahwa reshuffle tersebut penting segera dilakukan di bidang ekonomi, karena kondisi ekonomi dalam keadaan stagnan.
Memang benar, ada masalah besar. Masyarakat secara umum juga merasakan beban ekonomi, sebagai dampak dari masalah tersebut. Biro Pusat Statistik telah mempublikasikan, bahwa jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan pada tahun 2005 sebanyak 30 juta jiwa, dan pada tahun 2006 naik menjadi 39,5 juta jiwa. Bahkan, Bank Dunia mengatakan bahwa di
Pemerintah mengklaim telah mengerahkan segenap daya dan upaya untuk memperbaiki kondisi yang ada. Namun, alih-alih menjadi lebih baik, kondisinya justru semakin memburuk. Masyarakat pun semakin gerah dan pesimis, termasuk para menteri dan mereka yang duduk di pemerintahan. Harian Republika (19/04/2007), misalnya, telah menurunkan laporan bahwa ada 13 menteri (dari 35 menteri) terkena serangan jantung atau stroke. Karena itu, salah seorang pendukung rezim ini mengatakan (15/04/2007), “Kegagalan Presiden Yudhoyono untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat akan menyebabkan mereka putus asa terhadap demokrasi, setelah keputusasaan dan pesimisme tersebut menjangkiti seluruh lapisan masyarakat.”
Wahai Kaum Muslim di Indonesia:
Masalahnya sesungguhnya bukan hanya terletak pada orangnya, juga bukan hanya pada bidang ekonomi saja. Sesungguhnya akar masalahnya ada pada pondasi sistem yang mengakar di tengah masyarakat, juga terletak pada diri mereka yang disebut sebagai penguasa, intelektual dan para pakar—meski hakikatnya mereka bukanlah penguasa, intelektual dan para pakar; karena mereka hanyalah orang-orang yang mengekor Barat secara membabi buta. Allah SWT berfirman:
قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى. وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka siapa saja yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka; siapa saja berpaling dari peringatan-Ku, sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta. (QS Thaha [20]: 123-124).
Masalah seperti ini sebenarnya tidak hanya terjadi di
Berbagai nasihat menyesatkan yang diberikan oleh negara-negara Barat penjajah di bidang ekonomi adalah seperti privatisasi kekayaan yang dikelola oleh negara (BUMN), dan keharusan adanya investasi asing. Umumnya, penjualan kepemilikan negara dan kepemilikan umum itu dilakukan kepada perusahaan-perusahaan asing, karena mereka memiliki modal, sementara rakyat negeri ini sendiri miskin, dan hanya memiliki sedikit modal. Ketika perusahaan-perusahaan asing itu datang untuk menanamkan modalnya di dalam negeri, mereka menuntut dibuatnya berbagai perundangan khusus untuk mereka, yang membebaskan mereka dari pajak, serta membolehkan mereka untuk memasukkan dan mengeluarkan apa saja yang mereka peroleh. Mereka juga berhak menyelesaikan berbagai sengketa dengan negara tuan rumah, bukan dengan undang-undang negara ini, melainkan dengan undang-undang tersendiri yang telah dibuat, atau dengan menggunakan undang-undang internasional. Negara-negara asing yang menjadi induk perusahaan-perusahaan ini juga bisa melakukan intervensi, jika memang diperlukan, untuk melindungi hak-hak yang menjadi konsesi perusahaan-perusahaan tersebut. Akhirnya, perusahaan-perusahaan multinasional tersebut benar-benar menguasai perekonomian dunia, dan atas jaminan dari undang-undang perdagangan internasional yang dipaksakan oleh Amerika atas nama globalisasi. Globalisasi inilah yang juga telah membuka peluang negara-negara kaya untuk meningkatkan cengkeraman mereka terhadap negara-negara miskin dan menjadikannya semakin miskin, membebek dan tunduk. Allah SWT telah memperingatkan kita akan hal itu dengan firman-Nya:
وَلَنْ يَجْعَلَ اللهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلاً
Allah sekali-kali tidak akan memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang Mukmin. (QS an-Nisa’ [4]: 141).
Saat ini,
]ألقاهُ في اليَمِّ مكتوفاً وقال له: إيّاكَ إيّاكَ أن تَبْتَلّ بالماءِ[
Dia melemparnya ke laut dengan tubuh terikat dan berkata kepadanya:
Hati-hati, air itu akan membasahimu!
SWT telah mengingatkan kita dengan firman-Nya:
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
(Yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus. Karena itu, ikutilah dia, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain),karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kalian dari jalannya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kalian bertakwa. (QS al-An‘am [6]: 153).
Wahai Kaum Muslim di
Kita saat ini berpeluang untuk menjadi negara adidaya di dunia. Sungguh, umat Islam pernah menduduki posisi negara adidaya dunia selama berabad-abad ketika berada di bawah naungan satu negara (Khilafah). Allah SWT benar-benar telah menghendaki umat ini menduduki posisi tersebut, berdasarkan firman-Nya:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللهِ
Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kemakrufam dan kemungkaram, dan beriman kepada Allah. (QS Ali Imran [3]: 110).
Sesungguhnya Allah telah memuliakan kita dengan risalah Islam. Allah telah memerintahkan kita agar menjadi pemimpin dunia. Allah telah memuliakan kita dengan menjadikan negeri kita kaya akan berbagai kekayaan materi yang dibutuhkan oleh dunia. Allah juga telah menjadikan kita berada pada posisi strategis yang menentukan kepemimpinan dunia. Secara kuantitatif, jumlah (demografi) kita juga cukup untuk memimpin dunia. Ketika umat Islam memimpin dunia, umat ini tidak memimpin dunia untuk menumpahkan darah, merampok kekayaan alamnya dan menghinakan dunia. Namun, umat ini memimpinnya untuk mengubah dunia dari kegelapan menuju cahaya, dari kesesatan menuju petunjuk, dan dari kenestapaan menuju kebahagiaan. Allah SWT telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa risalah ini sebagai rahmat bagi seluruh dunia (rahmatan lil ‘alamin):
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Tiadalah kami mengutusmu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS al-Anbiya’ [21]: 107).
Lalu, apakah kita masih memiliki keimanan dan keinginan kuat seperti ini, dan bersedia menyambut seruan Rabb kita?
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا ِللهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul jika dia menyeru kalian pada suatu yang memberikan kehidupan kepada kalian (QS al-Anfal [8]: 24). []
KOMENTAR AL-ISLAM:
Reshuffle Abaikan Kesejahteraan (Republika.co.id, 8/5/2007).
Reshuffle memang tidak akan menjamin kesejahteraan rakyat selama kita tetap mempertahankan sistem yang kapitalistik.
Apa sih yang diharapkan dari pemerintah RI? mau ganti menteri kah, presiden+wakil presidenkah, atau bahkan anggota MPR+DPR sekalipun, seandainya sistem yang diterapkan masih sistem kafir, maka kehancuran tetap menanti. Seharusnya yang diganti itu sistemnya. Dari sistem kapitalis berikut derivatnya menjadi sistem islam. Allahuakbar!
Sebenarnya “mereka” semua sudah mengerti solusi, sudah sering diperingatkan oleh umat, tapi mereka bisu, tuli dan buta..
bongkar pasang menteri, pejabat, pemerintah..??? sampai kapan?? ccuaapek deh… Memang tidak ada teman abadi, yang ada adalah kepentingan abadi
yang diganti ga’ cukup dengan orang-orangnya tapi sistemnyalah yang harus diganti,yaitu dengan sistem islam dengan tegaknya daulah khilafah islam.
bongkar pasang kabinet adalah solusi…..?
ITU MIMPI
bongkar sistemnya, ganti dengan sistem Islam
ITU SOLUSI
“afaman assasa bunyaanahu ‘alaa taqwaa minallaahi waridhwaanin khoerun am man assasa bunyaanahu ‘alaa syafaa jurufin haarin fanhaaro bihii fii naari jahannam. wallohu laayahdil qoumadz adzoolimiin”