Mantan Sekretaris Jenderal Hizbullah Syaikh Subhi al-Thufaili memperingatkan fitnah antara Sunni dan Syiah, sementara sebelum dan setelahnya banyak ulama, syaikh dan partai yang memperingatkan fitnah tersebut yang dilakukan oleh Barat pada umumnya, dan Amerika pada khususnya.
*** *** ***
Nabi Saw bahwa beliau bersabda: “Fitnah itu tidur, dan Allah melaknat siapa saja yang membangunkannya.” (HR. Ar-Rafi’iy). Allah SWT berfirman: “Dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan.” (TQS. Al-Baqarah [2] : 191).
Akan tetapi, bagaimana kita mengukur berbagai hal dan bagaimana kita mencegah fitnah?
Tidak ada keraguan lagi bahwa tolok ukur kami dalam segala urusan adalah wajib berupa hukum syara’ dan hukum syara’ saja. Dan tidak ada keraguan lagi bahwa pencegah fitnah tidak ada lain selain terikat dengan perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-Nya. Sehingga membantu penjahat, Bashar al-Assad, adalah salah satu fitnah yang paling berbahaya, yang membuat kebencian, dendam dan kedengkian di antara kaum Muslim. Lalu, bagaimana bisa seorang Muslim yang melihat semua pembantaian dan semua penghancuran ini, kemudian ia memiliki posisi di samping rezim yang tidak ada kata-kata dalam bahasa apapun di dunia untuk menggambarkan kejahatan dan kekejamannya. Inilah apa yang diperingatkan oleh mantan Sekretaris Jenderal Hizbullah Syaikh Subhi al-Thufaili ketika ia meminta kaum Muslim untuk membela yang tertindas melawan penindas, dan ini adalah sikap Husain bin Ali as. terhadap penguasa Syam saat itu.
Kami di Hizbut Tahrir, meskipun kami paling tidak suka hal sektarian dan diskriminasi antara kaum Muslim, maka partai kami, Hizbut Tahrir telah mengadopsi hal itu dengan jelas dalam buku-buku dan buletinnya. Untuk itu kami mengatakan dengan sangat jelas bahwa siapapun yang meniupkan api sektarian antara kaum Muslim, siapapun dia, dengan tindakan, kata-kata atau saran, maka ia sedang melayani kaum kafir penjajah dan tujuannya, sama saja apakah ia tahu atau tidak, karena Barat secara keseluruhan sedang berusaha keras dengan cara tersebut guna menyiapkan bom sektarian yang mematikan untuk diledakkannya dengan keras dalam menghadapi Khilafah mendatang, dimana revolusi di negeri kami ini tidak akan pernah berakhir, dan tidak akan pernah berakhir pula pemerintahan diktator, keculai dengan tegaknya Khilafah, sebagaimana kabar gembira yang disampaikan oleh Nabi kita tercinta, Muhammad Saw.
Sehingga, siapapun tidak boleh terjerumus dalam perangkap yang dibuat untuk bangsa kami, karena akibatnya kami akan rugi dunia akhirat, na’ûdzu billâh (kami berlingdung pada Allah dari keburukan ini).
Berdasarkan hal di atas, kami katakana dengan jelas bahwa sebagian besar pergerakan yang dilakukan oleh beberapa partai dan kelompok, para politisi dan syaikh dari komunitas ini dan itu, tidak lain sebagian besarnya adalah untuk menarik saraf sektarian pada setiap ujung sebelum pemilihan parlemen berikutnya, karena semuanya bangkrut dari sisi pemikiran dan program politik, serta solusi masalah-masalah sosial di tengah masyarakat, sehingga jadilah kebanyakan masyarakat jijik dan muak terhadap partai-partai penguasa dan oposisi, atau yang sejenisnya. Oleh karena itu tidak ada lagi pilihan di depan mereka selain memainkan dengan manarik saraf sektarian untuk mengumpulkan masyarakat dan memobilisasinya, dan karena hal itu akan bergerak secara naluriah sehingga mengabaikan pemikiran. Akan tetapi, apakah boleh membiarkan semua hal dikendalikan sesuai keinginan mereka yang tengah memainkan darah kaum Muslim dengan madzhab ini dan itu?
Tentu tidak boleh, akan tetapi wajib atas mereka yang berakal dari umat ini, khususnya kami di Hizbut Tahrir agar menjelaskan kepada semua akan bahaya apa yang mereka lakukan, yaitu kehancuran dan tumpahnya darah tak berdosa, dan kami memperingatkan akan akibat dari semua itu, serta menjelaskan kepada mereka bahwa fitnah ini tidak lain hanya untuk melayani musuh umat Islam, lebih dari itu akan mengundang murka Allah SWT kepada kita, na’ûdzu billâh (kami berlingdung pada Allah dari keburukan ini). Sehingga bagaimana mungkin kami diam terkait hal ini, sementara Tuhan kami menyeru kami pada persatuan, menjauhi perpecahan, dan mengharamkan kami saling berperang?
Kami di Hizbut Tahrir, insya Allah, dalam beberapa hari mendatang akan sungguh-sungguh melakukan upaya dengan mengontak semua elemen masyarakat untuk mencegah fitnah, dan berusaha untuk menghindari meletusnya pertempuran sektarian antara kaum Muslim, dengan semua pikiran, usaha dan kekuatan yang kami miliki.
Kami terus memohon kepada Allah untuk membantu kaum Muslim, dan mengilhaminya agar terikat dengan syariah-Nya, serta menolong kami untuk menyatukan umat Islam di bawah bendera Nabi kita, Muhammad Saw. Allâhumma Amîn.
Dr Muhammad Jabir
Ketua Pusat Komisi Komunikasi Hizbut Tahrir Wilayah Lebanon
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 16/3/2013.