HTI Press. Sekitar bengawan solo setiap tahun ada ancaman bencana yang rutin terjadi. Banjir selalu menjadi cerita di bagian utara kecamatan Balen. Desa yang menjadi langganan diantaranya Desa Kedungdowo dan Pilanggede. Sebagai bentuk empati DPD II HTI Bojonegoro terhadap korban bencana di Balen mengadakan mental recovery di dua desa ini.
Kesempatan pertama diadakan di desa Kedungdowo. Acara dimulai dengan pandangan Yuyus selaku Kepala Desa Kedungdowo. Dia berharap kerjasama dengan HTI selama ini dapat terus berlanjut. Kerjasamanya tidak hanya berkaitan dengan bencana banjir karena dia tidak ingin desanya selalu banjir dan dapat bantuan tetapi kegiatan lainnya. Acara inti disampaikan Ketua DPD II HTI Bojonegoro Antok Edi Yulianto, SPd. Acara ditutup dengan pembagian bingkisan sejumlah 200 bungkus.
Kesempatan kedua diadakan di Pilanggede. Anggota tim yang datang kesana antara lain: Abu Yafi’ Romadhon, Rahmat Musa, M. Fadli, Shofi Azhari, Yanto. Ketika tim yang dikomandani Abu Yafi’ Romadhon sampai di lokasi, dibuat kaget oleh ulah tuan rumah. Tiba-tiba Rahmat Musa digandeng Bapak dari Sultonudin dan diajak menemui kyai setempat untuk minta ijin. Acara yang sedianya diadakan pada “Tahlilan” dimajukan dua hari dan tempatnya dipindah ke rumah Sultonudin. Pada sambutannya Kyai Rahmad menyatakan bahwa mengorganisasikan orang yang sudah berorganisasi itu melanggar undang-undang. Hal itu terucap karena ada pihak yang memanasi lingkungan setempat untuk menolak kegiatan HTI. Panasnya suasana dapat reda dengan antusias mereka mengikuti ceramah agama yang disampaikan Abu Yafi’ Romadhon dengan tema mensyukuri nikmat. Peserta yang hadir dibuat terperangah dengan data yang disajikan. Recovery mental di Pilanggede ini diakhiri dengan pembagian bingkisan sejumlah 65 bungkus. []MI DPD II HTI Bojonegoro