Halqah Islam & Peradaban HTI Malang: Krisis Kapitalisme Global, Harapan Hanya Pada Islam

HTI-Press. Tiga ratus kursi yang tersedia tidak cukup mengakomodasi antusiasme masyarakat untuk berpartisipasi dalam Halqah Islam dan Peradaban yang mengangkat tema “Krisis Kapitalisme Global, Harapan Hanya Pada Islam”. Acara tersebut diselenggarakan oleh DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Malang pada hari Ahad, 9 November 2008 di Aula SMKN 2 Malang.

Acara yang dimulai pukul 08.00 – 12.00 wib diawali dengan pemutaran film Krisis Kapitalisme Global ini mengahadirkan pembicara: (1) Muhammad Rahmat (Direktur Kajian Politik dan Ekonomi Strategis KSPEI Malang), (2) Prof. Dr. Munawar Ismail, SE, DEA (Guru Besar FE Universitas Brawijaya Malang), dan (3) Ust. Hisyam Hidayat, S.Ag (DPD I Jawa Timur)

Dalam sambutannya, Humas HTI DPD II Malang, Ust. Muhammad Sya’roni, mengatakan bahwa krisis keuangan global ini adalah fenomena rutin yang terjadi sejak abad 20 telah terjadi 20 kali krisis. Dan ini merupakan cacat bawaan dari sistem Kapitalisme yang menjadikan sektor riil sebagai indikator pertumbuhan ekonomi. Selain itu beliau juga memaparkan kecenderungan umat yang menginginkan syariah Islam sebagai aturan bernegara dari hasil beberapa survey dan yang terbaru dari survey yang dilakukan Al Jazeerah yang menunjukkan 85% responden mendukung Islam sebagai solusi krisis.

Muhammad Rahmat memaparkan kronologis terjadinya krisis keuangan global yang terjadi di AS. “Ada satu masalah yang tidak boleh kita abaikan, bahwa Kapitalisme telah membentuk masyarakatnya menjadi masyarakat yang konsumtif dan serakah,” ujarnya.

Prof. Dr. Munawar Ismail, SE, DEA mengungkapkan kebebasan individu dalam Kapitalisme mengakibatkan kekaburan antara kebutuhan (fitrah) dan keinginan (nafsu), sehingga keinginan yang tidak terkendali menjadi penyebab penting dari tidak seimbangnya alokasi sumber daya dan terdistorsinya pasar. Sistem yang tidak menempatkan individu ke dalam porsinya yang seimbang akan menciptakan kerusakan ekonomi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa krisis ekonomi yang terjadi di berbagai belahan dunia dan berlangsung selama abad 20 ini, bukan sekedar karena persoalan teknis ekonomi, akan tetapi lebih karena pondasi ekonomi kapitalisme yang rapuh- yang selanjutnya menghancurkan tiang penyangga ekonomi- yang bercampur dengan kerakusan dan ketamakan pelakunya. Paling tidak , ada 4 pondasi sistem ekonomi kapitalisme yang sangat rapuh yang telah menjadi biang kerok keguncangan ekonomi baik secara lokal maupun global, yaitu: Ekonomi berbasis moneter, Ekonomi berbasis Uang Kertas, Ekonomi berbasis hutang, dan Ekonomi yang berbasis investasi Asing,” ungkap Ustadz Hisyam Hidayat, S.Ag. Kerusakan ekonomi Kapitalisme tidak hanya disebabkan oleh individu-individu pelaku yang rakus, melainkan yang paling mendasar kerusakan itu berasal dari sistem Kapitalisme itu sendiri.

Solusinya adalah kembali kepada sistem Islam, dimana (1) sistem ekonomi Islam real based economy (ekonomi berbasis sektor riil). Keuntungan hanya diperoleh melalui jerih payah nyata (riil) dalam produksi barang atau jasa. (2) Kembali ke mata uang berbasis emas dan perak dan mengembalikan fungsi uang sebagai alat tukar saja, bukan sebagai komoditas. (3) Menghapus hutang luar negeri, karena Islam dengan tegas mengharamkan utang luar negeri dengan dua alasan utama, Pertama, karena utang itu pasti disertai syarat bunga, padahal Islam mengharamkan bunga (QS 2 : 275). Kedua, karena utang itu telah menghancurkan kedaulatan negeri penerima utang dan hanya menjadi jalan hegemoni penjajah kafir. Padahal hegemoni kafir atas umat Islam tidak dibenarkan (QS 4 : 141). (4) Dalam investasi asing untuk SDA, misalnya, Islam telah menetapkan bahwa SDA seperti emas, minyak, dan gas, adalah milik umum, bukan milik individu atau milik negara. Jadi, tambang tidak boleh diserahkan kepada investor untuk dieksplorasi dengan sistem bagi hasil. Yang benar, 100% hasil tambang adalah milik umum yang dikelola negara. Jika ada pihak swasta yang dilibatkan, itu sebatas kontrak tenaga kerja atau kontrak sewa peralatan yang dibayar sesuai jasa mereka. (Kantor Humas HTI DPD II Malang Raya)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*