Survei Global Obat-Obatan menemukan bahwa kaum perempuan dan anak-anak muda usia 16-20an adalah kelompok yang paling rentan, dan internet telah menggantikan jalanan sebagai pasar.
Satu dari lima pengguna narkoba di Inggris telah dimanfaatkan secara seksual yang paling rentan setelah alkohol atau penggunaan narkoba. Hasil temuan ini adalah salah satu hasil penelitian pada tahun 2013 dari Survei Global Mengenai Obat-obatan, yang dilakukan dengan bekerjasama dengan The Guardian, Mixmag dan Majalah GT, yang mensurvei lebih dari 7.000 pengguna.
Survei itu juga menunjukkan bahwa internet mulai menyaingi jalanan sebagai tempat untuk membeli obat-obatan terlarang, dimana 22% pengguna melaporkan bahwa mereka telah membeli obat-obatan terlarang itu secara online.
Tapi sejauh mana obat-obatan digunakan untuk mengambil keuntungan dari para pengguna menjadi perhatian khusus.
Dalam survei itu, 20% dari pengguna narkoba mengatakan bahwa mereka telah mengambil keuntungan secara seksual setelah alkohol atau penggunaan narkoba, dalam jawaban atas pertanyaan yang dilakukan secara terpisah, 14% dari mereka mengatakan telah diberi alkohol atau narkoba oleh seseorang yang mereka percaya memiliki niat untuk mengambil keuntungan dari mereka secara seksual, dan 2,4% mengatakan mereka telah melakukan hubungan seks tanpa mereka setujui karena dibius tanpa mereka ketahui.
Survei itu mengatakan bahwa “dimanfaatkan seksual” adalah jawaban tertentu pada pertanyaan atas masalah ini untuk memasukkan perilaku mulai dari kekerasan seksual hingga dan termasuk pemerkosaan. Frasa khusus ini digunakan untuk menghindari bahasa yang dapat menyebabkan stress pada responden, dan juga untuk menghindari bahasa yang berkaitan dengan tindak pidana tertentu, untuk mencoba mendapatkan tanggapan yang akurat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan narkoba secara sukarela maupun terpaksa dapat meninggalkan para pengguna pada risiko eksploitasi yang signifikan, dan harus menjadi faktor yang signifikan dalam pesan kesehatan masyarakat tentang narkoba, menurut Dr Adam Winstock, direktur survei dan konsultan psikiater dan dosen senior di King’s College London.
“Dimanfaatkan dan sementara berada di bawah pengaruh zat terlarang secara mengejutkan adalah hal umum dalam sampel ini,” katanya. “Temuan kami menunjukkan bahwa anda tidak perlu memiliki obat-obatan atau masalah alkoholisme untuk mengalami kerugian dalam masalah narkoba dan seringkali meningkatkan risiko diantara kelompok yang sudah paling rentan.
Lebih dari 22.000 orang di seluruh dunia telah menyelesaikan survey itu, yang dilakukan secara online. Para peserta direkrut melalui media, termasuk The Guardian, di berbagai negara, sehingga sampel itu adalah memilih dan mengidentifikasi diri, tapi tetap memberikan wawasan atas sikap para pengguna.
Kaum wanita tiga kali lebih mungkin melaporkan kekerasan seksual sebagai akibat dari penggunaan narkoba daripada kaum laki-laki, sedangkan responden yang lebih muda lebih berisiko: dimana kaum muda pada rentang 16 – 20- tahun dua kali lebih mungkin dimanfaatkan secara seksual dibandingkan yang berusia 21 – 30 tahun, dan tujuh kali lebih mungkin dibandingkan mereka yang berusia lebih dari 30 tahun.
Winstock mengatakan pesan utama bagi mereka yang menggunakan narkoba adalah untuk menjadi sadar akan risiko dan terlihat mengawasi orang lain.
“Hasil ini juga menyoroti bagaimana penggunaan narkoba dalam seting hubungan intim dapat meningkatkan risiko baik secara kekerasan secara oportunistik maupun secara terencana,” katanya. “Teman-teman harus benar-benar mengawasi satu sama lain, mereka berada dalam posisi terbaik untuk melihat risiko itu dan mengarahkan pasangan dari situasi dimana intoksikasi dan isolasi dapat membuat kekerasan seksual lebih mungkin terjadi.”
Hasil survei itu menunjukkan bahwa membeli obat secara online menjadi hal yang lebih utama. Pasar “Silk Road” online narkoba menjadi seterkenal eBay untuk penjualan obat-obatan: penegakan hukum tidak bisa melacak komputer para penjual atau para pembeli, dan transaksi bisa dilakukan secara anonim dan tidak bisa dilacak dengan mata uang online Bitcoin.
Namun, survei itu menunjukkan bahwa hal ini hanyalah aspek yang paling terlihat dari fenomena yang lebih luas. Hanya di bawah sepertiga dari responden yang pernah mendengar Silk Road, sementara 14% telah membuat account di situs tersebut dan melihat-lihat barang-barang. Namun, hanya 3% yang mengatakan mereka telah membeli narkoba dari situs itu- meskipun sejumlah angka yang sama telah mengambil narkoba yang dibeli oleh teman dari Silk Road.
Peredaran narkoba yang lebih luas secara online terjadi dengan kerahasiaan yang kurang ketat daripada yang dilakukan di Silk Road. Sebaliknya, hal ini bergantung pada kode tersembunyi di antara para pemasang iklan, penjualan kepada pribadi dan harga murah suatu barang yang mencurigakan, seperti: “flat untuk disewakan – £ 60 – mintalah kepada Charlie”.
Temuan ini juga menyoroti risiko dari alkohol dan tembakau, dua barang legal yang paling umum digunakan. Hanya di bawah 2% orang-orang yang minum alkohol dalam 12 bulan terakhir dilaporkan telah mengalami perawatan medis darurat sebagai akibat konsumsi narkiba, dibandingkan dengan dengan 0,4% pengguna kokain, 0,3% pengguna ekstasi, dan 0,2% perokok ganja.
Alkohol dan tembakau adalah obat-obatan yang orang paling ingin hentikan untuk mengkonsumsi: 40% perokok mengatakan mereka ingin mengurangi, dan 34% dari peminum mengatakan hal yang sama, diantara pengguna heroin (meskipun sampel hanya 65 pengguna) hanya 26% mengatakan mereka ingin mengkonsumsi lebih sedikit. (rz)
Sumber : Guardian