HTI Press, Surabaya. Frustasi usai menghadapi ujian nasional (UN), dua siswa SMP ini melampiaskannya dengan menenggak pil koplo. Bukannya lepas dari beban, dua ABG itu justru ditangkap polisi.(detik surabaya 26 /4/2013). Mungkin berita di atas merupakan gambaran sebagian dari kondisi pelajar pada saat ini yang mungkin apabila di data ada banyak kejadian. Oleh karena itu ratusan guru hadir dalam acara Forum Intelektual Guru (FIGUR) pada hari ahad (28/4) di Hall D asrama Haji Sukolilo.
Dalam acara Figur tersebut menampilkan dua pembicara yaitu M. Arodhi kepala bidang kurikulum LPI Al Hikmah dan Mohammad Ihsan Sekjend Ikatan Guru Indonesia. Dalam kesempatan pertama Arodhi menyampaikan tentang tiga pilar pendidikan yang pertama keluarga di mana peran keluarga dalam mendukung keberhasilan pendidikan, namun dengan sistem sekuler pada saat ini banyak sekali tayangan televisi yang menampilkan adegan kekerasan, merokok, gaya hidup hedonisme secara tidak langsung perilaku tersebut akan dicontoh oleh para pelajar. Yang kedua Arodhi menyampaikan tentang kelemahan lembaga pendidikan dalam membentuk karakter siswa, bahkan Arodhi menyampaikan bahwa kasus pelecehan seksual terjadi di lembaga pendidikan di mana kasus terakhir menimpa wakasek SMA negeri di Jakarta melakukan pelecehan seksual kepada muridnya dan yang ketiga masyarakat di mana masyarakat telah terjadi pergeseran paradigma hal ini tidak lepas sistem kehidupan kapitalisme yang dianut oleh masyarakat, mungkin kita masih ingat kasus contek massal yang terjadi di salah satu SD negeri di Surabaya di mana pelapornya malah dimusuhi oleh masyarakat, hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran sistem nilai di masyarakat bahwa perbuat menyontek yang buruk dianggap sesuatu yang legal dan biasa.
Sementara itu pada kesempatan yang kedua Ihsan menyampaikan bahwa Guru memiliki peranan penting dalam mengubah perilaku pelajar dalam proses pendidikan, Ihsan mencontohkan bagaimana Muhammad AL- Fatih menaklukkan Konstantinopel berkat gemblengan sang guru yaitu AA Syamsudin, tentunya hal tersebut terjadi karena negara menggunakan Islam sebagai ideologinya dan ujungnya adalah sistem pendidikan Islamlah yang diterapkan. Ihsan menyampaikan kenapa harus pendidikan Islam, karena sistem pendidikan Islam mampu membentuk generasi generasi yang handal seperti Ibnu Sina seorang yang ahli di bidang Kedokteran dan telah hafal Al-Qur’an sejak umur 5 tahun.
Di akhir sesi kedua pembicara sepakat bahwa sistem pendidikan yang baik tidak bisa lepas dari peran negara dan tentunya negara ini akan menjadikan baik apabila diterapkan syariat Islam dalam kehidupan bernegara. []eep