[BULETIN AL-ISLAM EDISI 377]
Akhir-akhir ini, masyarakat kembali digemparkan dengan kemunculan aliran sesat. Bak cendawan di musim hujan, kemunculannya semakin lama semakin banyak. Modus yang diangkat umumnya adalah mengaku ada nabi/rasul setelah Muhammad saw. Sebut saja Ahmadiyah yang mengimani Mirza Ghulam Ahmad sebagai rasul, kelompok Lia Eden yang mengaku mendapat wahyu dari Malaikat Jibril, dan baru-baru ini muncul kelompok yang disebut-sebut al-Qiyadah al-Islamiyah. Kelompok terakhir ini meyakini Rasulullah Muhammad saw. telah berakhir masa tugasnya sampai 1400 H. Ahmad Mushaddeq (pimpinan kelompok tersebut yang dulunya non-Muslim), mengklaim dirinya “Rasul Al-Masih Al-Mau’ud“. Dalam syahadatnya, mereka tidak mengakui Muhammad saw sebagai nabi/rasul. Mereka berkeyakinan bahwa al-Quran sekarang tinggal tulisan (bacaan)-nya, sedangkan jiwa (ruh)-nya sudah hilang sejak 1300 (seribu tiga ratus) tahun yang lalu. Mereka menyatakan: beribadah tanpa mengikuti Al-Masih Al-Mau’ud tidak akan diterima; shalat lima waktu tidak wajib; orang Islam di luar kelompok mereka dianggap kafir/jahiliah; dll. Hal-hal tersebut jelas-jelas menyimpang dari akidah dan hukum Islam yang qath‘i (tegas).
Menentukan Sikap
Memang, siapapun tidak boleh serampangan menuding suatu kelompok sesat. Perlu didudukkan makna sesat (dhalal) itu sendiri. Suatu paham dikatakan sesat jika bertentangan dengan akidah dan hukum-hukum syariah yang qath‘i. Suatu paham yang menyimpang dari rukun iman, rukun Islam, dan atau tidak mengimani kandungan al-Quran dapat dikategorikan sesat. Apalagi syahadatnya bukan syahadat Islam. Dilihat dari sudut ini, al-Qiyadah al-Islamiyah dengan keyakinannya seperti di atas dapat digolongkan kelompok sesat karena keluar dari akidah Islam. Pengakuan suatu kelompok atas seseorang sebagai rasul yang diutus dengan suatu syahadat adalah suatu bentuk kemungkaran yang merusak kesucian akidah Islam yang hanya mengakui Nabi Muhammad saw. sebagai nabi dan rasul terakhir, sebagaimana firman Allah SWT:
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kalian, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS al-Ahzab [33]: 40).
Imam ath-Thabari menafsirkan ayat tersebut antara lain dengan menyatakan, “Nabi Muhammad adalah Rasulullah dan penutup para nabi (khâtam an-nabiyyîn). Beliau adalah penutup kenabian (nubuwwah) sekaligus orang yang diberi cap kenabian. Atas dasar itu, kenabian (nubuwwah) tidak akan dibukakan kepada seorang pun setelah Beliau hingga Hari Kiamat.” (Ath-Thabari, Tafsîr ath-Thabari, XX/278).
Imam Ibnu Katsir menyatakan:
Ayat ini merupakan nash yang menunjukkan tidak adanya nabi setelah Nabi Muhammad saw. Jika tidak ada nabi setelah Beliau, apalagi seorang rasul. Sebab, kedudukan risalah (kerasulan) lebih khusus daripada kedudukan nubuwah (kenabian). Pasalnya, setiap rasul adalah nabi, dan tidak sebaliknya. Oleh karena itu, masalah ini telah disebutkan oleh hadis-hadis mutawatir yang diriwayatkan oleh mayoritas Sahabat dari Nabi saw…Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadis, dari Anas bin Malik, bahwa Nabi saw. pernah bersabda, “Sesungguhnya, risalah dan nubuwah telah terputus. Tidak akan ada rasul dan nabi setelahku.” [HR Ahmad] (Ibnu Katsir, Tafsîr Ibn Katsîr, QS al-Ahzab [33]: 40.
Hal senada disampaikan oleh Imam ath-Thabari (Tafsîr ath-Thabari, XX/278; Imam al-Baghawi (Tafsîr al-Baghawi, VI/358; Imam asy-Syaukani (Fath al-Qadîr, VI/52).
Pengakuan tentang nabi/rasul setelah Muhammad saw. ini pun menikam hadis-hadis Rasulullah saw., antara lain:
كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ اْلأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي وَسَيَكُونُ خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوا بِبَيْعَةِ اْلأَوَّلِ فَاْلأَوَّلِ أَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ
“Dulu Bani Israil diurus oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi meninggal, nabi yang lain menggantikannya. Sesungguhnya tidak ada nabi sesudahku dan akan ada para khalifah, yang berjumlah banyak.” Para Sahabat bertanya, “Lalu apa yang engkau perintahkan kepada kami?” Nabi saw. bersabda, “Penuhilah baiat yang pertama saja dan berilah mereka haknya. Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban mereka atas apa saja yang mereka urus.” (HR Sahih al-Bukhari, XI/271).
Hadis-hadis dengan redaksi dan pengertian senada juga diriwayatkan oleh para imam hadis yang lain. Semuanya menggambarkan bahwa Muhammad saw. adalah nabi dan rasul terakhir. Sesudah Beliau, umat dipimpin bukan oleh nabi atau rasul, melainkan para khalifah yang menerapkan Islam yang dibawa Rasulullah saw.
Ada Apa?
Kemunculan aliran-aliran yang menyimpang dari Islam penting untuk dicermati. Sebab, sering bukan semata-mata karena ajaran yang dikembangkannya, melainkan juga merupakan upaya untuk menghancurkan Islam itu sendiri. Ada beberapa hal yang menarik dicatat. Pertama: ada upaya stigmatisasi (cap negatif) istilah. Munculnya aliran-aliran tersebut selalu menggunakan istilah-istilah yang memojokkan Islam. Sebagai contoh, dulu sempat dimunculkan gerakan Komando Jihad yang ternyata sudah menjadi rahasia umum bahwa kelompok tersebut rekayasa intelijen pada masa Orde Baru. Dengan nama itu, istilah jihad dikotori sehingga umat Islam menjadi alergi terhadap istilah itu. Padahal jihad merupakan ajaran Islam yang mulia. Bayangkan, tanpa ajaran jihad, bagaimana mungkin para ulama menggerakkan rakyat hingga berhasil mengusir penjajah?
Belakangan dimunculkan istilah ‘Jamaah Islamiyah’ sebagai kelompok teroris. Dengan istilah tersebut, kelompok-kelompok (jamaah-jamaah) Islam distigmatisasi dan dicap negatif. Padahal istilah jamaah merupakan istilah bagi kesatuan umat. Karenanya, dapat dikatakan bahwa stigmatisasi istilah tersebut ditujukan untuk mencegah kesatuan umat dan agar umat menjauhi kelompok-kelompok yang memperjuangkan syariah. Di Jawa Barat bulan lalu muncul kelompok al-Quran Suci yang tidak mengakui hadis/sunnah Nabi saw. (inkar sunnah). Istilah ini akan dapat memunculkan stigma negatif terhadap al-Quran sebagai kitab suci. Kini, muncul kelompok ‘al-Qiyadah al-Islamiyah’ yang menyimpang. Istilah yang berarti kepemimpinan islami ini merupakan istilah yang baik. Umat pun sekarang merindukan adanya kepemimpinan Islam. Dengan munculnya kelompok dengan nama tersebut, jelas ada target untuk menjauhkan umat dari kepemimpinan Islam (qiyâdah islâmiyah) yang menerapkan Islam melalui stigmatisasi istilah.
Kedua: kemunculan aliran-aliran sesat tersebut menanamkan sikap saling curiga terhadap sesama Muslim atau kelompok Islam. Adanya sikap saling curiga ini akan mempersulit terjalinnya ukhuwah yang justru kini sedang dirajut.
Ketiga: adanya provokasi. Jika Pemerintah dan ulama tidak sigap dan bijaksana bukan mustahil kemunculan kelompok yang menyimpang dari Islam merupakan upaya provokasi agar terjadi bentrok fisik antar sesama Muslim. Di Jawa Barat sudah ada sebagian kaum Muslim yang telah mengumandangkan akan men-sweeping anggota kelompok Al-Qiyadah Al-Islamiyah. Bukan tidak mungkin ada salah tangkap atau salah sweeping. Jika ini terjadi, lagi-lagi umat Islam akan mengalami kerugian.
Keempat: umat perlu waspada dan cermat dalam menilai. Di antara ajaran yang dianut kelompok Al-Qiyadah Al-Islamiyah adalah mendirikan Negara Islam versi mereka bahkan mendirikan Khilafah ala mereka. Pertanyaannya, apa mungkin kelompok yang tidak mengaku Muhammad saw. sebagai rasul dan nabi terakhir, memandang al-Quran sudah hanya tinggal tulisan, menyatakan shalat tidak wajib dan bahkan menyimpang dari rukun iman, lalu memperjuangkan hukum Islam dan kepemimpinan Khilafah yang sesuai hukum syariah? Umat jangan terjebak menolak syariah (salah satunya kepemimpinan umat dalam Khilafah) yang diperintahkan Allah dan Rasul hanya karena adanya kelompok tersebut.
Kelima: sering munculnya aliran-aliran sesat tersebut mencerminkan Pemerintah tidak sungguh-sungguh menjaga akidah umat dan syariahnya. Padahal tugas penguasa Muslim (ulil amri) antara lain:
Mereka adalah pihak yang akan menjalankan lima urusan kita; menyelenggarakan shalat Jumat, jamaah, shalat Id, menjaga tapal batas negara, dan memberlakukan hudûd (hukum Islam). Demi Allah, agama ini tidak akan sempurna tanpa mereka (penguasa), meskipun mereka suka berbuat dosa dan zalim (Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Adab al-Hasan al-Bashri, hlm. 121. Lihat pula: Jâmi‘ al-‘Ulûm wa al-Hikam, II/117); pemeliharaan agama dan pengaturan dunia dengannya. (Al-Mawardi, Al-Ahkâm ash-Shulthâniyah, hlm. 5).
Karena itu, umat harus memiliki negara dan pemerintah yang benar-benar menjaga akidah dan menerapkan syariah.
Keenam: tidak menutup kemungkinan adanya skenario untuk menghancurkan Islam, mengadu-domba umat Islam, dan menjauhkan umat dari para pejuang syariah Islam. Menarik disimak pernyataan Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Prof. DR. Achmad Satori Ismail, “MUI sudah melakukan survei, ternyata aliran sesat yang akhir-akhir ini cukup marak itu merupakan skenario asing.”
Beliau menyebut kesimpulan MUI itu diperoleh dari temuan adanya pemimpin aliran yang tidak dapat membaca al-Quran. “Kami heran, lalu kami tanya pengetahuan pemimpin itu tentang Islam dan siapa yang membayarnya untuk menyebarkan aliran sesat, dia menyebut sebuah negara (asing),” ucapnya.
Wahai kaum Muslim:
Waspadalah! Umat Islam sedang terus dihancurkan. Isu war on terrorism yang diusung musuh-musuh Islam tidak mampu merobohkan Islam dan perjuangan penerapan Islam. Kini isu aliran sesat digulirkan untuk tujuan yang sama. Wallâhu a‘lam. []
Komentar al-islam:
Pemerintah Tak Akan Toleransi Aliran Agama Sesat (Republika.co.id, 30/10/2007).
Begitulah seharusnya sikap penguasa Muslim dalam melindungi akidah umat.
Jangan lupa ada induk dari segala paham/ajaran sesat.Paham ini bernama SEKULERISME!
assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu…
Hati2!!!!Sekarang telah bermunculan aliran2 sesat yang
bisa menghancurkan ISLAM. Agama2/aliran2 apa saja yang tidak berpedoman pada Al-qur’an dan Sunnah Rasul SAW adalah SESAT
Ya…ya begitulah seseorang mengaku menjadi nabi dan menerima wahyu. Bukankah Nabi Muhamad itu penutup para nabi dan sesudahnya kelak hanya kekhilafahan. Tidak ada lagi nabi setelahnya.
Kita kuatkan dan mengerti sebetul – betulnya akan Islam. Kita menyadari bahwa Allah SWT tidak akan pernah merubah wahyu atau ketetapan-Nya di dalam Al Quran.
Berpeganglah pada Al Quran dan As Sunnah. Insya Allah kita akan selalu di lindungi dari godaan syaitan yang terkutuk baik berwujud manusia maupun jin. Amin
kemungkinan akan ada lagi hal serupa jika ini dibiarkan, mari pererat ukhuwah umat. allah akbar
Umat Islam sedang skenario penghancuran Kafirun. Gagal dengan Isu war on terrorism , Kini isu aliran sesat digulirkan untuk tujuan yang sama. Waspadalah!
Kalo gak makar asing,yang tujuannya untuk membentuk opini negatif terhadap gerakan dakwah, biar masyarakat jadi takut buat gabung ke gerakan/harakah yang memperjuangkan penerapan syariat islam secara kaffah, pasti tu orang stress, gara2 dy ga menemukan kepuasan ketika pengkajian tentang islam, so carilah tempat dimana kalian bisa mengkaji islam dengan sepuas-puasnya. SMANGAT Allahu Akbar………
assalamu’alaikum,wr,wb.ana setuju buanget dengan sobat2 yang uda ngasih komentar diatas.org2 kafir tdk akan pernah tidur sebelum mereka bs menghancurkan islam.but,that’s IMPOSIBLE….coz ALLAh swt jg tdk pernh tidur n tdk akan membiarkan agama yang suci ini ternodai.insya ALLAH KHILAFAH AKAN TEGAK KEMBALI.AMIIN.
assalamu’alaikum
subhanallah!!!upaya orang2 kafir yang ingin memecahbelah umat ini begitu dasyatnya.kita harus bener2 waspada terhapad provokasi orang2 kafir barat…
sungguh hanya khilafah semata yang dapat menjawab permasalahan ini. Allah Akbar
Khalif Tu’raf, nyelenehlah supaya terkenal
Wa makaruu wa makaraLLah, waLlahu khairul maakiriin…
Saya sich gak banyak angkat bicara. Shalat 5 waktu, meyakini rukun Iman, dan rukun Islam saja dech.
Asslamualaikum..Wr..Wb..Saya fikir sharusnya MUI lbh tgs dlm menghadapi mslh ini.Keluarkan fatwa halal bagi darah org2 yg tlah menodai kesucian agama islam.Negara ini memang bukan negara islam tetepi negara ini adalah negara yg mayoritas masyarakatnya beragama islam.Musuh dalam selimut seperti mereka lebih berbahaya daripada org2 kafir dan yahudi yg jelas2 memusuhi islam.
assalamu’alaikum wr.wb
bermunculannya aliran sesat……..oleh karena itu dibutuhkan penanaman staqafah islam yang kuat pada diri kita, agar tidak terkecoh. kita harus jeli, karena kafir asing akan memikirkan cara lain, jika dengan “aliran sesat ini” perjuangan penegakan syari’ah dan khilafah tetap dikumandangkan.ALLAHUAKBAR………….3X
sesat sebearnya tidak hanya dalam peribadahan mahdhoh tapi juga pandangan hidup. Sosialis dan kapitalis adalah cara padangan hidup yang SESAT.
iya tuh…..
bannyak banget sih aliran sesat..
aliran sesat itu muncul dari dangkalnnya keimanan, kurangnnya ilmu agama dalam dirinnya
Assalamu’alaikum
Alqiyadah bukan aliran sesat, tapi aliran yang menyimpang dari kaidah Islam sebab tidak mengakui Rasulullah Muhammad sbg khatam nubuwah,SESAT itu bisa kita katakan BUTA barang siapa buta didunia maka lebih buta lagi diahirat jadi yang perlu dikaji mengapa kita BUTA ?????????
ya allah bagus sekali analisa antum,saya emang percaya temen2 HT memang pinter.umat merindukan kepemimpinanmu.kami siap membantu perjuanganmu.
Wahai Saudaraku…Sadarilah dan senantiasa waspada bahwa sejatinya musuh bersama umat Islam adalah kaum kuffar yang selalu,tak kenal lelah membuat makar2 atas umat Nabi Muhammad saw ..!!
Mari kita satukan visi& misi kita dalam perjuangan untuk meninggikan Kalimatullah dengan mendirikan kembali NEGARA KHILAFAH RASYIDAH ISLAMIYYAH yg akan menerapkan SYARIAH ISLAM yg AGUNG.
ALLAHU AKBAR..!!!