Rapat Umum yang Digagas Hizbut Tahrir Membahas Perang Antar Geng Telah Membuat Politisi Denmark Marah dan Berencana adakan Acara Tandingan
Umat Islam di Denmark dengan dimotori Hizbut Tahrir Denmark pada Ahad (14/04) menyelenggarakan pertemuan umum di Nørrebrohallen, Kopenhagen. Sebagaimana yang dilansir www.politiken.dk (14/04) fokus pembicaraan rapat umum ini mengenai perang antar geng. Acara berjudul ‘Bagaimana Islam Mengatasi Konflik Perang Antar Geng’.
Acara ini membuat gerah para politisi yang ada di Dewan Kota Kopenhagen. Para politisi itu menganggap Hizbut Tahrir akan menggunakan pertemuan besar ini sebagai kedok untuk merekrut anak-anak muda untuk masuk ke dalam organisasi itu.
“Sebagai sebuah masyarakat, kami perlu untuk berdiri bersama-sama untuk mengatasi masalah perang antar geng sambil memberikan anak-anak muda suatu alternatif yang jelas dan menarik. Kami harus menjelaskan bahwa di Kopenhagen kami memiliki komunitas yang demokratis yang kuat dan inklusif, di mana kami dapat menawarkan pelatihan, pekerjaan dan peluang olahraga, yang baik bagi anak-anak muda. Hizbut Tahrir tidak pernah punya hak untuk memecahkan masalah anak-anak muda, “kata Anna Mee Allerslev, Walikota Kopenhagen Urusan Pekerjaan dan Integrasi.
Walikota Hadir Dalam Pertemuan
Walikota menemukan sebuah poster bagi pertemuan besar pada hari Rabu malam, yang digantung di suatu wilayah di Blågårds Square. Dia ikut hadir dalam pertemuan yang diadakan Hizbut Tahrir.
“Saya muncul, bukan karena saya setuju dengan Hizbut Tahrir, tetapi karena saya ingin mendengar argumen dan pendapat dari pembicara kepada para hadirin. Tentu saja saya berharap yang terbaik, namun saya juga tahu bahwa Hizbut Tahrir adalah organisasi yang bekerja menentang integrasi. Mereka sebelumnya telah mendesak penduduk setempat untuk tidak memilih dalam pemilu kita yang demokratis. Dan bagi saya sebagai seorang demokrat dan politisi radikal, ini bukanlah titik awal yang konstruktif untuk memecahkan masalah sosial kita, “kata Anna Mee Allerslev.
Partai Rakyat Denmark (DF) Menuntut Pelarangan Pertemuan
Sementara itu, Partai Rakyat Denmark, yang dikenal sebagai gerakan ultra-konservatif dan gerakan yang fanatic mengeluarkan kecaman yang lebih keras melawan kelompok-kelompok Islam.
“Nilai-nilai mereka bertentangan dengan nilai-nilai yang ada di Kopenhagen, sehingga benar-benar tidak cocok bagi mereka berada di Kopenhagen,” kata Finn Rudaisky dari Dewan Kota Kopenhagen, mengacu pada pertemuan besar yang diadakan di Nørrebrohallen pada ahad .
Pada minggu ini, dia telah membuat proposal untuk melarang Perkumpulan Masyarakat Islam untuk menggunakan tempat di Gedung Walikota Kopenhagen untuk kegiatan pertemuan umum.
“Saya berharap kami dapat meyakinkan masyarakat bahwa penting tidak hanya untuk mengambil jarak secara verbal, tetapi juga uang para pembayar pajak penduduk Kopenhagen seharusnya tidak untuk membiayai kegiatan-kegiatan semacam ini,” kata Finn Rudaisky kepada ABC News.
Walikota Rencanakan Pertemuan Tandingan
Walikota untuk Urusan Pekerjaan dan Integrasi, Anna Mee Allerslev, tidak ingin melakukan cara yang sama dengan yang dilakukan Partai Rakyat Denmark.
“Denmark adalah negara dengan aturan hukum yang demokratis. Terlepas dari apa yang saya anggap tentang Hizbut Tahrir dan metode mereka, itu adalah sebuah organisasi yang sah, dan saya tidak akan membantu melanggar aturan demokrasi kita,” kata Anna Mee Allerslev.
Bersama dengan Walikota Urusan Kesehatan dan Perawatan Ninna Thomsen (SF), dia akan segera merencanakan sebuah pertemuan umum alternatif, di mana tujuannya adalah untuk menciptakan tandingan pertemuan Hizbut-Tahrir. Berbagai pemangku kepentingan dan para ahli harus dilibatkan, dan warga dan anak-anak muda juga diundang.
“Adalah penting bahwa kita merespon dengan alternatif yang jelas dan cepat untuk kaum muda. Oleh karena itu, kita sekarang sedang mengatur pertemuan umum untuk memastikan bahwa anak-anak muda memiliki alternatif yang jelas atas Hizbut Tahrir,” kata Anna Mee.
Ketika Pemuda Muslim Terbunuh Kenapa Walikota Diam ?
“ Ketika pemuda muslim ditembak di Tingbjerg dan Nørrebro kenapa pejabat Walikota diam,tapi ketika Hizbut Tahrir bekerja keras memberikan solusi Islam tentang perang antar gang di Denmark, kenapa mereka bereaksi seperti orkesta ?”, tanya aktivis Hizbut Tahrir Denmark. Aktivis ini mempertanyakan pejabat walikota yang mengecam pertemuan membahas perang antar gang yang digagas Hizbut Tahrir.
Sebaliknya Presiden Asosiasi Orang Tua di Norrebro mengakui peran Hizbut Tahrir di wilayah itu yang mampu menurunkan kejahatan antar geng. “Mereka (Hizbut Tahrir) telah mempengaruhi para pemuda dan membantu mereka membangun gaya hidup baru secara total. Mereka melakukan hal yang gagal dilakukan oleh kelompok lain. Mereka mengatakan para pemuda tidak boleh kehilangan identitas Islam mereka, dan saya setuju tentang ini. Mereka berdialog secara bijak dan intelektual dengan para pemuda di jalan-jalan, mereka bekerjasama satu sama lain untuk mengeluarkan para pemuda dari kegiatan kriminal,”.
Dalam sebuah wawancara dengan mantan pelaku kriminal, dengan tegas mengatakan nilai-nilai Baratlah yang telah membuat mereka terjerumus dalam kejahatan, gagasan ini pula yang berulang-ulang disampaikan oleh Hizbut Tahrir.
“Kami membuat masalah, karena kami dipaksa untuk beintegrasi dengan nilai-nilai Barat yang dipaksakan dari atas. Kami berpikir akan sangat senang memiliki mobilkeren, rumah mahl, uang dan segala macam barang-barang material, pada saat yang sama sulit untuk mendapat pekerjaan karena kemusliman kami. Nah untuk mencapai hal-hal kebahagiaan (ala nilaiBarat) itu kami terpaksa melakukan kejahatan,” jelas Ali. (mediaumat.com, 3/5)