HTI Press. Suasana mendung masih menggelayuti Kota Sorong setelah semalaman diguyur hujan. Namun ini menjadi keuntungan tersendiri, karena suasana menjadi teduh. Berbondong-bondong peserta mulai berdatangan sejak pukul 08.00 WIT ke perhelatan Muktamar Khilafah, Ahad (12/5) di Gedung Al Akbar Convention Center, Sorong, Papua Barat.
Bahkan peserta yang berasal dari Kabupaten Sorong (SP 1, SP 2, SP 3, dan Aimas) sudah berdatangan menggunakan 2 bus. Ibu-ibu dari majelis ta’lim yang ada di Kota Sorong pun mulai berdatangan secara bergelombang.
Tidak ketinggalan ibu-ibu Majelis Ta’lim dari Pulau DOM, meskipun harus menyebrang pulau dengan menggunakan perahu, mereka tetap antusias untuk menghadiri Muktamar Khilafah yang diadakan oleh DPD I Hizbut Tahrir Indonesia Prov. Papua Barat.
Alhamdulillah…jam 09.00 acara dimulai, Gedung Al Akbar Convention Center yang berkapasitas 750 orang telah dipenuhi para peserta Muktamar Khilafah. Hadir di antara para peserta Muktamar Khilafah sebagai undangan: Pimpanan Daerah Muhammadiyah Kota Sorong, Ketua MUI Kota Sorong, Panglima Suku Buton Se-Provinsi Papua Barat, dan para ketua pengurus masjid yang ada di kota Sorong.
Para peserta mengikuti dengan seksama seluruh rangkaian acara. Dan semangat yang ada terus menggelora, dipompa oleh MC Muhammad Yasin.
Syamsuddin Ramadhan Al Nawiy yang mewakili DPP Hizbut Tahrir Indonesia memaparkan dengan baik pidato politik yang disampaikan. Sehingga ketika ia bertanya, “Apakah para peserta yang hadir di sini siap menerapkan syari’ah dan Khilafah? Apakah peserta yang hadir di sini siap untuk bergabung bersama Hizbut Tahrir?” Para peserta menjawab dengan teriakan, “Siaaaaapp…!!!!” Alhamdulillah..gemuruh takbir bergema menyambut seruan penegakan syari’ah dan Khilafah di timur Indonesia ini.
Di belakang Layar
Siapa yang mengira kalau even akbar berskala nasional, Muktamar Khilafah di kota Sorong ini hanya digawangi sepuluh ikhwan dan 15 akhwat. Ya, sungguh kerja keras dan pertolongan Allah-lah yang membuat semua ini bisa terwujud.
Mereka dituntut untuk mampu menyebarkan opini dan mengundang seluruh kaum muslimin di Kota dan Kabupaten Sorong. Tantangan terberat yang dirasakan adalah opini bahwa Islam di Sorong adalah minoritas sehingga memunculkan rasa takut pada sebagian umat Islam untuk menunjukkan eksistensi Islam secara hakiki.
Ada hal menarik ketika akan memasang baliho berukuran 5 x 4 meter di terminal Kota Sorong. Ternyata baliho ini adalah baliho terbesar yang pernah dipasang di Kota Sorong. Ditambah lagi, baliho ini dipasang berhadapan dengan salah satu gereja terbesar di Kota Sorong.
Alhamdulillah…baliho terpasang dengan gagahnya, seolah ingin menunjukkan semangat yang besar dari kaum muslimin untuk kembali kepada hukum Allah SWT. Salah satu pengguna jalan yang lewat pun berkomentar: “Saya terharu dan merinding melihat dan membaca baliho ini.”
Perjuangan tidak berhenti sampai di situ saja, kontak ke berbagai kalangan masyarakatpun dilakukan secara masif. Ada kisah menarik ketika seorang aktivis mengontak penjual nasi goreng.
Ternyata penjual nasi goreng yang bernama Harto ini bukan hanya membeli tiket tetapi juga ingin bergabung dengan HTI Sorong. Lebih dari itu, Harto pun berhasil mengajak 32 temannya. Ia pun meminta ikat kepala, bendera Ar Raya dan Al Liwa untuk konvoi ketika berangkat menuju Muktamar Khilafah.
Sedangkan seorang ibu rumah tangga dari kepulauan Raja Ampat, yang dikontak akhwat menyatakan: “Saya dari kampung, tidak tahu perkembangan zaman, tapi dari penyampaian pemateri tadi saya menjadi sadar, terharu, merinding dan menangis. Insya Allah kami siap memfasilitasi Tabligh Akbar di bulan Ramadhan nanti di kepulauan Raja Ampat.”
Insya Allah Muktamar Khilafah kali ini benar-benar menjadi tanda bahwa fajar kemenangan umat Islam Al Khilafah Al Islamiyyah akan segera terbit dan fajar itu akan terbit dari timur Allahu Akbar..!!![]Uja/Joy
Baca laporan di atas saja, ikut merinding dan haru. Subhanallah