Sukseskan Muktamar Khilafah, Sekitar 30 Ribu Warga Sumut Padati Stadion Teladan

Muktamar Khilafah Sumut (26/5)

Peserta Muktamar Khilafah yang ditargetkan sebesar 20 ribu orang ternyata membludak, diperkirakan mencapai 30 ribu orang sehingga panitia terpaksa menyiapkan kursi khusus untuk peserta yang  tidak tertampung di balkon tempat duduk.

Sengatan sinar matahari yang pada hari itu sangat terik tidak menyurutkan peserta untuk mendengarkan pidato dan orasi politik para tokoh pengusung penegakan syariah dan khilafah, Ahad (26/5) di Stadion Teladan, Medan.

Muktamar yang dipandu dai kondang Hari Moekti yang mantan penyanyi rock itu, berlangsung meriah. Penampilan sejumlah pelajar dalam sebuah aksi teatritikal yang menggambarkan kondisi umat Islam dunia saat ini menjadikan acara itu semakin menarik. Rempag bedug pun membuat acara menggemuruh.

Pekikan takbir dan seruan penegakan syariat Islam kerap menggema di dalam stadion kebanggaan warga Kota Medan itu. Panji-panji kebesaran Islam (bendera liwa dan roya) berkibar menyemarakkan kerinduan atas syariat Islam.

Sejumlah orang dengan latar belakang suku yang berbeda, ragam profesi mulai dari pelajar, mahasiswa, dosen, pegawai swasta, pegawai negeri, buruh, karyawan swasta, pengusaha hingga pensiunan, santri, tokoh masyarakat dan ulama, larut dalam kegiatan tersebut.

Diantara peserta, ada yang sudah uzur namun tetap “memaksakan” diri untuk ikut memberi andil bagi perjuangan Islam. Bahkan ada beberapa diantaranya rela bersusah payah dengan kursi rodanya untuk sekadar hadir pada acara itu.

Sejumlah anak-anak mulai dari usia batita hingga menjelang remaja turut memadati lokasi acara bersama ibunya. Beberapa wanita hamil juga terlihat bersemangat mengayun-ayunkan liwa dan roya sebagai bentuk dukungannya terhadap kembalinya kejayaan Islam.

Di bagian luar stadion, tampak berjajar berbagai jenis kendaraan mulai dari roda dua, roda tiga hingga roda empat. Ribuan sepeda motor  dan beca bermotor terparkir rapi di sisi badan jalan. Demikian juga mobil angkutan umum, mobil pribadi hingga odong-odong  memenuhi ruas jalan sehingga arus lalulintas terlihat sangat padat.

Banyak juga diantara peserta yang “terpaksa” memarkirkan kendaraannya di halaman parkir sebuah pusat perbelanjaan modern yang lokasinya tidak jauh dari stadion. Sementara itu petugas dari Dinas Perhubungan dan Kepolisian aktif mengatur lalulintas di kawasan tersebut.

Terlihat juga sejumlah orang dari unsur panitia dengan menggunakan seragam tertentu terlihat sibuk membantu petugas melancarkan arus lalulintas. Sebagiannya mengatur kendaraan yang akan parkir di sekitar kawasan itu.

Stand bazar yang dikelola panitia juga terlihat ramai dikunjungi. Beragam produk dijajakan, mulai dari madu, obat herbal, tabloid, buku dan pakaian ditawarkan dengan harga khusus. Pedagang asongan dadakan pun tak ketinggalan. Aneka makanan dan minuman penghilang lapar dan dahaga disajikan. Aneka permainan anak juga terlihat berjajar menyemarakkan areal taman yang berada persis di depan stadion.

Matangnya persiapan terlihat pula dari kesiapan panitia dengan menyediakan tim khusus kesehatan untuk mengantisipasi jika ada peserta yang membutuhkan perawatan. Sebuah ambulance Mer-C juga terlihat standby di lokasi itu.

Acara Dimulai

Luapan peserta memadati Stadion Teladan Medan berlangsung sejak pukul 07.30 WIB. Antrian semakin panjang dan padat ketika acara akan dimulai pukul 08.30 WIB. Meski saling berhimpit, namun peserta terlihat tertib menunggu giliran masuk ke ruangan masing-masing sesuai jenis tiket yang dimiliki. Tak terdengar keributan diantara keramaian itu.

Meski acara telah dimulai, “banjir” peserta tak kunjung surut sehingga panitia harus menyiapkan tempat khusus di pinggiran lapangan utama. Padahal, rencana awalnya lokasi itu disterilkan dari peserta, namun karena jumlah peserta terus bertambah, akhirnya panitia harus merelakan pinggiran lapangan itu dipadati pengunjung.

Dipayungi sobekan kertas karton bekas wadah minuman, peserta yang didominasi kaum peremuan itu rela berpanas-panas mendengarkan orasi tokoh, mulai dari sambutan pengurus daerah HTI Sumatera Utara yang disampaikan Irwan Said Batubara serta orasi yang disampaikan Fatih al Malawy dan Musa Abdul Gani.

Kemudian orasi Ketua Hizbut Tahrir Malaysia Abdul Hakim Othman dan terakhir pidato politik oleh Ketua Lajnah Faaliyah DPP HTI Muhammad Rahmat Kurnia.

Acara spektakuler  itu berakhir sekitar pukul 12.00 WIB diiringi dengan refleksi yang disampaikan Musdar Syakban dan doa oleh Selamet Riyadi. []Ngatirin/Joy

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*