Pertemuan Hizbut Tahrir di Bangladesh di Bawah Perlindungan Polisi

Para pemimpin Hizbut Tahrir yang telah dilepaskan setelah baru-baru ini mereka ditahan atas dugaan militan, menggelar diskusi di tengah-tengah perlindungan polisi di kota Rajshahi, Sabtu, 15/10/08. “Masa Depan Politik dan Ekonomi Bangladesh: Kebutuhan Khilafah” merupakan tema yang diangkat dalam perbincangan kelompok ini. Selain di Rajshahi, acara serupa juga digelar di Kota Dhaka. Acara tersebut sebagai rangkaian dalam kampanye mereka dengan tema “Khilafah: Hanya Sistem Kepemimpinan dan Pemerintahan yang Benar untuk Negeri”.The Daily Star memberitakan acara di Rajshahi, bahwa gerakan ini mengancam akan meluncurkan sebuah gerakan untuk menentang pemerintahan yang dicap sebagai perantara kekuatan kapitalis.

Koordinator Hizbut Tahrir Bangladesh Kazi Morshedul Haque, anggota senior Ahmed Zamal Iqbal, para anggota Moniruzzaman Masud dan Masud Kausar dan anggota lainnya ambil bagian dalam pertemuan ini.

Sepuluh orang diantaranya, termasuk Iqbal, Moniruzzaman dan Kausar ditahan pada 18 September lalu, yang kemudian dilepaskan dua pekan berikutnya. Polisi mengatakan tak menemukan suatu tuduhan atas mereka.

Para pembicara mengatakan sudah 37 tahun lewat Bangladesh telah melihat aturan demokrasi, diktator, militer dan aturan darurat. Di dalam sistem-sistem tersebut para politisi dan para elit berkuasa dan tirani. Mereka tidak terikat oleh aturan yang akuntabel. Mereka tak bertanggung jawab pada rakyat.  Selain itu saat ini para elit penguasa itu melayani kaum imperialis apakah dalam sistem demokrasi, diktator, militer, ataupun darurat.

“Di bawah sistem ini siapa pun mendatangkan aturan yang selalu memastikan bahwa kolonialis mendominasi setiap urusan kita,” kata Mohiuddin Ahmed, Koordinator Jurubicara Hizbut Tahrir Bangladesh. (Syabab.Com, 17/11/08)