HTI-Press. Isu terorisme pasca eksekusi Amrozi dkk diperkirakan tidak akan surut. Itu wajar karena dengan dilakukannya eksekusi terhadap tersangka Bom Bali 1 itu, maka berarti menutup siapa master mind atau pelaku utama yang sesungguhnya dari peristiwa Bom Bali 1 dan bom lainnya. Ketika pelaku utamanya belum terungkap, maka kasus terorisme akan terus dimainkan di negeri ini.
Demikian inti dari diskusi Halqah Islam dan Peradaban, bertema Pasca Eksekusi Mati Amrozi dkk; Terorisme Akan Berhenti? yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia di Auditorium Wisma Antara, Jakarta Selatan, Kamis (20/11). Acara tersebut menghadirkan pembicara Ahmad Michdan (Tim Pengacara Muslim), Herman Ibrahim (Pengamat Intelijen) dan M Ismail Yusanto (Juru Bicara HTI).
Sejumlah tokoh Islam dan nasional hadir dalam halqah edisi 3 (tiga) itu, di antaranya: AM Fatwa (Ketua MPR), Tyasno Sudarto (mantan KASAD), Bambang Setyo (Ketua Presidium Masyarakat Peduli Syariah), Masdun Pranoto (tokoh Al Irsyad), Fikri Bareno (sekjen Al Ittihadiyah), Amin Lubis (Ketua DPP Perti) dan sejumlah tokoh Nisa dari Aisyiyah, Muslimat DDII dan lainnya. Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia, KH Hafidz Abdurrahman, membuka acara itu sekaligus melaunching Tabloid Media Umat, media untuk memperjuangkankan kehidupan Islam.
Dalam kesempatan itu Ismail Yusanto mengatakan, bahwa isyu terorisme ke depan itu sangat tergantung kepada sikap pemerintah sendiri apakah berkehendak mengungkap siapa sesungguhnya master mind dari bom Bali dan bom selanjutnya seperti bom Bali. Karena yang paling berbahaya, katanya, ketika setelah eksekusi itu dilakukan maka seolah-olah telah tuntaslah persoalan terorisme di Indonesia karena pelaku utama eksekusi telah dihukum. “Ini berbahaya karena nanti ada opini di masyarakat bahwa Amrozi itu pelaku utama dari teroris itu,” ujar Ismail di depan lebih dari lima ratus peserta Halqah.
“Ada kepentingan Barat terutama Amerika untuk membenarkan perang melawan terorisme dengan adanya bom itu,” ujar Herman Ibramim membenarkan. Karena itu berbagi konspirasi dilakukan Amerika untuk mencapai tujuannya, yaitu melakukan dominasi di dunia Islam. Konspirasi global itulah yang menyebabkan Indonesia tunduk kepada kekuatan global. “Akibatnya terjadilah diskriminasi terhadap umat Islam,” ujar Herman lagi.
Ahmad Michdan mengatakan, memang telah terjadi diskriminasi dalam penanganan kasus kejahatan di negeri ini. Ketika ada suatu tindakan kekerasan dan korbannya bukan Muslim maka pelakunya yang kebetulan Muslim langsung disebut teroris, dengan menggunakan UU teroris.
Sementara ketika ada tindak kekerasan dan korbannya Muslim dengan jumlah yang sangat banyak, dan pelakuknya bukan Muslim, tidak pernah mereka disebut teroris. “Kita lihat kenapa kejadian pembantaian umat Islam di Poso dan Ambon, pengusutannya tidak dikenakan UU terorisme seperti peristiwa bom Bali 1,” ujarnya. Ini menunjukkan, lanjutnya, penggunaan UU Terorisme diskrimiantif dan cenderung menyudutkan umat Islam.
Ismail menjelaskan, war on terorism itu adalah kedok untuk maksud sesungguhnya yakni war on Islam. Kenapa? Karena, menurutnya, kalau terorisme itu suatu usaha individu atau kelompok untuk mencapai tujuannya dengan kekerasan, maka mestinya individu, atau kelompok bahkan negara yang melakukan hal itu disebut teroris.
Faktanya tidak. Imam Samudra dkk dianggap teroris karena meledakkan sepenggal jalan di Legian Bali dengan tiga ton bom karbit, tapi Bush yang telah meledakkan bukan hanya sepenggal jalan tapi seluruh Baghdad bahkan negara Iraq, dan mengakibatkan bukan hanya seratus orang yang meninggal tapi ratusan ribu orang, itu tidak disebut teroris. “Makanya isu ini akan terus dimainkan. Karena ini sebagai legitimasi untuk mengintervensi dunia Islam,” terang Ismail.
Jika pemerintah memang benar-benar ingin membongkar pelaku sebenarnya BOM BALI maka disitulah letak keseriusannya. Pemerintah tidak boleh membuat standart gandha jika benar-benar ingin membongkarnya. Target dari kasus BOM BALI jelas-jelas adalah stigmanisasi terhadap kaum muslimin yang ingin menegakkan syareah dengan membuat stereotype atau prejudice bahwa kaum muslimin yang ingin menerapkan sekaligus menegakkannya adalah TERORIS. AS menjadi Komandan yang memiliki otoritas penuh untuk memberikan cap TERORIS kepada suatu negara atau perseorangan tanpa ada upaya kritis untuk melihat apa yang sebenarnya menjadi rekayasa politik dari setiap kejadian atau peristiwa di berbagai negara. Sungguh ini adalah tipu daya AS terhadap kaum muslimin agar kaum muslimin menggunakan standart nilai-nilai atau opini yang dikembangkan oleh Para Kapitalis Laknatulloh tersebut. Bukankah jelas-jelas AS adalah TERORIS NEGARA yang menghancurkan dan membombardir IraQ dengan BOM BIOLOGIS-nya. Membombardir Afghanistan. Mari kita lawan perang stigmatisasi yang dilancarkan oleh AS ini dengan berjuang menegakkan syareah dan khilafah. Allohu AKbar 3X.
salah satu PR besar umat islam hari ini: menjernihkan definisi teroris/terorisme kepada dunia.
HTI kritik sedikit….even ini kayaknya bagus, tapi karena harus hubungi contact person nya dulu sebelum acara, yang mana saya coba berkali – kali dalam 2 hari baik Civic dan Pak Jatmiko dan gak tembus – tembus akhirnya jadi gak bisa hadir.
Lain kali tolong dong contact personnya yang jelas, katanya boleh buat siapa saja tapi kalau begini terus kan menutup kesempatan buat Muslimin – Muslimat lain yang kebetulan bukan anggota HTI untuk dapat pencerahan. Begitu juga dengan e-mail HTI dulu saya pernah kirim e-mail tentang mau cari info event – event talkshow seperti ini…tunggu punya tunggu sampai hari ini gak ada balesan, ini buat website nya niat gak sih ? jangan tersinggung dan marah – marah ini kritik yang membangun semoga HTI lebih baik dan makin besar “komitmennya” dalam mencerahkan ummat Insya Allah, Amin ya robbal Alamin.
Wassalammu’alaikum
hehehe… yang kasih kritik, jazakallah banget dah! soale kritik yang bak cermin bikin HTI makin cantik, geto…!
met gabung ya….! allahu akbar!!!
wahai umat islam diseluruh penjuru dunia mari berjuang untuk tegakkan khilafah yang telah runtuh sesuai janji Allah, mari kita berdakwah jangan berhenti sampai berhasil hukum islam tegak kembali tidak ada jalan lain untuk melenyapkan israel dari bumi ini kecuali jihad fisabililah. Amin ya rabbal alamin.