Entitas Yahudi Dihantui Kegagalan Rezim Suriah Menguasai Penyeberangan Quneitira di Golan

Tentara Pembebasan Suriah mengumumkan bahwa para pejuang revolusi telah menguasai kota Quneitira di Golan yang berbatasan dengan Israel. Para pejuang revolusi juga telah menguasai penyeberangan Quneitira di titik perbatasan dengan zona demiliterisasi antara Israel dan Suriah, dan itu diraihnya setelah bentrokan sengit dengan pasukan rezim Assad (Aljazeera Net, 6/6/2013).

Menurut kantor berita Prancis (AFP), yang mengutip dari sumber keamanan yang mengatakan bahwa sejumlah tentara Suriah yang terluka dalam bentrokan terus dipindahkan ke sebuah rumah sakit di al-Jalil, di Israel utara.

Radio Angkatan Darat Israel mengutip dari sumber-sumber militer Israel mengatakan bahwa pengambilan alih oleh milisi bersenjata atas penyeberangan Quneitira merupakan perkembangan yang sangat penting, karena ia merupakan salah satu simbol penting dari rezim Presiden Suriah Basyar al-Assad di Dataran Tinggi Golan. Di sisi lain, mendorong tentara Israel untuk mengirim bala bantuan ke tempat itu. Dan para penduduk di Golan diminta untuk menghentikan aktivitas di kebun dan ladang di dekat garis gencatan senjata.

*** *** ***

Setelah empat dekade benar-benar terjadi ketenangan di perbatasan antara Suriah dan entitas Yahudi di distrik Golan yang diduduki, sekarang meletus gunung berapi yang telah lama para pemimpin Yahudi memperingatkan, karena takut menimpa entitas mereka yang sengaja dibuat oleh Barat di Palestina, di mana kaum Muslim Syam pusat negara Islam telah bergerak melawan para penguasa mereka, dan menuntut penerapan hukum Allah, menegakkan agama, serta membebaskan negeri dan manusia dari kotoran kaum kafir penjajah, dan anak asuhnya (Israel), serta melenyapkan rezim-rezim yang bertengger di dada kaum Muslim, yang dipimpin oleh rezim brutal, Assad.

Penyeberangan Quneitira, selama bertahun-tahun selalu terbuka lebar untuk transit produk-produk pertanian dari Golan, seperti apel dan beberapa jenis buah lainnya dengan dalih mendukung rezim Suriah untuk para petani di Golan, meskipun fakta bahwa tujuan sebenarnya adalah untuk selalu menciptakan kondisi guna normalisasi hubungan ekonomi dengan entitas Yahudi, namun secara bertahap dengan target utama meyakinkan jalanan Suriah untuk tidak memiliki pikiran tentang pembebasan, dan menerima solusi politik negosiasi dengan orang-orang Yahudi, dengan dalih ketidakmampuan rezim Damaskus untuk mencapai keseimbangan strategis dengan musuh!

Situasi ini sangat ideal bagi Yahudi, sehingga membuat tenang tetangganya, Suriah, bahkan mereka membuat penyeberangan Quneitira dan di sekitarnya sebagai lokasi wisata untuk perlihatkan Suriah dan bendera negara berkibar tinggi pada ketinggian untuk menonjolkan kedaulatan palsu bagi rezim Baath, pengkhianat.

Namun, revolusi telah mengubah neraca, mengubah kondisi, serta menanam harapan dalam jiwa, dan bahkan mulai meluas hingga meliputi sebagian besar kawasan Suriah. Dimana slogan pembebasan Golan, Palestina dan Al-Aqsa telah menjadi sesuatu yang menyatu dalam seruan para pejuang revolusi Syam yang mukhlis, sehingga inilah yang membuat Yahudi kehilangan akal sehatnya. Untuk itu, mereka mengirim tentara dan senjata berat, lalu menempatkannya di perbatasan dengan Suriah. Mereka mulai membangun pagar elektronik dan menempatkan baterai rudal pertahanan dari jenis Patriot, belum lagi manuver-manuver harian untuk senjata udara dengan partisipasi negara-negara lain dalam persiapan, karena di depan hari-hari gelap tengah menanti Yahudi, dan pihak-pihak di belakang mereka, yaitu pasukan imperialis Barat.

Sungguh, benar-benar telah terungkap fakta peran berbahaya oleh Assad—kaki tangan (Israel) di Damaskus—dan poros perlawanannya yang diwakili oleh Iran dan geng brutalnya (Hizbullah” di Lebanon. Sekarang, semuanya tengah berbaris di parit Yahudi dan Barat untuk membela rezim tiran. Sungguh, benar-benar telah tampak kabar gembira kemenangan, dan itu hanya beberapa jam saja dalam kehidupan masyarakat sampai entitas Yahudi tinggal puing-puingnya saja. Untuk itu, kesabaran dan ketabahan harus tetap menyertai kalian, wahai para pejuang revolusi Syam. Sebab pertempuran sengit akan kalian hadapi, namun kemenangan akan diraih orang-orang beriman dengan pertolongan Allah SWT. [Abu Basil].

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 11/6/2013.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*