HTI Press, Balikpapan. Ironis, di tengah penderitaan yang semakin tak jelas kapan selesainya, pemerintah masih tetap ngotot akan menaikkan harga BBM. Bahkan Pemerintah telah menetapkan tanggal 17 Juni sebagai waktu yang tepat untuk memutuskan disahkannya kebijakan tak populis tersebut. Melihat kondisi demikian, patut dipertanyakan apakah benar kebijakan tersebut pro rakyat atau pro kepentingan asing.
Oleh karena itu, sekitar 400 massa dari Hizbut Tahrir Indonesia Balikpapan yang terdiri dari bapak – bapak dan ibu – ibu, dan juga anak – anak, melakukan aksi damai dengan long march yang dimulai dari lapangan parkir Bank Bukopin di kompleks Balikpapan Permai, dan berakhir di gedung DPRD Kota Balikpapan, pada hari Sabtu (15/6) yang dipimpin oleh ustadz Andre.
Dalam aksi long march tersebut, ustadz Edwin memprotes kebijakan pemerintah tentang kenaikan harga BBM, dengan memaparkan data – data yang kontras dengan kebijakan naiknya BBM. Lalu ustadz Arief, menyampaikan kebijakan kenaikan harga BBM sebagai kebijakan yang mendzolimi dan mengkhianati rakyat, karena sedemikian jelas keberpihakan pemerintah kepada kepentingan asing.
Aksi ini juga diwarnai dengan aksi teatrikal 6 pemuda yang berjalan tertatih sepanjang jalan, membawa beban di pundak mereka yang melambangkan kebutuhan pokok antara lain sembako, kebutuhan transportasi, dan juga kebutuhan akan kesehatan, yang sudah tentu bakal naik harga jika harga BBM juga naik.
Ustadz Reza, menyampaikan juga, bahwa kaum muslimin seharusnya bangkit dan tidak mau menerima kebijakan – kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat, yang bersumber dari diambilnya hukum berdasarkan demokrasi. Disampaikan pula oleh ustadz Abu Ridho, jika masyarakat ingin mendapatkan kesejahteraan dalam hidup yang komprehensif, maka seharusnya masyarakat mengambil hukum berdasarkan hukum – hukum Islam.
Pada orasi berikutnya, ustadz Abiem menegaskan, hukum – hukum islam hanya akan bisa ditegakkan dalam struktur negara Islam, yaitu Khilafah Islamiyyah. Sampai di akhir longmarch, kedua DPD I HTI Kaltim ustadz M. Nugroho membacakan pernyataan sikap Hizbut Tahrir Indonesia tentang kebijakan kenaikan harga BBM.
Acara ditutup dengan doa yang dibacakan oleh ustadz Rozi, yang dengan khidmat mengajak para hadirin untuk tetap berjuang menegakkan syariah dalam naungan negara Khilafah Rasyidah yang akan membawa keberkahan dari langit dan bumi.[]