Tolak BBM Naik, HTI Kobar Gelar Aksi Simpatik Dan Teatrikal

HTI Press. Kotawaringin- Rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM terus menuai kecaman di berbagai daerah. Ahad, (16/6) puluhan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah menggelar aksi simpatik menolak kenaikkan harga BBM menyusuri pusat keramaian disepanjang Jalan Pangeran Antasari, Pangkalan Bun.

Dalam orasinya, Ketua DPD HTI Kobar Abu Nasir menegaskan bahwa kebijakan menaikkan harga BBM harus ditolak karena merupakan kebijakan zalim dan khianat. Menurut dia, kebijakan menaikkan harga BBM sesungguhnya tidak lain untuk mensukseskan liberalisasi sektor hilir (sektor niaga dan distribusi). “Menaikkan harga BBM dan kebijakan apapun yang bermaksud untuk meliberalkan pengelolaan BBM merupakan kebijakan yang bertentangan dengan Syariah Islam,” tukasnya.

Dalam pandangan Islam, migas dan kekayaan alam  melimpah lainnya  merupakan barang milik umum yang pengelolaan harus diserahkan kepada negara untuk kesejahteraan rakyat. “Oleh karena itu, kebijakan kapitalistik yang menyengsarakan rakyat itu harus dihentikan. Sebagai gantinya, migas dan SDA lain dikelola sesuai dengan tuntunan syariah untuk kemaslahatan dan kesejahteraan seluruh rakyat baik muslim maupun nonmuslim.

Jalannya hanya satu, yakni melalui penerapan syariah Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah Rasyidah ala minhaj an nubuwah. Sementara itu, Lajnah Khusus Ulama (LKU) HTI Kobar selaku orator kedua mengungkapkan masih ada opsi lain yang dapat dilakukan Pemerintah untuk menghindari kenaikan harga BBM antara lain pertama, dengan melakukan penghematan 10 % belanja birokrasi maka akan didapat 40 triliun lebih. Dan hal itu sangat bisa dilakukan.

Kedua, lanjut dia, Pemerintah menggunakan Saldo Anggaran Lebih APBN 2012 sebesar 32,77 triliun dan Sisa Lebih Penggunaan Anggaran sebesar 34 triliun. Dan opsi ketiga yakni dengan menghilangkan pembayaran bunga utang sebab itu adalah riba dan haram hukumnya, maka pemerintah bisa dapat 123 triliun.

Aksi simpatik dimeriahkan dengan teatrikal oleh para aktivis HTI Kobar yang menggambarkan nestapa masyarakat Indonesia. Dalam teatrikal diceritakan bahwa negeri ini memiliki anugerah sumber daya alam yang melimpah. Rakyatnya hidup harmonis, makmur dan sejahtera.

Namun, sebermula pada 1998, petaka itu datang menimpa negeri ini lewat jebakan hutang oleh IMF. Alhasil, kekayaan migas di negeri ini dimonopoli asing. Pertamina sebagai perusahaan anak negeri hanya menguasai  sektor migas sebesar 13,8 %. Sedangkan sisanya, dikuasai oleh perusahaan multinasional milik asing seperti Chevron (44 %) dan Total Perancis (10%).

Namun, penjajahan ekonomi khususnya di sektor migas oleh negara negara imperialis akan segera berakhir dengan tegaknya daulah Islam yang menerapkan Syariah dalam seluruh aspek kehidupan. Masyarakat yang menyaksikan adengan teatrikal terlihat antusias dan memadati sepanjang rute yang dilalui oleh rombongan aksi simpatik HTI.

Aksi sendiri dimulai dari pertigaan bundaran Korindo, Kelurahan Mendawai menyusuri Jalan Antasari, Pasar Indra Kencana dan berakhir di depan Masjid Sirajul Muhtadin, Pasar Baru. Aksi berjalan tertib dan mendapatkan dukungan pengamanan dari Polres setempat. Sepanjang rute yang dilalui, para aktivis turut membagikan selebaran pernyataan sikap HTI menolak kenaikkan harga BBM.[]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*