Latihan militer multinasional yang bersandi ‘Eager Lion’ telah diluncurkan di Yordania di tengah kecaman dari negara tetangga Suriah dan sekutunya Rusia.
AS membawa peluncur rudal Patriot ke perbatasan Suriah, yang bisa dikerahkan setelah latihan perang ini. Latihan akan berlangsung selama 12 hari, menyertakan sekitar 8.000 personel dari 19 negara, sebagian besar dari negara-negara Arab, termasuk Amerika Serikat dan Eropa. Manuver ini akan melibatkan sekitar 3.000 Tentara Yordania dan 500 tentara Inggris. ‘Eager Lion’ – yang sedang dilakukan hanya berjarak 120 km dari perbatasan Yordania-Suriah – yang bertujuan untuk melatih personil untuk menghadapi kemungkinan perang sipil di Suriah melebar ke negara-negara tetangganya.
Rusia merasa prihatin atas penyebaran peluncur rudal Patriot AS dan jet tempur F-16 ke Yordania: “Lebih dari sekali, kami menyatakan pendapat kami tentang hal ini – senjata dari luar negeri dipasok ke wilayah konflik,” kata Aleksandr Lukashevich, juru bicara Kementrian Luar Negeri Rusia pekan lalu.
“Latihan perang ini dilakukan sangat dekat dengan Suriah, di mana selama lebih dari dua tahun api konflik ini terbakar dan bahwa Rusia dan mitra Amerika mencoba menghentikannya dengan mengusulkan konferensi perdamaian internasional sesegera mungkin,” tambah Lukashevich. Penyelenggara latihan perang ‘Eager Lion’ mengatakan bahwa tentara yang terlibat juga akan dilatih atas kemungkinan serangan kimia, seperti yang ditakutkan negara-negara tetangga Suriah atas kemungkinan Damaskus kehilangan kontrol atas gudang senjata kimia, dan kemudian jatuh ke tangan yang salah. “Kami memiliki berbagai pelatihan perang kimia, jadi kami akan terus meningkatkan tujuan-tujuan latihan yang kami lakukan,” kata Mayor Jenderal AS Robert Catalanotti, Direktur Pelatihan Perang. Pekan lalu, militer AS menyatakan bahwa mereka mungkin tetap menaruh peluncur rudal Patriot dan pesawat F-16 untuk dikerahkan di Yordania karena ancaman kekerasan di Suriah yang melintasi wilayah Yordania.
Mayor Jenderal Awni el-Edwan, KASAD Yordania, mengatakan kepada wartawan pada hari Minggu bahwa tidak ada tentara, rudal Patriot,atau pesawat F-16 yang tetap berada di Yordania setelah latihan itu, dengan mengatakan: “Latihan ini tidak berkaitan dengan tujuan yang berhubungan dengan apa yang terjadi di Suriah. ” (khilafah.com)