HTI Press. Jakarta- Di hadapan sekitar 2500 massa aksi tolak penaikkan harga BBM dan polisi yang berjaga, Hizbut Tahrir Indonesia serukan polisi dan tentara dukung penegakkan khilafah. “Wahai para polisi, wahai para tentara bergabunglah dengan umat untuk menegakkan syariah dan khilafah!” pekik Ketua DPP HTI Rokhmat S Labib, Kamis (20/6) siang di depan Istana Negara, Jakarta.
Karena, tegas Rokhmat, hal itu sesungguhnya yang akan memuliakan polisi dan tentara baik di dunia dan akhirat.
“Wahai polisi, wahai tentara kekuatan ada di tangan Anda, maka ambillah kekuasaan itu,” serunya lagi.
Selain tuntutan akidah Islam yang mewajibkan menerapkan syariah Islam dalam bingkai khilafah, lanjut Rokhmat, pengambilalihan kekuasaan itu secara faktual juga memang harus dilakukan. Pasalnya, penguasa saat ini sudah tidak lagi menyejahterakan rakyatnya. “Tetapi yang mereka lakukam malah membuat rakyatnya menjadi semakin sengsara,” ungkapnya.
Salah satu buktinya adalah dengan menaikkan harga BBM dengan cara yang dzalim, argumen yang bohong dan mengkhianati rakyat.
Ibarat Mobil
Sedangkan terkait sistem yang diterapkan di negeri ini, Rokmat pun mengibaratkannya dengan mobil. Mobil dimiliki untuk memudahkan pemiliknya bepergian ke tempat yang dituju. Tetapi bila mobil sudah rusak, dikendarai mogok, malah didorong, diservis bukan makin baik malah makin mogok.
“Harus diapakan mobil itu?” tanyanya.
Serentak peserta aksi pun menjawab: “Diganti…!”
Sistem dan rezim yang ada saat ini memang seperti mobil dan sopir yang harus diganti tersebut.
“Saya ingin menunjukkan kedzaliman yang luar biasa. Mereka tahu rakyatnya menjadi miskin. Apa buktinya? Mereka memberikan balsem,” ungkapnya.
Tetapi itu hanya bersipat sementara dan diberikan kepada yang miskin mutlak, yang nyaris miskin tidak diberi. Jadi akan menambah rakyat miskin.
Jelas, penaikkan harga BBM ini, lanjut Rokhmat, bukan hanya membangkrutkan rakyat tetapi juga membangkrutkan negara.
“Mereka bilang, mencabut subsidi untuk mengurangi beban negara? Benar?”
Serentak peserta aksi menjawab: “Bohooong!”
Rokhmat pun mencontohkan bila membangun satu gedung satu milyar, karena BBM naik bisa jadi 1,5 milyar karena seluruh bahan bangunan naik. Itu baru satu gedung di satu departemen. Jadi seluruh anggaran departemen naik, gara-gara BBM naik. Jadi BBM naik bukan mengurangi beban negara tetapi menambah beban negara.
Di samping dzalim dan berbohong, penguasa juga berkhianat. “Buktinya apa? Tiap kampanye, saudara-saudara pilihlah saya, saya akan buat Anda menderita. Ada yang bilang demikian?” tanya Rokhmat.
Serentak peserta menjawab: “Tidaaak!”
Tetapi, lanjut Rokhmat, mereka menjanjikan kesejehteraan namun setelah meraih kekuasaan, mereka ingkari janjinya. Inilah tipologi penguasa neolib: selalu dzalim, selalu berkhianat dan selalu membohongi rakyatnya! Menurutnya ciri-ciri tersebut persis dengan ciri-ciri orang munafik yang digambarkan dalam al- Hadits.
“Jika bicara dusta, jika berjanji ingkar, jika diberi amanah khianat. Inilah ciri munafik yang hakiki. Apakah anda tetap ingin memiliki penguasa yg munafik!” serunya.
Kemudian Rokhmat pun menyeru rakyat Indonesia, polisi dan tentara untuk berjuang bersama membuang supir khianat dan mobil bobrok tersebut dan menggantinya dengan supir amanah yang menerapkan syariah dalam bingkai khilafah.[] Joko Prasetyo