Meski kekayaan alam berlimpah tetapi utang negara membengkak dan rakyat terpuruk, menurut mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli hal itu terjadi lantaran dalam sembilan tahun terakhir ini rezim menerapkan sistem ekonomi neoliberal.
“Selama sembilan tahun terakhir, total utang naik dari Rp1.000 triliun menjadi Rp2.100 triliun. Namun tidak ada pembangunan infrastruktur yang bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat,” tegasnya kepada mediaumat.com Rabu (2/7).
Tragisnya, lanjut Rizal, utang luar negeri tersebut ditukar dengan berbagai UU yang menjadi pintu masuk kebijakan ekonomi neoliberal dan kapitalisme ugal-ugalan,” paparnya.
Akibatnya, lanjut Rizal, pendidikan dan kesehatan pun menjadi sangat mahal dan tidak terjangkau sebagian besar rakyat serta kekayaan alam semakin dikuasai asing sehingga kekayaan alam yang berlimpah tidak mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Bahkan yang terjadi justru makin lebarnya jurang pemisah antara yang kaya dan si miskin. “Belum pernah terjadi dalam sejarah Indonesia modern, jarak antara yang kaya dan miskin selebar saat ini,“ pungkasnya.(Mediaumat.com, 6/7)