Arim Nasim menyatakan agar rezim disangka pro rakyat lantaran harga komoditas pangan masih tinggi, Presiden SBY pura-pura marah dan Menteri Gita Wiryawan pura-pura minta maaf.
“Inilah rezim khianat dan zalim berpura-pura marah dan minta maaf agar kelihatan pro rakyat, padahal kenaikan harga pangan adalah akibat kebijakan yang dilakukannya diantaranya menaikan Harga BBM,” ungkap pengamat ekonomi tersebut kepada mediaumat.com, Selasa (16/7).
Kebijakan lainnya yang membuat harga pangan terus melambung, menurut Ketua Lajnah Maslahiyah DPP HTI tersebut ialah hilangnya kedaulatan pangan akibat kebijakan pertanian yang tidak pro rakyat.
“Di antaranya mencabut subsidi pupuk sehingga semua komoditas pangan sangat tergantung kepada pasokan luar negeri,” ungkap dosen ekonomi dan perbankan syariah UPI Bandung tersebut.
Kemudian Arim pun membenarkan sabda Rasulullah SAW tentang ruwaibidhah.
“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang amanah justru dianggap khianat. Pada saat itu ruwaibidhah berbicara. Ada yang bertanya apa yang dimaksud dengan ruwaibidhah? Rasul menjawab: Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.”
Seperti diberitakan bisnis.com (16/7), harga komoditas pangan masih tinggi, Menteri Gita Wiryawan minta maaf. Sebelumnya SBY marah-marah dalam rapat kabinet karena harga sembako tak kunjung turun. (mediaumat.com, 16/7/2013)