HTI Press, Bandung. Mengambil momentum Bulan Suci Ramadhan 1434 H, HTI DPC Rancaekek mengundang para tokoh dan ulama untuk berkumpul, beramah tamah serta melaksanakan buka bersama di Rumah Makan Ojolali, Rancaekek, Kab.Bandung,Sabtu Sore (20/7). Kurang lebih 50 tokoh dan ulama hadir memenuhi undangan tersebut. Mereka tak hanya datang dari daerah Rancaekek saja, melainkan juga dari tiga kecamatan di sekitarnya. Yakni Cicalengka, Cikancung dan Cimanggung.
Diantara tokoh yang hadir tersebut antara lain; KH Ayub Sukirman (Ketua MUI Rancaekek), Ust. Elan (KUA Rancaekek) Ust.Ikin (Mantan Ketua PC Muhamadiyyah Cimanggung) ,Ust. Dede Rosyidin (Tokoh Cicalengka),Ust. Hikmah (Pengurus Ponpes Al Jihad), Yahya Arief ( Tokoh Pemuda Cicalengka), dan Ust.Use (Pembina Majlis Ta’lim).
Dalam acara tersebut, Ust.Agus Suryana (Ketua DPD II HTI Kab.Bandung ) berkesempatan menyampaikan materinya. Dalam paparannya, ia mengingatkan tentang salah satu kenyataan pilu yang kini terjadi di tengah kaum Muslimin, yakni tentang diabaikannya fungsi hakiki Al Qur’an. “Al-Qur’an hakikatnya adalah pedoman yang harus dijalankan dan diterapkan isinya . Namun sayangnya kini Ia hanya dianggap sebagai benda mistik, atau hanya dijadikan alat kepentingan Politik saja” ujarnya.
Menurutnya, bilapun kandungan Syariat yang terdapat dalam Al Qur’an itu kini memang diterapkan sebagai pedoman, maka faktanya hanya sebagian kecilnya saja. Sebaliknya, sebagian besar lainnya justru tidak sama sekali diterapkan. “Bila kita jujur, faktanya hanya 10% syariat yang terkandung dalam Al Qur’an saja yang diterapkan. Selebihnya tidak”
Mengacu pada kenyataan itu, Ia kemudian menegaskan tentang urgensi dari keberadaan Negara Khilafah. Tanpa Khilafah, menurutnya, Al Qur’an memang tak akan mungkin bisa diterapkan secara sempurna kandungannya. “ Hukum Islam itu ada yang dibebankan pada individu, ada yang dibebankan pada kelompok, dan ada yang pada Negara. Hukum Islam yang dibebankan untuk yang individu dan kelompok,memang kini masih bisa diterapkan. Tapi yang untuk Negara? tidak bisa. Perlu Khilafah”
Untuk itulah kemudian, Ia mengajak para tokoh dan ulama yang hadir dalam acara tersebut untuk bersinergi dalam dakwah mewujudkan tegaknya Khilafah. “Maka Saya, mewakili Hizbut Tahrir, mengajak hadirin sekalian untuk bersinergi dalam perjuangan menegakkan Khilafah ini. Karena Khilafah adalah kewajiban dan kebutuhan yang sangat mendesak bagi umat Islam” tuturnya.
Berharap Lebih
Acara yang mengangkat tema ‘Perkokoh Ukhuwah, Sinergikan Dakwah, Songsong tegaknya Syariah dan Khilafah’ ini ternyata disambut antusias oleh Para Tokoh dan Ulama yang hadir. Merekapun menuturkan beragam responnya tentang acara ini.
Ust.Ade, tokoh salah satu tarekat yang datang dari Cikancung menyatakan keluh kesahnya terhadap durasi waktu acara. “Usulan untuk panitia, semestinya acara seperti ini dimulai sejak ba’da Dzuhur, sehingga diskusi dan perbincangan tentang Khilafah ini bisa lebih lama dan mendalam lagi” ujarnya.
Adapun tokoh lain, seperti Ust.Use, yang membina beberapa majelis taklim di Rancaekek mengaku tercerahkan dengan materi yang disampaikan pada pertemuan tersebut. Iapun menyampaikan harapannya agar HTI ke depan dapat menyelenggarakan kembali forum serupa. “Saya mengharapkan agar Kita lebih banyak lagi bertemu seperti ini” katanya.
Sementara Ajengan Ahon, tokoh sepuh yang juga merupakan mantan aktivis Masyumi dengan semangat menyatakan dukungannya terhadap perjuangan yang dibawa oleh HTI, “Benar. Menerapkan Syariat adalah satu satunya jalan hidup selamat di dunia dan Akhirat” tandasnya. []FA