HTI Press. Derita warga kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe masih harus dirasakan entah hingga berapa lama lagi, pasalnya tiga minggu telah berlalu sejak permulaan banjir, air belum juga mengalami penurunan signifikan.
Rumah-rumah warga masih terendam hingga hampir dua meter, warga masih mengungsi di Desa tetangga, ternak sudah banyak yang mati, dan warga pun sudah banyak terserang sakit, jalan pun masih terisolir banjir. Setidaknya ada empat desa transmigrasi di sekitar Desa Ahuawatu yang kondisinya amat parah, hampir seluruh rumah warga tergenang air.
Sebagai wujud kepedulian atas musibah banjir ini, Hizbut Tahrir Indonesia sebagai sebuah organisasi politik, untuk keempat kalinya menerjunkan tim yang disebut Qadha Mashalih Banjir. Tim yang diketuai oleh Saenuddin (Humas HTI-Sultra) terdiri atas Tim Medis, Mental Recovery dan Tim distribusi Sembako/pakaian layak pakai. Bantuan berupa beras yang berjumlah hampir 2 Ton, Mie Instan, pakaian dibagikan langsung kepada warga melalui Kepala Desa secara merata di empat desa. Pelayanan kesehatan gratis juga menjadi program yang sangat dinantikan oleh warga, hampir 200 orang warga terbantu dengan layanan tim kesehatan yang diketuai oleh dr. Sofyan Natsir.
Untuk diketahui bahwa dalam menyikapi musibah banjir yang menimpa Sulawesi Tenggara, Hizbut Tahrir Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara langsung membuka posko Darurat Banjir sejak hari pertama. Pembagian uang, sembako dan pakaian layak pakai telah dibagikan di Kota Kendari, Konawe dan Konawe Selatan.[]