HTI-Press. Kembali HTI Jogja mengadakan Sarasehan Tokoh sebagai bagian dari tema besar “Selamatkan Indonesia dengan Syariah”. Kali ini tema yang digagas adalah “Mencari Model Kepemimpinan Politik Indonesia Pro Syariah” yang dilaksanakan pada Sabtu, 29 November 2008 di Wisma Kagama UGM.
Sarasehan yang dihadiri oleh para tokoh parpol, ormas, intelektual dan lembaga-lembaga Islam yang ada di Jogja ini merupakan upaya untuk menjaring pemikiran tentang konsep kepemimpinan dalam perspektif Islam khususnya di Indonesia. Karena Indonesia sebagai negara yang mayoritas muslim ini mestinya mampu memberikan kontribusi kepemimpinan sebagaimana yang dicontohkan oleh baginda Rasulullah saw. , sekaligus menjadi solusi terhadap krisis kepemimpinan yang sekarang ini terjadi.
Empat tokoh, yaitu Ust. Sunardi (Partai Persatuan Pembangunan), Ust. Syakir (PP. Hidayatullah), Ust. Badrun Raim, S.Ag (Partai Matahari Bangsa), Bpk. Satriawan, SH.,MA (F. Hukum UMY), dan Drs. Suswanta, M.Si. (Hizbut Tahrir Indonesia) memberikan sambutan sekaligus gagasan awal sebagai pemantik diskusi yang dilanjutkan dengan dengar pendapat dari seluruh peserta yang hadir.
Beberapa gagasan mengemuka dalam forum yang dipandu oleh Oni Noviandi, S.Pd (Lajnah Fa’aliyah HTI DIY) tersebut. Diantaranya adalah tentang pentingnya upaya mencetak kader parpol yang siap memperjuangkan dan loyalitasnya pada kepentingan umat/masyarakat bukan kepada parpol/golongannya. Demikian pula tentang pentingnya kepemimpinan dalam Islam dimana hal itu termasuk dalam masalah ushul (pokok) bukan furu’ (cabang).
“Berbagai problem dan tantangan dalam upaya mewujudkan kepemimpinan Islam pun tidak luput dari pembahasan forum. Dan yang terpenting adalah adanya kesadaran bersama tentang penting dan urgensinya untuk segera mewujudkan kepemimpinan Islam sehingga Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin segera terwujud,” demikian seperti yang dikatakan oleh Humas HTI DIY. (li/hti-diy)
Indonesia hancur karena tidak menerapkan syariah. Pemimpinnya tidak menjadikan syariah sebagai pengatur, tapi justru impor peraturan dari orang2 kafir.
Kepemimpinan yang kuat dan amanah hanya akan lahir jika dasarnya adalah kepemimpinan ideologis (qiyâdah fikriyah). Artinya, kepemimpinan harus dibangun oleh akidah Islam dan syariahnya. Pemimpin dan rakyat sama-sama memahami dan berpegang pada akidah dan syariah Islam. Pemimpin diikuti bukan karena akhlaknya semata, melainkan juga karena dia pengemban kebenaran. Begitu juga, pemimpin berkuasa bukan karena kekuasaannya belaka, melainkan karena amanahnya untuk menerapkan Islam. Tidak mengherankan, kepemimpinan seperti ini akan melahirkan rasa cinta di antara pemimpin dan rakyatnya. Sebab, tujuannya sama, yakni ingin masuk surga bersama-sama melalui ketaatan pada syariah-Nya.
Benar apa yang dikemukakan sdr. Farid Ma’ruf.
Indonesia tidak akan bangkit dari keterpurukan ini, bahkan bisa jadi negara ini akan hilang karena dipecah belah oleh kaum kafir penjajah…dengan peraturan2 produknya…
SOLUSINYA HANYA SATU…..
TERAPKAN SYARIAT ISLAM DI BAWAH NAUNGAN KHILAFAH ISLAMIYAH
Karena alam hidup kaum muslimin adalah syariat islam yg ditegakkan oleh daulah Khilafah Islamiyah yang sebentar lagi akan tegak.
Allahu akbar…
Tetungguling Umat kang unggul
Ungguling umat kang pinunjul
..
Margining jaman tan keno kiniro
Tlatah Nuswantoro yayah tlatah Medinah
Madeg ing Islam
Wiyosan Khilafah Islam
Jumenengan Kholifah Tamenging Umat
Memayu hayuning bawono
..
Hey para Tetungguling Umat
dadia sira pambelaning dakwah
muga Gusti ndadekake sira
sak drajat sahabat Anshor
Allahuakbar
Mas adhidhar,
bahasa jawamu sae
Pripun reaksinipun menawi diwaos kali kanjeng Sultan nggih??