Liqo Syawal HTI Serdang Bedagai Sumut

HTI Press. Kegiatan Liqo Syawal Keluarga Besar HTI Serdang Bedagai dan Dolok Rampah, Ahad 25 Agustus 2013 di Pantai Sentang. Acara santai penuh keakraban diisi dengan testimoni beberapa Syabab yang memulai dakwah syariah dan khilafah di Kabupaten Serdang Bedagai. Ustad Junaedi yang saat ini menjadi penanggung jawab dakwah di Dolok Rampah tampil pertama menceritakan kisah penuh heroik bagaimana memulai dakwah menyadarkan ummat. Kisah perselisihan dengan preman yang terorganisir dalam organisasi kepemudaan yang menolak dihapuskannya judi togel yang sangat marak saat itu, membawa suasana haru. “Allah sedang menguji keimanan kita, apakah bisa istiqomah atau tidak” ungkapnya memotivasi para syabab.

Tidak kalah menariknya berbagai kisah penuh pengorbanan yang disampaikan oleh ustad Ahmad Sukiran yang tampil membawakan testimoni kedua. Meski dengan modal sepeda motor butut, namun tidak menghalangi geraknya untuk terus melakukan kontak menembus berbagai daerah pelosok di wilayah serdang bedagai. Hingga akhirnya diperoleh kader dakwah saat ini. Namun beliau tetap menegaskan bahwa meskipun di mata sebagian masyarakat aktivitas ini luar biasa, bagi kita sebagai pengembang dakwah harus kita pandang sebagai aktivitas biasa yang sewajarnya memang harus dilakukan agar dakwah ini bisa berkembang.

Sebelum Liqo syawal ditutup dengan saling bermaafan dan santap siang, Tausyiah penggugah semangat disampaikan Ustadz Muhammad Yusran Ramli dari DPD I HTI Sumut. Dalam Tausyiahnya, Ustad Yusran menggambarkan bagaimana dakwah bisa masuk ke Sumatera pada Tahun 98 H ketika Khalifah Umar bin Abdul Azis mengirimkan utusan untuk berdakwah ke Sumatera. Jarak yang sangat jauh dari damaskus ke Sumatera, ketika alat transportasi dan komunikasi masih sangat sederhana, namun mereka mampu melakukannya karena motivasi dorongan iman yang kuat. Oleh karena itu jika saat ini kita bercita-cita ingin berjuang menegakkan kembali syariat Islam melalui penegakan syariah dan khilafah, maka juga harus melakukan upaya maksimal. Maka momentum syawal perlu dimanfaatkan untuk terus meningkatkan aktivitas gerak dakwah, kapabilitas individu pengemban dakwah serta mengokohkan kedekatan diri kepada Allah SWT dengan berupaya bertaqarrub dan menjauhi maksiat. []