Liqo Syawal Ulama dan Tokoh Luwu Timur Bersama Ust. Dwi Condro Triono

HTI Press. DPD II HTI Luwu Timur bekerjasama dengan DPD II HTI Palopo Sabtu 23 Agustus 2013 lalu menyelenggarakan Liqo Syawal Ulama dan Tokoh bertempat di Aula kantor Departemen Agama Kab.Luwu Timur di Malili. Sekitar150 orang hadir pada kegiatan ini dari kalangan ulama, pimpinan pondok pesantren, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, muballigh, serta muballigah, yang membaur bersama keluarga besar HTI DPD II Luwu Timur dan Palopo. Liqo Syawal tahun ini bagi para peserta menjadi sangat istimewa karena turut hadir sebagai narasumber acara adalah BapakUst. Dwi Condro Triono, salah seorang pengurus DPP Hizbut Tahrir Indonesia.

Sekitar pukul 09.15 Wita pagi hari kegiatan ini dimulai dengan diawali pembukaan oleh MCUst.Iman Abu Khalief serta pembacaan ayat Al-Qur’an oleh Ust.Arief Asmari. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan selamat dating dari shahibul bait, yakni Bapak Ust. Alamsyah Nur mewakili Bapak Ust. Kustaji Abu Naufal, Naqib Mahaliyah HTI DPD II Luwu Timur yang berhalangan hadir.

Dalam sambutannya, Ust Alamsyah Nur menyampaikan selamat dating kepada para peserta yang hadir dari semua kecamatan di Luwu Timur (Sorowako, Wawondula, Wasuponda, Malili, Lasulawai, Angkona, Wotu dan Burau) maupun yang dating dari Luwu Utara (Bone-Bone dan Masamba), serta dari kota Palopo, bahkan ada yang dating jauh-jauhdari Kab Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah yang mana harus ditempuh dengan naik perahu/katinting menyeberangi Danau Matano hampir 1 jam dilanjutkan perjalanan darat selama 4-5 jam ke tempat acara sehingga harus menginap sehari di Sorowako. Wabil khusus ucapan selamat datang juga disampaikan kepada Ust Dwi Condro Triono dan rombongan dari Makassar yang baru tiba sekitar jam 07.00 pagi setelah menempuh perjalanan darat yang melelahkan selama 12 jam dari Makassar ke Malili.

Selain itu, Ust. Alamsyah Nur dalam sambutannya juga menyatakan bahwa para ulama dan tokoh masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam melakukan pembinaan umat menuju perubahan masyarakat yang sebenarnya, yakni perubahan hakiki untuk mewujudkan tegaknya syariah dan khilafah. Sebab kita, kata beliau tidak menginginkan bahwa perubahan yang terjadi hanya sekedar untuk mengganti rezim atau orang semata melalui system demokrasi dan mekanisme pemilihan umum baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota. Akan tetapi yang kita inginkan adalah perubahan system secara menyeluruh, yakni tegaknya sistem Islam secara kaffah dengan berdirinya institusi daulah Khilafah Islamiyah! Allahu Akbar!!! Kesemarakan acara semakin bertambah karena selanjutnya dilakukan pemutaran cuplikan film tentang capaian dakwah Hizbut Tahrir khususnya di Indonesia yang baru saja menyelenggarakan acara Muktamar Khilafah sepanjang Mei-Juni 2013 lalu.

Setelah itu acara yang dinanti-nanti akhirnya tiba, yakni dialog interaktif para peserta bersama Ust. Dwi Condro Triono yang pada kesempatan tersebut didampingi oleh Ust. Hamzah dari DPD I HTI Sulselbar. Acara dialog yang dikemas dalam suasana cair, santai dan penuh kekeluargaan ini sebelumnya dibuka oleh moderator Ust. SahlanS uyuti, (LKU DPD II HTI Luwu Timur), kemudian dilanjutkan dengan sambutan pengantar dari Ust. Dwi Condro Triono.

Ust Dwi Condro Triono dalam pengantarnya mengisahkan beberapa tanggapan dari pembicara luar negeri yang hadir pada acara puncak Muktamar Khilafah di Jakarta lalu. Misalnya Juru Bicara HT Suriah Ust.Hisyam Al Baba yang melakukan perjalanan darat Jakarta – Bandung selama sekitar 3 jam untuk mengisi acara di Bandung pasca MK di Jakarta, setiba di Bandung sempat menanyakan apakah ini masih Indonesia, karena di Timur Tengah apabila mengendarai mobil di atas 1 atau 2 jam sudah bias berada di negara yang lain, saking kecil-kecilnya negara–negara yang ada di Timur Tengah. Juga disampaikan oleh beliau bahwa betapa para delegasi dari Hizbut Tahrir luar negeri ketika bertemu dengan DPP HizbutTahrir Indonesia, mereka menyatakan harapan besar atas kemajuan dakwah HizbutTahrir di Indonesia, yakni bahwa Indonesia dengan segala sumber daya, luas wilayah dan posisi strategisnya sangatlah layak menjadi tempat titik awal tegaknya khilafah yang akan memimpin dunia, dan delegasi luar negeri tersebut semuanya menyatakan kesiapan Negara mereka untuk menggabungkan diri dengan Negara khilafah yang jika Allah menghendaki dapat saja pertama kali tegak justru di Indonesia, Insya Allah. Allahu Akbar !!!

Pada sesi dialog interaktif mengemuka banyak sekali pertanyaan dan sampai penghujung acara masih sangat banyak yang ingin bertanya, namun dengan terbatasnya waktu sehingga tidak memungkinkan untuk meneruskan sesi dialog dan tanya jawab ini.

Diantaranya ada peserta yang menanyakan terkait tragedi pembantaian umat Islam di Mesir ketika Presiden Mohammed Mursy dari partai Islam Ikhwanul Muslimin dikudeta oleh militer Mesir. Apakah ketika daulah khilafah berdiri bisa terjadi hal-hal berdarah serupa itu yang dilakukan oleh pihak lain? Oleh ust Dwi Condro Triono dijelaskan bahwasalah satu pelajaran penting yang dapat ditarik dari kasus di Mesir adalah bahwa di mana pun di dunia ini, penguasa rill di sebuah negara tidak lain tidak bukan, adalah militer. Sehingga apabila tidak ada dukungan nyata dari pihak militer, kekuasaan sipil dengan mudah bisa dilengserkan oleh mereka. Faktanya, militer Mesir tidak berada dibawah pengaruh atau kontrol Mursi. Selain itu logika suara mayoritas dari sistem demokrasi yang hanya berdasarkan contreng atau coblos yang disebut sebagai massa mengambang (floating mass) sangatlah berbeda dengan dukungan masyarakat atau dukungan umat yang timbul karena dorongan iman. Sehingga ketika pemimpin yang berkuasa digoyang oleh pihak lain yakni militer, namun umat yang 51% suaranya mendukung Mursy ketika pemilihan presiden tidak menampakkan dukungan yang dibutuhkan ketika penguasa yang mereka dukung mendapatkan goncangan. Jadi masih mau percaya sistem demokrasi?

Ada juga yang menanyakan apa yang dapat dilakukan oleh Umat Islam dengan adanya seruan Al Qur’an dalam QS At-Taubah ayat 29 yakni seruan Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah danRasul-Nya dan tidak beragamad engan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk” Dengan gaya retorika yang khas Ust Dwi Condro Triono menanyakan apakah dalam Islam dibolehkan adanya pemungut jizyah swasta? Apakah dalam Islam dibolehkan adanya pihak swasta atau individu yang melaksanakan hukum rajam, apakah dalam Islam dibolehkan adanya pihak swasta atau individu yang melaksanakan hukum potong tangan? Beliau juga menjelaskan bahwa harus dibedakan antara jihad defensif dan jihad ofensif, yang mana jihad ofensif sebagaimana seruan ayat tersebut hanya dapat diperintahkan oleh seorang khalifah. Dan karena jawaban atas boleh tidaknya masyarakat atau individu yang melaksanakan hukum hudud di atas adalah tidak boleh alias haram, maka justru di sinilah letak urgensi perlunya memperjuangkan segera diwujudkannya institusi atau negara yang bisa melaksanakan hukum tersebut yang dipimpin oleh seorang khalifah. Karena hanya Khalifah lah yang bisa memerintahkan dilakukannya semua hal tersebut di atas.

Sekitar pukul 12.00 Wita Liqo Syawal Ulama dan Tokoh Luwu Timur memasuki penghujung acara dengan pembacaan doa penutup oleh Ust.Darno, salah seorang tokoh masyarakat sekaligus Imam Masjid derah Pabeta, Malili yang sejak menjelang MK 2013 lalu telah menyatakan kesiapannya untuk bergabung dalam barisan pejuang syariah dan khilafah serta saat ini beliau sudah mengikuti pembinaan melalui halaqoh rutin mingguan.

Setelah itu acara ditutup dengan ramah tamah dan bersalam-salaman diantara peserta serta tak lupa tentu saja sesi  berfoto bersama. Seusai acara, seluruh peserta yang sempat ditemui baik dari kalangan ulama, tokoh, muballigh dan muballighoh menyatakan rasa puas dan kesyukuran yang luar biasa dapat hadir pada acara istimewa ini dan menantikan acara serupa selanjutnya di waktu yang akan datang.

Semoga oleh-oleh dari Liqo Syawal Ulama-Tokoh se Kab Luwu Timur, Luwu Utara, Palopo dan sekitarnya tahun 2013 ini dapat menjadi momentum untuk mengokohkan semangat sehingga semakin menggencarkan dakwah syariah dan khilafah di tengah-tengah masyarakat dalam rangka membina umat menuju perubahan yang hakiki, yakni perubahan sistem kehidupan dari sistem kehidupan sekuler yang tidak Islami menuju sistem kehidupan Islami yang diridhoi oleh Allah Swt dalam bingkai daulah khilafah Islamiyah. (AM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*