HTIPress, Semarang. Bersamaan dengan aksi yang digelar oleh HTI Kota Semarang pada Senin (02/09) jam 10 pagi, delegasi DPD I HTI Jateng menemui anggota DPRD I Jateng untuk menyampaikan aspiransinya menolak penyelenggaraan MissWorld di Indonesia. Delegasi HTI diterima dengan baik oleh dua orang perwakilan dari Komisi E, yaitu Sri Maryuni dan Endang Maria.
Delegasi HTI yang dipimpin oleh Ketua DPD I HTI Jateng Abdullah IAR, menyampaikan Penolakan Hizbut Tahrir Indonesia terhadap kontes Miss World di Indonesia yang yang diselenggarakan September ini, serta meminta kepada anggota dewan untuk memnyampaikan aspirasi ini ke DPRD pusat. Beberapa alasan penolakan di antaranya adalah Missworld hanyalah ajang untuk eksploitasi tubuh perempuan, dan secara ideologis, missworld adalah ajang liberalisasi dan kapiralisasi budaya. Hal ini merupakan ancaman dari negeri Islam terbesar di dunia.
Kedua anggota DPRD Jateng tersebut secara pribadi sepakat dengan delegasi HTI untuk melindungi perempuan. Hal tersebut akan disampaikan ke pimpinan fraksi dan dewan yang untuk selanjutnya jika disetujui akan disampaikan sebagai aspirasi dari bawah. Endang menyampaikan bahwa secara batin tidak menerima jika harkat dan martabat wanita dilecehkan. “Akan tetapi sebagai anggota dewan saya harus mengikuti mekanismenya.” Endang menambahkan “Sikap yang diambil adalah perpaduan antara fungsi dan kepentingan.”. Tampaknya jabatan masih menjadi sesuatu yang lebih berharga dari pada menyeru kebenaran bagi para “wakil rakyat”.
Abdullah menyudahi dengan suatu pesan “Kami menyeru kepada penguasa, melalui para Anggota Dewan untuk menyampaikan agar lebih berpihak kepada kepentingan rakyat dari pada kepentingan korporasi dan para pemilik modal.” Abdullah melanjutkan “Dan segala sesuatu kembalilah kepada aturan Alloh yang menciptakan manusian dan alam semesta ini. Missworld sangat bertentangan dengan aturan Alloh karena eksploitasi perempuan dan liberalisasi budaya. Ingatlah akan hari kiamat yang kita semua akan dimintai pertanggungjawaban !”
Setelah menemui anggota dewan, Abdullah melakukan orasi perihal hasil pertemuan kepada para peserta aksi yang sedari pertama melakukan aksi damai di depan pagar Gedung DPRD. Peserta Aksi meneriakkan Takbir dan yel yel penolakan Miss World (baca: miss worst) .
Beginilah jika hidup tanpa adanya khilafah, kemaksiatan dijadikan komoditi. “Ya Alloh, tegakkanlah Khilafah Ala Min Hajinnubuwwah di sini dan oleh tangan-tangan kami !”. Demikianlah akhir doa dari aksi. []Brojo P. Laskono/ I’lamy Semarang