Beberapa hari yang lalu, saya sengaja datang ke gedung J-Hall. Gedung itu di universitas tempat saya terkenal sebagai pusat diskusi sosial dan politik internasional. Di situ banyak mahasiswa sosial dan politik yang mengkaji tentang Asia , Afrika, Eropa, dan sebagainya. Banyak sekali buku yang tersedia yang bercerita tentang kultur, sejarah, sosial, dan politik dunia di luar AS.
Sempat saya lihat sebuah kelas yang di situ mahasiswanya sedang belajar bahasa Arab. Dosennya masih muda. Dari parasnya dia bukan orang Timur Tengah atau Asia , tapi lebih dekat ke wajah orang Brazil atau Spanyol. Saya mencoba mencari daftar ruang kelas yang mengajarkan Bahasa Indonesia, tapi ternyata tidak ada. Kurikulum sosial politik disini kalau fokus kajiannya adalah sebuah negara maka mahasiswa yang mengambil major itu akan mempelajari semuanya termasuk mempelajari bahasa negara tersebut.
Kebetulan saya bekenalan dengan Goldie, seorang mahasiswa sosial politik disitu. Dari raut wajahnya kelihatannya dia senang juga berkenalan dengan saya yang dari Indonesia , karena dia mungkin ingin tahu juga tentang Indonesia . Sebelum dia menanyakan tentang Indonesia saya mendahuluinya dengan pertanyaan tentang AS. Saya tanyakan tentang masalah krisis ekonomi yang sedang menerpa AS saat ini. Banyak sekali yang dia ceritakan, tapi intinya dia ingin mengatakan bahwa penyebab krisis ini adalah kesalahan management yang dilakukan oleh pemerintahan Bush. Dia menolak keras dengan nada tinggi ketika saya coba kaitkan krisis dengan economics system (capitalisme),menurut dia ini hanya masalah manajemen kebijakan (policy management).
Dia terus terang mengatakan bahwa memilih Obama ketika pemilu yang lalu. Karena salah satu manajemen kebijakan yang ditawarkan Obama adalah mengurangi pajak untuk mereka yang terkategori low dan middle class. Sedangkan kesalahan Bush, kata dia, adalah justru mengurangi pajak untuk mereka yang terkategori high class. Mungkin karena itu maka yang mendukung Obama umumnya mereka yang low dan middle income, sehingga menang mutlak terhadap McCain.
Saya tanya ke Goldie, bagaimana kalau ternyata kebijakan Obama gagal juga mengatasi krisis ekonomi. Dia cepat sekali memotong, ‘it is not possible’, menurutnya Obama punya tim ekonomi yang siap melakukan economic recovery. Mungkin kebanyakan masyarakat AS seperti Goldie itu, Obama benar-benar sebagai tumpuan harapan. Karena mereka meyakini bahwa krisis ini karena sekedar kesalahan managemen (personal / human error) bukan sistem. Tesis Fukuyama yang mengatakan bahwa kapitalisme sebagai akhir dari peradaban kelihatannya benar-benar melekat di kalangan terdidik AS.
Maka menjadi tidak aneh kalau para politikus dan ekonom Indonesia yang dididik di AS akan selalu berpendirian bahwa politik dan ekonomi demokrasi/kapitalisme merupakan sistem yang sudah final dan terbaik. Serta cenderung menafikan dan menganggap sebagai sebuah mitos atau utopia jika dipaparkan sistem lain (baca: Islam) yang bertentangan 180 derajat dengan demokrasi/kapitalisme. Mungkin mereka secara tidak sadar telah melakukan taqlid buta ‘right or wrong, US is our country; right or wrong, democracy is our system’.
Karena alasan human error itulah opini publik di AS saat ini menempatkan Bush sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap krisis ini, bukan sistem kapitalismenya. Mungkin karena itu, pada wawancaranya dengan ABC – World News – (Dec 1, 2008) Bush berkata, ‘I am sorry it is happening, of course’. Dia menutup wawancaranya dengan mengatakan, ‘the American people got to know that we will safeguard the system’.
Sementara Obama, tampak terus berupaya menjaga opini dan kepercayaan publik. Pada Senin kemarin (1 Des 2008), Obama mengadakan konferensi pers di Chicago dan kembali meyakinkan publik Amerika bahwa team ekonominya yang terbentuk akan mampu melakukan economic recovery yang salah satunya adalah penciptaan lapangan kerja. Dia juga memompa emosi masyarakat AS dengan mengatakan bahwa kemampuan ekonomi AS harus terus bisa menopang kekuatan militer, pengaruh diplomasi, dan kepemimpinan global (’… our economic power must sustain our military strength, our diplomatic leverage, and our global leadership’).
Berjarak ratusan kilometer dari tempat Obama jumpa pers itu, saya berkenalan dengan seseorang di sebuah tempat perbelanjaan. Dia bekerja di Hotel Marriot di Washington DC. Sambil berbelanja saya menanyakan pendapatnya tentang kondisi ekonomi sekarang. Dia katakan kondisi saat ini sebagai ‘the worst holiday shopping season in decades’ (masa perbelanjaan liburan terburuk dalam dasawarsa terakhir). Kata dia, biasanya bulan Desember tempat-tempat perbelanjaan sangat-sangat ramai, bahkan sangat sulit untuk mencari tempat parkir di tempat perbelanjaan. Orang-orang umumnya pada menjual mobilnya untuk menggantinya dengan mobil baru. Tapi sekarang sangat jauh dari keadaan itu.
Saya coba bertanya untuk memancing emosinya, tentang apa yang akan terjadi jika Obama gagal mengatasi krisis ini. Sambil mengangkat kedua tangannya dan geleng-geleng kepala dia berkata, ‘Social disturbance, may be’. Mungkin yang dia bayangkan adalah sebuah kekacauan atau kerusuhan sosial yang akan melanda AS jika Obama gagal mengatasi krisis ini. Sementara super market ‘Linens & Things’ yang tempatnya bersebelahan dengan tempat saya berbelanja itu sudah dipasang spanduk besar di bagian depannya yang bertuliskan ‘going out of bussiness’, yang berarti sudang jatuh pailit.
Apakah Obama akan mampu mengatasi krisis ini? Banyak kalangan yang meragukannya, karena krisis ini sudah berjalan makin parah, sementara tim ekonomi Obama baru start bekerja pertengahan Januari mendatang. Padahal beberapa perusahaan besar sudah mulai sekarat, Citigroup yang menjadi induk Citibank dikabarkan akan segera menyusul bangkrut menemani Lehman Brothers yang sudah lebih dulu tutup usia. CNN (CNNMoney.com, Nov 17, 2008) melaporkan bahwa Citigroup berencana meakukan layoff (mem-PHK) karyawannya lebih dari 50,000 orang, menyusul anjloknya saham mereka di Wall Street .
The New York Times /NYT (Dec 2, 2008) memuat pernyataan National Bureau of Economic Research US yang mengatakan bahwa resesi ekonomi ini telah dimulai sejak akhir Desember 2007. Menurut Allen Sinai, President of Decision Economics in Lexington, resesi kali ini akan dicatat dalam the book of record sebagai resesi terpanjang sejak Perang Dunia II. Bahkan kata dia bukan hanya terpanjang tapi juga resesi yang terdalam. The Dow Jones industrial dilaporkan turun 680 point atau sekitar 7.7 persen. Data baru menunjukkan bahwa aktivitas manufacturing tahun ini anjlok mencapai titik terendah dalam 26 tahun terakhir.
Satu hal yang cukup menarik adalah bahwa resesi ekonomi telah terjadi secara periodik di AS. Menurut catatan NYT, di AS sudah terjadi 7 kali resesi yaitu Desember 69 – November 70 (11 bulan), November 73 – Maret 75 (16 bulan), Januari 80 – Juli 80 (6 bulan), Juli 81 – November 82 (16 bulan), Juli 90 – Maret 91 (8 bulan), Maret 2001 – November 2001 (8 bulan), Desember 07 – ? (sudah 11 bulan sampai sekarang) dan diperkirakan masih akan berjalan panjang. Empat faktor yang diukur sebagai kriteria resesi adalah GDP, personal consumption, employment, dan housing prices.
Mungkin saja ini tidak hanya resesi terpanjang dan terdalam sebagaimana disinyalir oleh Allen Sinai, bahkan bisa jadi sebagai resesi terakhir yang akan menutup sejarah kapitalisme.
Wassalam,
K. Shadiq
Dari Washington DC.
sudah terbukti kapitalisme sudah runtuh dan tidak bisa mengatasi semua permasalahan yang ada, krisis global adalah salah satu buktinya..
apa yang diharapkan dari sistem kapitalisme ini yang sudah cacat dari lahirnya
GANTI REZIM GANTI SISTEM.
saya yakin bahwa obama tidak akan sanggup membangkitkan kembali amerika. karena permasalahan sebenarnya ada pada system, bukan sekedar kebijakan pemimpin. kita ingat beberapa saat lalu ada pemilihan gubernur di DKI,tokoh terpilih mengklaim sebagai ahlinya. yang berjanji akan mengatasi masalah banjir, macet dll. tapi apa buktinya.tidak selesai kan? karena masalahnya sudah sistemik dan mengakar. contoh lain. bagaimana janji kampanya pemilu presiden 2004 lalu. saat ini apa sudah terwujud. sekali lagi masalahnya bukan sekedar keinginan. tetapi sistem, yang memang sudah tidak sanggup, karena memang sudah cacat sejak lahir. begitupun obama.
waduh.kalau krisis demi krisis masih berlanjut dari dulu sampai sekarang masih dikatakan human error, keterlaluan.sudah salah dari asasnya yang sekuler dan liberal. mau orang yang masuk jadi pemimpin itu muslim lah sekalian,pasti tidak akan pernah bisa merobah krisis system ini. Maka dari itu, Obah asasnya, Obah jadi Khilafah, jangan sekadar ObahMa saja..percuma..
GANTI REZIM GANTI SISTEM?! oke bro. qu setuju banget dengan Kang Rusdi. Emang bener, sistem kapitalisme cacat sejak lahir. Bahkan si jabang bayi kapitalisme ini hasil hubungan gelap antara dua pihak yang gak bisa ngatur kehidupan ini.Jadi si-Kapitalisme itu ANAK HARAM! dan HARAM HUKUMNYA ngebesarin dan memelihara Kapitalisme! seharusnya dia diAborsi sebelum lahir!
Kematian Kapitalisme harus dipercepat!Sudah terlalu lama bangsa ini tersenyum sambil menangis kesakitan dalam sistem yang rusak!!! emang membingungkan!