Berkorban Demi Tegaknya Islam
“Rasulullah SAW telah memberikan contoh kepada kita akan aktivitas-aktivitas ibadah yang dapat dilakukan oleh kita sebagai pengikutnya. Salah satu sikap yang dicontohkan Rasulullah saw adalah berkorban dengan berjuang untuk menegakkan dan menerapkan Syariat Islam di muka bumi.”
Itulah kalimat Pembuka yang disampaikan Ketua DPD II HTI Kota Bogor Ust. Ahmad Nurhidayatullah dalam pelaksanaan Sholat Idul Adha 1429 H yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia bersama masyarakat Kota Bogor pada hari Senin, 8 Desember 2008 di halaman parkir Pusat Perbelanjaan Giant – Yasmin Bogor.
Sholat Idul Adha yang dihadiri oleh 750 orang jama’ah laki-laki dan wanita tersebut dipimpin oleh Imam Ust. Usman Baidillah.
Usai Sholat Id, Ust. M. Adhi Maretnas menyampaikan Khutbah Idul Adha yang bertemakan, “Berkorban Demi Tegaknya Islam.”
Dalam Khutbahnya tersebut, Khotib mengingatkan kepada para jama’ah bahwa hanya pada saat merayakan hari Raya Idul Adha sajalah umat Islam ini bersatu. Namun sayang, begitu umat Islam selesai mengerjakan shalat Idul Adha, kesatuan itu pun sirna.
“1,4 milyar umat Islam yang kini tengah merayakan Idul Adha itu pun kembali menjadi buih, dan tidak berdaya menghadapi penistaan yang terus menghampiri umat Islam.” tegas Ust. M. Adhi Maretnas.
Khotib pun kembali menegaskan, bahwa keterpurukan umat Islam tersebut dikarenakan umat Islam saat ini terjangkiti oleh penyakit al–wahn, yaitu penyakit mencintai dunia dan takut akan kematian. “Akibatnya, umat Islam pun semakin terpuruk,” lanjut Khotib.
“Marilah kita tengok kondisi kaum Muslim di dalam negeri ini. Di negeri yang mayoritas penduduknya Muslim ini, hanya tersisa banyaknya jumlah saja. Bagaimana mungkin kita bangga sebagai Muslim kalau melarang dan membubarkan Ahmadiyah yang jelas sesat dan kafir saja tidak bisa? Apa yang tersisa dari identitas Islam kita, kalau melarang pornografi dan pornoaksi saja tidak bisa? Orang menikah dengan cara yang sah diteriaki, dihujat dan dikriminalkan; sementara orang yang berzina dan kumpul kebo dibiarkan. Ketika anak gadis kecil menikah, dipersoalkan karena dianggap mengambil haknya sebagai anak, tetapi ketika seorang perempuan rela hidup serumah tanpa tali pernikahan, tidak pernah dikatakan dilanggar hak kemanusiaannya,” papar Ust. M. Adhi Maretnas menuntaskan.
Di akhir khutbahnya, Khotib menyatakan tidak ada lagi solusi bagi semua kehinaan dan kesengsaraan kita itu, kecuali dengan kembali kepada Islam, dengan menerapkan Islam secara Kaaffah.
Sholat dan Khutbah Idul Adha selesai ditunaikan. Jama’ah Sholat Id pun membubarkan diri dengan tertib.
Satu ibroh yang bisa diambil dari pelaksanaan sholat Id tersebut adalah bahwa pengorbanan umat Islam, tentunya tidak dibatasi pada penyembelihan hewan qurban saja. Berjuang untuk tegaknya dan diterapkannya Syariat Islam di tengah-tengah kehidupan masyarakat pun, merupakan bentuk pengorbanan yang sangat besar.
[HUMAS DPD II HTI KOTA BOGOR]
Alhamdulillah. Acara Shalatnya berlangsung khusyu’ & lancar. Moga bisa lebih baik dan lebih semarak lagi di tahun berikutnya. Hidup perjuangan…Hidup Ideologi Islam.
Walaupun diliputi cuaca yang berawan (mendung), minat insan yang bertakwa tuk menunaikan ibadah sholat Idul Adha tidak mereda, dengan pakaian serba putih dan niat menghadap panggilan Ilahi mengumandangkan takbir dan takhmid memuji kebesaran sang Ilahi atas rahmat & rezeki yang diberikan kami sekeluarga menyembelih kurban sebagai rasa syukur.
Alhamdulillah semuanya berjalan dengan baik salam dari keluarga di Batubara
panitia telah melaksanakannya tugasnya dengan baik. Pelaksanaan shalat Ied pun berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.
Semoga daerah-daerah lain pun sama lancarnya seperti pelaksanaan di Bogor.
tetep semangad sobat!!!
kunjungi web kami yah, di:
http://www.liberationmovement.co.cc