Komunitas Muslim di Inggris telah ‘jijik’ oleh gagasan kemungkinan larangan pada gadis-gadis dan kaum perempuan muda Muslim untuk mengenakan cadar di tempat-tempat umum. Menteri Dalam Negeri Jeremy Browne mengatakan pemerintah harus mempertimbangkan larangan tersebut.
“Kami harus sangat berhati-hati untuk memaksakan konformitas agama pada masyarakat yang selalu menghargai kebebasan berekspresi,” kata seorang menteri dari partai Demokrat Liberal kepada The Telegraph. “Tapi ada perdebatan tentang apakah para gadis harus merasa harus memakai jilbab pada saat masyarakat menganggap anak-anak tidak mampu untuk mengekspresikan pilihan pribadi mereka tentang masalah-masalah lain seperti membeli alkohol, merokok atau menikah,” kata Browne.
“Hal itu akan berlaku bagi kaum minoritas Kristen di Timur Tengah seperti halnya agama minoritas di sini, di Inggris,” tambahnya. Kepala eksekutif Ramadhan Foundation, suatu kelompok yang bekerja dengan kaum muda Muslim Inggris mengatakan dia merasa “jijik” oleh komentar Browne. “Ini adalah contoh lain dari standar ganda yang diterapkan untuk kaum Muslim di negara kita oleh beberapa politisi,” kata Mohammed Shafiq.
“Apapun agama seseorang mereka harus bebas untuk mempraktekkannya sesuai dengan pilihan mereka sendiri dan setiap upaya oleh pemerintah untuk melarang perempuan Muslim akan sangat ditentang oleh komunitas Muslim.” Perdebatan itu muncul setelah Birmingham Metropolitan College mengubah aturan pekan lalu dalam sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebelumnya, mereka melarang para siswi Muslim mengenakan niqab – kerudung yang hanya terlihat mata. Sebuah petisi online untuk melawan larangan itu ditandatangani oleh 9.000 dalam 48 jam dan memaksa institusi itu untuk membatalkan larangan itu, yang telah diberlakukan selama delapan tahun. [Sumber: Russia Today]