HTI Press, Lamongan. Ahad (22/9), dilaksanakan Halqah Islam dan Peradaban DPD 2 HTI Lamongan. Mengambil tema Miss World adakah berkah atau laknat ? Halqah yang diikuti sekitar 600 peserta ini dilaksanakan di Budi Luhur Convention Hall Jl. Sunan Kalijaga Lamongan. Menghadirkan pembicara dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lamongan, KH Masnur Arif, SH, pembicara dari DPP HTI, Ust. Saifullah, dan pembicara dari DPD 2 HTI Lamongan, Ust Fathurrohman, S.Pd.
600 an peserta terdiri dari berbagai lapisan masyarakat mulai memadati gedung pukul 08.00. Diawali dengan tartil Al Qur`an oleh Ust Saifurrohman, yang membacakan surat Ali Imron 104, tentang pentingnya adanya jamaah yang melakukan perbaikan.
Dilanjutkan kalimatut taqdim Ketua DPD II HTI Lamongan, Ust. Suhariyanto, MT. Beliau menyampaikan bahwa kehormatan umat islam tidak terjaga dengan adanya Miss World. Miss World merupakan pedang untuk membunuh keyakinan umat Islam dan juga cara pandangnya. Ust Suhariyanto mengutip pernyataan Syech. Abdul Qodim Zalum bahwa ide berbahaya adalah ide kebebasan dan azab Allah yang datang apabila melakukan kemungkaran. Ditambahkan pendapat Ibnu Tamiyah tentang setan bisu yaitu orang yang diam saja dari upaya mencegah kemungkaran.
Usai Ust. Suhariyanto, dilanjutkan dengan tampilnya moderator, Edy Kusuma. Sebelum pembicara hadir di panggung, Edy Kusuma menyapa peserta dengan sapaan “apa kabar Indonesia ?”, kemudian Edy memaparkan tentang kondisi Indonesia yang seharusnya tidak adem ayem dengan adanya Miss World. Selanjutnya Edy mempersilahkan 3 pemateri duduk di kursi panggung.
Pembicara DPD 2 HTI Lamongan Ust Fathurrohman, mendapat kesempatan pertama menyampaikan materi. Alumni Mahad Darussalam Sukomulyo Lamongan ini menganalisis bahwa dunia kosmetik dan TV diuntungkan dengan adanya acara itu, dan ada agenda yang tersembunyi di balik Miss World.
KH Masnur Arif, SH dari MUI mendapat kesempatan kedua. Mantan Ketua PCNU Lamongan ini mencontohkan berpakaian ketat dan tipis merupakan larangan sebagaimana dalam Surah An Nur. Beliau menyerukan untuk tidak menonton, membaca, dan mengekspos informasi tentang Miss World. Dalam hal ini MUI sudah menolak, dan sikap MUI seharusnya menjadi sikap seluruh muslim di dunia.
Pembicara ketiga Ust Saifullah dari DPP HTI, menyampaikan bahwa ada upaya menutupi kekayaan negeri kita, dengan mengharapkan keuntungan yang sedikit dari penyelenggaraan Miss World. Beliau menyesalkan sikap DPR dan presiden, yang mempersilahkan penyelenggaraan Miss World di Indonesia . Ini membuktikan bahwa mereka dibiayai para kapitalis.
Pada sesi tanya jawab, Huda dari Paciran dan Eka Maliansyah dari Lamongan Kota menanyakan tentang langkah kongkrit untuk mencegah Miss World. Ust Saifullah menjawab bahwa kepala negaralah yang memiliki wewenang untuk menolak. Harapan penerapan Syariah dan Khilafah dapat mencegah hal-hal semisal Miss World. Usai paparan materi dan tanya jawab, dilanjutkan dengan Press Release Jubir HTI yang dibacakan Ust. Zainnudin, S.Pd. Hal ini semakin memperkuat kebutuhan umat akan Syariah dan Khilafah dalam mengatasi problem moral.
Memperkuat sila ukhuwah diberikan hadiah oleh Ust. Suhariyanto kepada KH. Masnur Arif, Kitab Struktur Daulah Khilafah, Majalah Al Waie, Tabloid Media Umat, dan VCD Muktamar Khilafah Surabaya. Diiringi pelukan hangat KH. Masnur Arif kepada para aktivis HTI yang ada di panggung.[] MI HTI Lamongan