HIP-4 Deli Serdang: Plbup Deli Serdang 2013 Umat Pilih Siapa?

HTI Press. Tanjung Morawa (29/09/2013), menjelang pemilihan bupati Deli Serdang 2013 yang akan diselenggarakan pada tanggal 23 Oktober 2013, telah melahirkan euforia di tengah-tengah masyarakat Deli Serdang, apalagi ada 11 pasang cabup dan cawabup yang bertarung. Merespon fakta inilah DPD II HTI Deli Serdang menyelenggarakan HIP-4 dengan tema “PILBUB Deli Serdang 2013 Umat Pilih Siapa ?”, hadir sebagai pembicara 1). Drs. Muhammad Yusri, M.Si (Ketua KPUD Deli Serdang); 2). Sarjono Syam, Bsc, S.pd, MM (Pengamat Politik); 3). Abu Zahid al-Maidany (DPD II HTI Deli Serdang).

Diskusi berlangsung hangat dengan dihadiri 700 peserta yang terdiri dari delegasi parpol, tim sukses para calon, tokoh, ulama serta masyarakat umum. Menarik apa yang disampaikan oleh bang Yusri bahwa UU Pemilu di Indonesia masih rentan di eksploitasi oleh para kapitalis, beliau juga menyatakan bahwa sulitnya melahirkan calon-calon kepala daerah yang amanah serta bebas korupsi karena kuatnya tekanan para kapital untuk meloloskan calon-calon bermasalah yang juga dilegitimasi oleh UU, sedangkan posisi KPUD yang hanya sebagai lembaga penyelenggara tidak berdaya melakukan seleksi dengan mengedepankan moral.

Dalam pandangan Bapak Sarjono, buruknya kualitas cabup dan cawabup akibat telah menjasadnya pemikiran barat penjajah di tengah-tengah masyarakat, untuk mengubahnya memang bukan usaha mudah, tetapi harus dilakukan untuk kebaikan masyarakat dan bangsa ke depan. Untuk itu beliau berpendapat bahwa keterlibatan masyarakat dalam pemilu terkhusus umat Islam punya peran sentral bagi perubahan ke depan. Hal ini juga diamini oleh bang Yusri, walaupun secara konstitusi tidak ada larangan masyarakat tidak memilih karena memilih serta tidak memilih adalah hak politik, akan tetapi sebagai bentuk kepedulian terhadap bangsa maka sudah seharusnya masyarakat ikut memilih.

Sedangkan Ustadz Abu Zahid dalam paparannya menyampaikan bahwa demokrasi yang diterapkan di negeri ini berspirit sekulerisme, yang memisahkan agama dari kehidupan, wajar bila kualitas pemimpin bermasalah karena agama dipinggirkan dari ranah politik. Sebagai alternatif dalam pandangan Islam untuk perubahan ke depan sebenarnya dibutuhkan arah perjuangan yang jelas, yang tidak sekedar rutinitas memilih pemimpin 5 tahunan, akan tetapi perubahan mendasar pada sistem yang diterapkan di negeri ini, dan HTI menawarkan sistem Khilafah yang akan menerapkan Syariah, hukum Allah yang menyejahterakan sebagai alternatif perubahan hakiki bagi bangsa ini. Wallahua’lam. []Marwan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*