Sejumlah ormas Islam menyatakan menolak kedatangan Presiden Amerika Barack Obama serta menolak seluruh agenda jahat Amerika yang dijalankan di negeri ini termasuk melalui Asia Pacific Economic Cooperation (APEC).
“Alasannya, secara syar’i, Amerika adalah negara kafir harbiy fi’lan, sebab telah nyata-nyata memerangi, bahkan membunuhi kaum Muslim di Irak, Afghanistan, Pakistan, serta menjadi sekutu setia zionis Yahudi Israel yang merampas wilayah Islam dan menindas kaum Muslim di Palestina,” ungkap Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto, dalam konferensi pers HTI bersama ormas-ormas Islam, Rabu (2/10) di Kantor DPP HTI, Jl Soepomo, Tebet, Jakarta Selatan.
Berdasarkan fakta tersebut, lanjut Ismail, secara syar’i pula maka hubungan negeri-negeri Muslim dengan Amerika dan negara-negara yang nyata-nyata ikut serta memerangi kaum Muslimin adalah hubungan perang dan dilarang menjalin hubungan diplomatik.
Ia pun menyatakan kedatangan Obama ke Indonesia dalam rangka menghadiri APEC yang diselenggarakan di Bali jelas-jelas merupakan bentuk imperialisme politik yang sarat dengan mudharat bagi bangsa dan negara ini.
“Sebab, kemitraan semacam APEC merupakan wujud dari global governance yang menempatkan Amerika sebagai pengendali dan penguasa atas negara-negara dunia ketiga, termasuk di dalamnya Indonesia,” beber Ismail.
Oleh karena itu, ormas Islam yang hadir dalam konferensi pers tersebut mengajak seluruh komponen kaum Muslimin di Indonesia, penguasa, politisi, partai dan ormas, wa bil khusus para ashabul fa’aliyah dan para jenderal polisi dan tentara untuk bersama-sama menolak kedatangan Obama dan manuver politik yang dilakukan dalam berbagai konferensi yang memantapkan imperialisme Amerika.
Dalam kesempatan konferensi pers tersebut, ungkapan senada diungkap pula oleh pimpinan berbagai ormas yang hadir. Di antaranya: Musjby (Internasional Moslem Brotherhood); M Sabil Raun (Al Ittihadiyah); Abdurrahman Sampara (Lapmas); Djauhari Syamsuddin (PP Syarikat Islam) dan Suahrir (Laskar Anti Korupsi Indonesia Pejuang ’45). (mediaumat.com, 3/10/2013)