HTI Press. Jakarta- Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia Rokhmat S Labib menyatakan kesalahan besar umat Islam saat ini adalah tidak mengetahui siapa musuhnya. “Kesalahan besar umat saat ini tidak tahu siapa musuh dan tidak tahu memperlakukan musuh dengan benar,” ungkapnya saat memberikan pidato pengantar talkshow Halqah Islam dan Peradaban (HIP) Edisi 48, Kamis (3/10) di Wisma Antara, Jakarta.
Akibatnya, yang seharusnya dijadikan kawan diperlakukan sebagai musuh dan yang seharusnya diperlakukan sebagai musuh malah dijadikan kawan. “Bila musuh dijadikan kawan atau pemimpin, maka itulah menjadi penyebab mereka dengan mudah menjajah kaum Muslim,” ungkapnya di hadapan sekitar 250 peserta yang hadir.
Rokhmat menegaskan, salah satu musuh kaum Muslimin adalah Amerika, negara pengemban ideologi kapitalisme.
Menurutnya, kaum Muslimin harus mengetahui secara pasti, Amerika sebagai pengemban ideologi kapitalisme akan terus menyebarkan ideologi mereka dengan jalan penjajahan. Untuk menjalankan agendanya tersebut, Amerika melakukan banyak cara. Bisa penjajahan militer, ekonomi, budaya, perjanjian internasional, dan lainnya.
“Sesungguhnya perjanjian internasional, regional, maupun domestik, yang dibuat oleh negara kapitalisme pastilah untuk kepentingan mereka,” ungkapnya dalam acara yang bertema Qou Vadis APEC, Indonesia Untung atau Buntung?
Rokhmat pun membacakan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 168: “Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
Sikap permusuhan Amerika terhadap kaum Muslimin sudah sangat jelas, di Irak, Afghanistan, Pakistan, dan lainnya. “Dan sebagai layaknya musuh, kita harus perlakukan mereka sebagai musuh!” tegasnya.
Lebih dari itu, mereka memiliki kepentingan untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya.
“Sebagian besar ahli kitab (Kristen dan Yahudi) menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran,” ungkapnya mengutip Alquran Surat Al-Baqarah Ayat 109.[] Joko Prasetyo