Al-Islam edisi 676, 18 Oktober 2013 – 13 Dzulhijjah 1434
بسم الله الرحمن الرحيم
Bantuan-bantuan Amerika Seluruhnya adalah Racun.
Kehilangannya Seribu Kali Lebih Ringan daripada Mempertahankannya
Juru bicara kementerian luar negeri Amerika, Jennifer Bsaki, pada 10 Oktober 2013 menyatakan, Washington membekukan bantuan-bantuan militer dan ekonominya untuk Mesir menunggu adanya kemajuan yang kredibel ke arah pemerintahan sipil yang terpilih secara demokratis… Surat kabar Los Angeles Times mengutip para pejabat Amerika dalam konferensi pers 10 Oktober 2013, bahwa mereka mengatakan seputar masalah yang sama: “Sesungguhnya substansi kepentingan keamanan Amerika di kawasan, termasuk perjanjian damai antara Mesir dan Israel, tidak akan terancam disebabkan pemutusan atau pengurangan bantuan”.
Sungguh kita paham, perkataan-perkataan Amerika ini tidak berarti penghentian final bantuan-bantuan beracun untuk Mesir. Akan tetapi, itu hanyalah bagian dari tekanan untuk menegaskan jatuhnya pemerintahan baru menurut apa yang diinginkan oleh Amerika, sehingga tidak terjadi sesuatupun yang di luar perhitungan Amerika… Bantuan-bantuan itu adalah bagian dari cara, bahkan merupakan bagian dari metode, yang diadopsi Amerika dalam menjajah bangsa-bangsa dan meluaskan kontrol dan pengaruhnya. Hal itu dilakukan sejak Amerika masuk ke Timur Tengah sebagai kekuatan imperialisme baru. Rencana Amerika itu telah dirumuskan dalam konferensi Istanbul yang diselenggarakan para diplomat Amerika untuk Grup Arab pada Oktober 1950 M, dipimpin oleh George Maggie, seorang deputi di kementerian luar negeri Amerika. Di antara rencana itu adalah “Menjadikan kerjasama dengan penduduk negeri sebagai salah satu cara akses ke kawasan” dengan kebiasaan mereka melakukan penipuan dengan menyematkan sebutan lemak terhadap racun! Artinya, bantuan-bantuan beracun yang mereka sebut “kerjasama” adalah bagian dari tulang punggung politik Amerika untuk akses ke pelosok kawasan, merekayasa antek-antek, merampas kekayaan dan memeras darah… Amerika juga menggunakan cara bantuan dalam menjajah Indonesia. Ketika Soekarno pada era lima puluhan menolak bantuan, Amerika pun terus menekannya dalam berbagai ancaman dan intimidasi, sampai Soekarno menerima bantuan dan berikutnya pengaruh Amerika masuk ke Indonesia dan terus bercokol hingga hari ini. Begitulah, apa yang disebut Amerika di dalam kamusnya sebagai bantuan kemanusiaan hakikatnya adalah proyek penjajahan dengan wajah ekonomi, hingga kepada teman-temannya sekalipun! Proyek Marshall pasca PD II yang berjudul “Penyelamatan Eropa –Save Europa-“ merupakan jalan masuk untuk korporasi-korporasi Amerika agar menjadi partner efektif dalam sendi-sendi perekonomian Eropa. Setelah berjalan beberapa dekade akhirnya perekonomian Eropa secara umum menjadi milik korporasi Amerika. Meski pada beberapa tahun terakhir sedikit menurun, namun pengaruh korporasi-korporasi Amerika di dalam perekonomian Eropa tetap bertahan hingga hari ini.
Sungguh, bantuan-bantuan itu semuanya merupakan keburukan. Fakta berbicara bahwa negara-negara kafir imperialis, khususnya Amerika, tidak memberikan bantuan kecuali untuk meluaskan pengaruh dan hegemoni, demi kepentingan-kepentingannya dan kepentingan-kepentingan entitas Yahudi. Semua itu tertulis di dalam perjanjian Camp David yang merupakan kejahatan besar. Sampai-sampai pejabat entitas Yahudi mengkhawatirkan pengaruh pemutusan sesuatu dari bantuan-bantuan Amerika untuk Mesir. Sebab entitas Yahudi menilai bahwa “Bantuan-bantuan Amerika ke Mesir merupakan pilar penting untuk perjanjian Camp David”.
Bantuan-bantuan Amerika merupakan dharar yang sangat besar. Rasul saw bersabda:
«لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ»
Tidak boleh memudharatkan diri sendiri dan orang lain (HR al-Hakim di al-Mustadrak).
Al-Hakim berkata, “Ini adalah hadits yang sanadnya shahih menurut syarat Muslim meski beliau tidak mengeluarkannya”, dan disepakati oleh adz-Dzahabi. Jadi penerimaan bantuan-bantuan ini merupakan kejahatan yang besar di dalam Islam. Sebab hal itu menjadi jalan bagi kaum kafir imperialis untuk menguasai negeri kaum Muslimin di bidang ekonomi, politik, dll. Allah SWT berfirman:
﴿وَلَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلًا﴾
dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman. (TQS an-Nisa’ [4]: 141)
Ini dari satu sisi. Dari sisi yang lain, bantuan-bantuan ini tidak berarti sama sekali dibanding PDB Mesir. Bantuan Amerika sekitar 1500 juta dolar itu tidak lebih dari 0,3 persen dari PDB Mesir. Lebih dari itu bantuan-bantuan Amerika itu tidak ada artinya dibanding kekayaan Mesir baik minyak, gas, tambang, jalur lalu lintas terusan Suez … Peningkatan sedikit saja tarif terusan Suez akan mendatangkan pendapatan berkali-kali lipat dari jumlah bantuan Amerika itu. Pemutusan gas ke entitas Yahudi yang dijual kepada mereka dengan harga murah sekali, lalu menjualnya di pasar dengan harga normal akan mendatangkan pemasukan berkali-kali lipat dari jumlah bantuan Amerika itu. Apalagi kita saat ini dalam kondisi perang riil dengan entitas Yahudi pencaplok bumi Isra’ dan Mikraj. Maka sama sekali tidak boleh menjalin hubungan-hubungan damai dengan entitas Yahudi, baik hubungan politik, ekonomi dan lainnya …
Sedangkan apa yang disebarkan oleh Amerika tentang kemiskinan dan krisis ekonomi yang akan menimpa Mesir jika tidak ada bantuan-bantuan tersebut, hal itu adalah perkataan yang cacat dan dusta. Kemiskinan di negeri kaum Muslimin adalah kemiskinan artifisial hasil rekayasa, yang disebabkan minimnya penguasaan terhadap pemerintahan dan sumber-sumber kebijakan. Akibatnya kekayaan umat dan kepemilikan umum umat terlantar disia-siakan untuk pembelanjaan yang rusak dan membahayakan negeri serta penduduknya. Kepemilikan umum tidak didistribusikan kepada umat padahal itu adalah hak umat. Sebaliknya disimpan di kantong-kantong “ikan paus” dan di rekening-rekening bank baik dalam negeri maupun luar negeri, baik rekening rahasia maupun terang-terangan… Kemudian negeri Muslim juga terikat dengan Bank Dunia, IMF, dan racun-racun Amerika yang disebut sebagai “bantuan”… Inilah sebab kemiskinan di negeri kaum Muslimin. Jika tidak demikian niscaya negeri kaum Muslimin itu penuh dengan kekayaan yang dikaruniakan oleh Allah, yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan umat; jika secara baik dikelola dan ditempatkan di pos-pos yang telah dijelaskan oleh Zat yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
Wahai kaum Muslimin di bumi al-Kinanah! Yang wajib adalah Anda semua segera menolak bantuan-bantuan. Bukannya justru Amerika mengancam Anda dengan ancaman pemutusan bantuan-bantuan itu! Hukum asalnya bantuan-bantuan beracun ini Anda halangi untuk masuk ke negeri Anda. Penghalangan itu akan menjatuhkan Amerika dan entitas Yahudi dalam kematian. Inilah yang seharusnya kita harapkan dan kita kerahkan dengan segenap daya upaya. Begitulah, jawaban yang wajib disampaikan adalah kita lemparkan racun-racun mereka ke wajah mereka. Jawaban kita tidak seharusnya seperti ucapan duta besar Badar Abdul ‘Athi, yang berbicara atas nama kementerian luar negeri Mesir, “Keputusan ini tidak benar dilihat dari sisi isi dan waktunya”. Ia menambahkan, “Mesir juga mementingkan kelanjutan hubungan yang baik dengan Amerika Serikat”!
Sungguh yang wajib bagi al-Sisi pengkudeta adalah melemparkan bantuan-bantuan ini di wajah pemiliknya dan mengembalikan racun-racun Amerika ke dadanya, sehingga Amerika tahu bahwa al-Kinanah adalah kuat dengan Rabbnya dan mulia dengan agamanya … Akan tetapi hal itu tidak mungkin bagi pengkudeta itu, sementara dia sibuk membunuh masyarakat, kecuali yang berkata seperti perkataannya dan berpandangan seperti pandangannya. Hal itu seperti yang dikatakan oleh Fir’aun dahulu:
﴿قَالَ فِرْعَوْنُ مَا أُرِيكُمْ إِلَّا مَا أَرَى﴾
Fir’aun berkata: “Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik …”. (TQS. Al Mu’min [40]: 29)
Sesungguhnya membunuh satu jiwa yang diharamkan oleh Allah tanpa hak, akan membinasakan pelakunya di dunia dan di akhirat. Diantara apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw di hadapan manusia pada hari Arafah:
«فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ، وَأَمْوَالَكُمْ، وَأَعْرَاضَكُمْ، بَيْنَكُمْ حَرَامٌ، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا»
Sungguh darah kalian, harta kalian, kehormatan kalian, adalah haram diantara kalian, seperti keharaman hari kalian ini, pada bulan kalian ini dan di negeri kalian ini (HR al-Bukhari)
Sesungguhnya orang yang membunuh satu jiwa tanpa hak, ia telah melakukan kejahatan terhadap agama dan umatnya, dan kesudahannya adalah seperti yang difirmankan oleh Allah yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa:
﴿سَيُصِيبُ الَّذِينَ أَجْرَمُوا صَغَارٌ عِنْدَ اللَّهِ وَعَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا كَانُوا يَمْكُرُونَ﴾
Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya. (TQS al-An’am [6]: 124)
Begitulah yang dilakukan terhadap kelompok mereka dahulu. Dan orang yang berakal adalah orang yang mengambil pelajaran dari orang lain.
﴿إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ﴾
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya. (TQS Qaf [50]: 37)
6 Dzulhijjah 1434 H
11 Oktober 2013 M
Hizbut Tahrir
Komentar
Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan bahwa Indonesia akan menjadi negara pengimpor gas alam di tahun 2030. Hal itu bisa terjadi jika pemerintah tidak menemukan sumber-sumber gas alam baru. (kompas.com, 14/10/2013).
- Sungguh sayang, selama ini gas negeri ini diobral ke negara lain untuk kemajuan industri dan perekonomian mereka. Sementara industri dan penyediaan energi di dalam negeri sulit mendapat gas, dan rakyat harus menanggung energi yang mahal.
- Itulah akibat pengelolaan SDA ala kapitalisme. SDA habis bukan untuk kesejahteraan rakyat sendiri, dan sebaliknya lebih menyejahterakan rakyat negara lain dan memakmurkan korporasi asing.
- Saatnya kelola sumber daya alam sesuai tuntutan syariah Islam, niscaya membawa kesejahteraan untuk rakyat.