Suriah merupakan tempat yang subur untuk menegakkan khilafah dan Hizbut Tahrir siap untuk mengawali penegakan khilafah di tanah Syam. Hal ini disampaikan Ketua Kantor Media Hizbut Tahrir wilayah Suriah, Hisyam Baba kepada Aljazeera net. Berikut laporan Aljazeera net yang dilangsir pada 12/10.
Bukan rahasia lagi bahwa Hizbut Tahrir yang —aktivitasnya— dilarang di sebagian besar negara Arab, berkeinginan untuk memproklamasikan tegaknya Khilafah Islam. Hal yang telah lama diserukan Hizbut Tahrir di tengah revolusi Suriah saat ini saat berhadapa dengan rezim Basyar al-Assad.
Hizbut tahrir—yang aktivitasnya sangat menonjol di sejumlah wilayah yang telah dikuasai pasukan oposisi di Suriah utara—mengatakan bahwa negeri ini telah menjadi tanah yang subur. Hizbut Tahrir pun telah menyatakan kesiapannya mengawali tegaknya negara Khilafah Islam. Di tempat ini Hizbut Tahrir telah menyebarkan slogan-slogan di beberapa tempat, di kota Aleppo, Suriah utara, yang mengatakan bahwa “matahari Khilafah akan bersinar kembali”.
Meskipun Hizbut Tahrir tidak mengadopsi aktivitas bersenjata, dan tidak membentuk milisi bersenjata dalam revolusi terhadap rezim Assad, namun tidak diragukan lagi ada faksi-faksi yang mengadopsi pemikirannya, bahkan Hizbut Tahrir terus melakukan kontak dengan faksi-faksi bersenjata untuk menemukan benang merah di antara mereka.
Di Kantor Media Hizbut Tahrir di salah satu distrik dari Aleppo, yaitu kantor yang menyatakan sedang mamasang spanduk besar, yang memperkenalkan Hizbut Tahrir, mengibarkan bendera “Khilafah”, dan juga struktur administrasi negara Khilafah.
“Aljazeerah Net” telah bertemu dengan Ketua Kantor Media Hizbut Tahrir wilayah Suriah, Hisyam Baba, yang berbicara tentang pengamatan Hizbut Tahrir terhadap revolusi di Suriah sejak awal musim semi Arab, bahkan Hizbut Tahrir telah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa “rezim Suriah tidak kebal dari revolusi ini”.
Hisyam Baba: iklim yang sesuai untuk tegaknya negara khilafah (Aljazeera)
Bendera Khilafah
Baba berbicara tentang partisipasi Hizbut Tahrir dalam sejumlah aksi-aksi damai sejak dari awal, dan menjelaskan peran Hizbut tahrir dalam menyakinkan para pejuang revolusi, baik dalam revolusi damai atau bersenjata, maka sesudah itu harus mengangkat bendera Khilafah bukan bendera kolonialismej. Baba mengatakan kegembiraannya atas penyebaran bendera rosulullah SAW yang berwarna hitam, sama seperti yang diadopsi oleh Hizbut Tahrir untuk faksi-faksi dan batalyon-batalyon yang berbeda.
Juru bicara Hizbut Tahrir itu menegaskan “sekarang masalahnya telah bergeser dari penggulingan rezim berubah menjadi perubahan rezim, bahkan saat ini telah ada konsensus akan keharusan mendirikan negara Islam di Syam, dan ini salah satu keunikan revolusi Suriah.”
Baba, tidak merahasiakan adanya iklim untuk tegaknya negara Khilafah, yang telah lama diserukan oleh Hizbut Tahrir. Ia mengatakan bahwa “iklim politik saat ini adalah iklim layak untuk tegaknya Khilafah, sementara rakyat ingin orang-orang yang akan mewujudkan cita-citanya. Negeri Suriah adalah negeri subur untuk itu, setelah masyarakat mengatakan bahwa alat-alat dalam negeri yang diinginkan Suriah telah beralih menjadi arena permainan internasional.”
Ia juga mengatakan: “Hizbut Tahrir siap untuk menerima kekuasaan di daerah-daerah yang dibebaskan dari rezim, dan kami sedang berusaha untuk meraih dukungan dan pertolongan dari ahlul quwah (pemegang simpul kekuatan)”.
Ia menegaskan bahwa Hizbut Tahrir adalah partai politik yang ingin mengambil kekuasaan dari militer yang tengah berjuang di negeri ini, dengan mengatakan: “Kami yakin bahwa tidak akan memimpin negara, kecuali para politisi, sehingga kami terus berusaha membangun komunikasi dengan saudara-saudara kita di faksi-faksi Islam untuk membentuk kepemimpinan negara yang akan datang harus berasal dari kelompok yang sadar. Untuk itu, kami meminta dari ahlul quwah (pemegang simpul kekuatan) agar menolong menolong dan bekerja sama dengan kelompok yang sadar ini dalam semua persoalan internasional, supaya tidak menjadi mangsa bagi permainan negara-negara imperialis.”
Partai Politik
Juru bicara Hizbut Tahrir itu membantah dengan tegas klaim bahwa Hizbut Tahrir memiliki faksi-faksi militer di Suriah. Ia menegaskan bahwa faksi “Anshar al-Khilafah” bukanlah sayap militer Hizbut Tahrir. Sebab aktivitas Hizbut Tahrir adalah aktivitas politik saja. Namun ia tidak membantah keberadaan faksi-faksi bersenjata yang “mengadopsi pemikiran dan pendekatan Hizbut Tahrir”.
Ia menambahkan: “Kami adalah partai politik yang melakukan aktivitas politik saja, dan tidak melakukan aktivitas-aktivitas yang lain. Mungkin ada syabab (anggota Hizbut Tahrir) mengangkat senjata dalam kapasitasnya sebagai pribadi yang sedang membela agama, kehormatan dan saudara-saudaranya, dan mungkin ada dari syabab (anggota Hizbut Tahrir) yang terlibat dalam membantu keluarganya. Namun Hizbut Tahrir sebagai partai tidak melakukan semua itu.”
Ia menjelaskan bahwa Hizbut Tahrir terus membangun komunikasi dengan berbagai faksi di lapangan untuk menunjukkan “rencana-rencana kaum kafir penjajah yang tidak ingin umat islam, khususnya rakyat Suriah merasakan kebaikan,” serta menegaskan bahwa Hizbut Tahrir telah menyadari dari awal bahwa “Amerika tidak akan meninggalkan anteknya, Basyar,” bahkan Hizbut Tahrir menelanjangi oposisi Suriah “luar negeri” yang klaimnya memiliki hubungan erat dengan kaum kafir penjajah.”
Baba berpendapat bahwa tantangan berikutnya adalah upaya untuk mempersatukan faksi-faksi kata “mujahid” di tanah Suriah. Ia mengatakan bahwa Hizbut Tahrir sangat mempertahankan hubungan baik dengan berbagai faksi di lapangan, bahkan Hizbut Tahrir akan memperkuat perannya dalam upaya mempersatukan mereka.
Juru bicara Hizbut Tahrir menutup pembicaraannya dengan menyampaikan kabar gembira masa depan, bahwa “matahari Khilafah” seperti yang ia katakan akan bersinar dari Syam, ibukota Khilafah yang sebentar lagi tegak. Ia mengatakan bahwa “Hizbut Tahrir merasa sakit dengan apa yang terjadi di Mesir. Namun apa yang terjadi di sana memjadi bukti baru, yang semakin memperkuat kebenaran wacana yang terus dikemukan oleh Hizbut Tahrir,” katanya. [Mohammed al-Najjar – Aleppo/Sumber: aljazeera.net, 12/10/2013)
Ya, Allah… Berkahilah Hizbut-tahrir, berkahilah Para Mujahidin… Sungguh Kami Rindu akan sejuknya berada dalam naungan Syariah dan Khilafah…..