HTI Press. Bandung– Momentum kebangkitan pemuda bulan Oktober identik dengan peran besar pemuda dalam proses perjalanan bangsa. Krisis multidimensi membuat masyarakat semakin sulit, Indonesia sampai saat ini belum bangkit.
Menurut Ketua Lajnah Khusus Mahasiswa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPD Kota Bandung,
Ipank Fatin Abdullah, mekanisme demokrasi di negeri ini justru tidak memihak pada rakyat, malah penampuk kekuasaan memperkaya diri sendiri.
“Tidak memihak rakyat malah memperkaya pemilik modal swasta maupun asing,” ujarnya dalam Kampanye Kebangkitan Pemuda 2013 yang dihadiri 500 massa baik dari kalangan pelajar maupun mahasiswa, Ahad (27/10) di Gedung Merdeka, Asia Afrika, Bandung.
Kehidupan liberal demokrasi juga, menurut Ipank, membuat pemuda kehilangan integritasnya dengan menjadi pemuda Induvidualis, hedonis dan acuh dengan lingkungan sekitar. “Ini membuat potensi pemuda menjadi mandul,” paparnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, Kami pemuda baik pelajar dan mahasiswa menyatakan menolak demokrasi dalam setiap aspek kehidupan. “Demokrasi membajak pemuda dengan menjauhkan pemuda dari peran besarnya sebagai agen perubahan,” serunya.
Ia pun menerangkan bahwa syariat Islam yang diterapkan dalam daulah khilafah telah menghasilkan peradaban gemilang dengan potret generasi pemuda yang cemerlang.
“‘Kami menyerukan pemuda untuk bergerak memperjuangkan penerapan syariat Islam dalam naungan khilafah sebagai solusi bangsa Indonesia dan umat seluruhnya,” pungkasnya.[] (Mediaumat.com/fm)