600 Remaja Kabupaten Bandung Serukan Khilafah

HTI Press, Bandung.  “Khilafah! Khilafah! Khilafah!”, seruan tuntutan untuk menegakkan Khilafah menggema dalam acara Kongres Remaja Islam Kabupaten Bandung 2013 yang diselenggarakan oleh LDS HTI Kabupaten Bandung di Gedung PGRI Kabupaten Bandung, Kec.Katapang, Kab.Bandung, pada Ahad (27/10).

Acara yang mengambil tema ‘A Big Change’ tersebut dihadiri sekitar 600 remaja dari berbagai kecamatan di Kabupaten Bandung. Jumlah tersebut melebihi target.  Hingga akhirnya sekitar 500 kursi yang disediakan panitia tak cukup menampung peserta. Akhirnya terpaksa sebagian peserta harus menyaksikan kongres dengan berdiri dan duduk di lantai tanpa kursi.

Dalam kongres yang dimulai pukul delapan tersebut, Bobi, aktivis Remaja Islam dari kecamatan Ciparay, tampil menjadi orator pembuka. Dalam orasinya, Ia menyoroti kerusakan yang menjerat dunia pergaulan remaja. “Sekularisme dan Liberalisme yang mengajarkan kebebasan, telah membuat pergaulan remaja menjadi rusak!” ujarnya.

Kemudian orator selanjutnya, Muhammad Wahyudin, aktivis Remaja Islam kecamatan Bojongsoang, mengingatkan peserta, bahwa ketika umat Islam masih hidup dibawah naungan Khilafah, Pendidikan dapat mencetak para remaja dengan pribadi mulia. “Dahulu Pendidikan tak hanya menjadikan orang berilmu. Tapi juga bertakwa dan berakhlak mulia, beda dengan pendidikan sekarang”

Orator ketiga, Aldi Triansyah, mewakili aktivis Remaja Islam kecamatan Majalaya, tampil menggugah peserta untuk tak bersikap apatis. Ia mengaku prihatin dengan semangat Remaja yang hari ini dikendorkan secara sistemik sehingga malas memaksimalkan potensinya untuk memperbaiki umat. “Jangankan disuruh untuk berjihad, Kita saksikan remaja hari ini menuntut ilmu pun malas malasan!”bebernya.

Sementara orator ke empat, Didi Jumadi yang mewakili aktivis Remaja Islam kecamatan Cileunyi, mencoba meyakinkan peserta untuk habis habisan dalam memperjuangkan tegaknya Islam di muka bumi.“ Jangan takut dianggap teroris, fanatik atau sebutan sebutan negatif. Selama kita yakini ini benar, terus saja berjuang!”

Adapun Cepi Hidayah, yang tampil menjadi orator pamungkas mewakili Kecamatan Cicalengka mengingatkan peserta untuk tak berhenti sekedar mengetahui berbagai hal tentang Islam saja. Lebih dari itu pengetahuan tersebut menurutnya harus diamalkan.“Harapan Saya, selepas acara ini, Kita tak sekedar jadi tahu banyak hal. Tapi juga mengamalkan apa yang Kita ketahui” katanya.

Selain penyampaian Orasi, Kongres ini juga diisi pemaparan materi yang disampaikan oleh Ust Yudi Aditya, Praktisi Pendidikan yang juga aktivis HTI di Kabupaten Bandung. Ia menjelaskan tentang langkah yang harus ditempuh para peserta setelah menghadiri Kongres ini.” Pilihan kita, selepas acara hanyalah satu, yakni terlibat dalam aktivitas perubahan untuk menegakkan Khilafah!”

Berbagai hiburan juga ditampilkan panitia untuk menyemarakkan acara. Habib Maulana, aktivis Remaja Islam Rancaekek dengan penampilan puisinya berhasil menyentuh perasaan para peserta. Tak sedikit peserta yang ikut menunjukkan raut kesedihan ketika mendengarkan puisi tentang rusaknya dunia remaja yang dilantunkan Habib. Begitu pula kehadiran Band Islam Ideologis, The Guardian of Khilafah. Lagu lagu yang dilantunkannya berhasil membuat suasana acara menjadi lebih hidup dan semarak.

Komitmen Remaja Kabupaten Bandung

Di penghujung acara, peserta diteguhkan komitmennya dengan bersama sama membacakan ikrar yang dipimpin oleh Fakhri, siswa SMAN 1 Dayeuhkolot. Dalam ikrar tersebut, peserta menyatakan kesiapannya untuk mengkaji Islam secara Kaffah dan melakukan perubahan dengan dakwah di tengah lingkungannya. Bahkan, peserta siap untuk menjadikan dakwah sebagai poros kehidupannya.

Tak hanya dengan ikrar, peserta juga membubuhkan tanda tangannya dalam spanduk besar yang disiapkan oleh panitia. Pembubuhan tanda tangan tersebut diharapkan mampu meneguhkan komitmen peserta kongres untuk konsisten menjalankan apa yang telah dinyatakannya dalam ikrar.

Akhirnya, Kongres pun ditutup menjelang dzuhur dengan doa yang disampaikan oleh Tatang Hidayat. Ia membacakan doa dengan penuh penghayatan dan membuat peserta yang memadati gedung mengeluarkan air mata. [FA]**

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*