HTI Press, Medan. DPD I HTI Sumut kembali mengadakan Temu Tokoh Peduli Syariah pada Minggu 27/10/2013 di Hotel Garuda Citra Medan.
Acara dengan tema “Menyongsong Tegaknya Khilafah : Diambang Kehancuran Kapitalisme” ini menghadirkan sekitar 200 orang yang terdiri dari para Tokoh, Ulama dan Mubaligoh di Kota Medan.
Hadir sebagai pembicara tunggal Ustd Rokhmat S. Labib (Ketua DPP HTI) dari Jakarta. Ustd Labib menjelaskan pemilihan pemimpin dalam Islam sangat simpel tidak seperti pemilihan dalam sistem Demokrasi semisal di Indonesia untuk pemilihan Presiden bisa menghabiskan 10 Trilyun padahal yang dipilih orangnya itu-itu juga. “Bayangkan untuk memilih orang yang sama harus menghabiskan dana 10 Trilyun. Lantas rakyat dapat apa?”, tanya Ustd Labib.
Ustd Labib mengungkapkan fakta kerusakan demokrasi dimana dalam pembuatan RUU membutuhkan biaya yang amat mahal dan setiap tahunnya terus meningkat. Tahun 2007 biaya Rp 1,5 milyar, tahun 2008 Rp 3 milyar, tahun 2009 Rp 5,8 milyar, tahun 2011 Rp 6,7 milyar, tahun 2012 Rp 8 milyar. Padahal kalau dalam sistem Khilafah menerapkan UU tidak perlu makan biaya.
Demokrasi juga biang kebobrokan moral bahkan menurut Mahfud MD malaikat jika masuk ke sistem indonesia pun bisa jadi iblis karena sistemnya memang sudah rusak.
Salah seorang tokoh Medan Fauzi Usman mengatakan “Korupsi di Indonesia sudah sangat parah. Terjadi di semua lini. Demokrasi ini sudah tidak tepat lagi. Solusinya Sistemnya yang harus diganti karena demokrasi itu untuk kepentingan kapitalis”.
Ibu Asnakhairi dari mubaligoh Sumut dengan nada emosi menanyakan bagaimana riilnya sikap HTI. Beliau tidak ingin hanya sekedar diskusi. Karena beliau sudah bosan dengan situasi saat ini.
Jawab Ustd Labib tegaknya khilafah itu ketika umat mendukung. “Bagaimana umat akan mendukung jika umat tidak tersadarkan? Agar umat tersadarkan harus ada orang yang menyadarkan. Peran HTI adalah menyadarkan umat tentang kewajiban Khilafah. Harusnya jangan hanya ditanya apa peran HTI tapi tanya juga apa peran diri kita? Sudahkah kita ikut menyadarkan umat? Bagaimana kita mau menyadarkan umat kalau kita sendiri tidak mau sadar. Allah akan memberikan pertolongannya ketika kita bersedia menolong agama Allah. Kalau kita tidak ikut menyadarkan umat berarti kita penyebab tertundanya datangnya pertolongan Allah.
Diskusi terus berlangsung hangat hingga acara berakhir pukul 12.00. Peserta berharap panitia mengadakan lagi acara diskusi bersama Ustd Labib seperti ini. Mudah-mudahan semakin banyak Tokoh dan Ulama Sumut yang tersadarkan dan ikut memperjuangkan tegaknya Syariah dan Khilafah [] fatah/ MI Sumut