Muslim Amerika Giat Membantu Kaum Tunawisma

Meskipun kerap menjadi korban Islamophobia, muslim Amerika terus membangun citra positif Islam

Memberikan cahaya harapan bagi kaum tunawisma. Itulah  yang dilakukan sebuah masjid utama di tenggara Dallas. Masjid ini  melayani masyarakat yang terpinggirkan selama berbulan-bulan. Mereka menyediakan makanan gratis bagi 15.000 orang Muslim dan non-Muslim.

“Kegiatan ini lahir dari kebutuhan karena daerah kami yang dilanda kemiskinan, ada tempat-tempat penampungan tunawisma di sini, mereka tidur di bawah jembatan, dan sebagainya,” ujar Muhammad Abdul-Jami, bendahara Masjid al Islam dan koordinator acara ‘Day of Dignity’ (Hari Bermertabat), kepada Christian Science Monitor.

Masjid yang terletak di wilayah yang tunawisma sering terlihat, mengadakan acara mingguan untuk memberi makan bagi orang miskin.

Menurut Koalisi Anti-Kemiskinan kota Dallas Raya, statistik menunjukkan 23 % orang yang tinggal di Dallas County memiliki pendapatan di bawah garis kemiskinan yang ditetapkan pemerintah federal. Persentase ini jauh lebih tinggi dari 17 % yang tercatat di seluruh negara bagian Texas dan 14,3 % secara nasional.

Acara ini diselenggarakan dengan melibatkan badan amal nasional, Islamic Relief USA.

Selama ini, dengan menuduh pemerintah gagal memikul tanggung jawab mereka, Gereja secara teratur memberikan makanan bagi kaum tunawisma pada hari Minggu setelah kebaktian. Masjid al Islam juga memandang membantu kaum tunawisma juga merupakan tugas mereka.

“Hari Martabat” nasional diperkenalkan sepuluh tahun yang lalu, dengan bertujuan untuk melayani kaum tunawisma dan penduduk Amerika yang rentan, baik Muslim maupun non-muslim.

Setiap tahun, kegiatan berskala nasional ini bertujuan untuk melayani lebih dari 20.000 orang tunawisma dan orang-orang miskin di kota 15 di seluruh Amerika Serikat.

Mereka mendapatkan pelayanan pemeriksaan kesehatan, makanan gratis, dan berbagai barang tergantung dari kota dimana mereka tinggal.

Berbagai kegiatan yang diadakan badan amal Muslim ini telah menawarkan kesempatan untuk membantu tetangga yang membutuhkan mereka dan mendorong jiwa kerelawanan dalam masyarakat.

“Kami ingin mendorong jiwa kerelawanan untuk membuat orang-orang agar menjadi aktif dan melakukan sesuatu untuk membantu sesama manusia,” kata Abdul-Jami.

Acara-acara yang dilakukan masjid ini juga diharapkan bisa membantu memperkenalkan citra Islam yang benar.

“Ada jutaan umat Islam di negeri ini yang mereka juga orang-orang biasa, orang-orang Amerika [lainnya] mungkin mempertimbangkan akan seperti mereka,” kata Abdul-Jami.

“Mereka memiliki pekerjaan, keluarga, dan kepedulian, harapan, dan pengalaman yang sama.

“Acara-acara ini membantu kami untuk menampilkan bahwa kami prihatin kepada seluruh umat manusia, bukan hanya ingin membantu umat Islam.”

” Justru, kebanyakan yang kami bantu adalah non-Muslim,” katanya.

“Dan kami bekerja sama dengan instansi-instansi lain, lembaga-lembaga non-agama dan organisasi-organisasi nirlaba, agar bisa mendapat jangkauan yang lebih luas karena kami semua memiliki keprihatinan yang sama, kami ingin memberikan bantuan bagi mereka yang benar-benar membutuhkan.”

Sejak serangan 9 / 11, kaum Muslim AS mengeluhkan perlakuan diskriminasi dan stereotip karena pakaian atau identitas Islam mereka.

Meskipun mereka menjadi korban kemarahan, kaum muslim berkesempatan untuk memperkenalkan pesan sejati Islam, melalui aktivitas yang mereka lakukan.

Diantaranya dengan memperluas jembatan baru untuk berbaur di tengah masyarakat dengan membentuk kelompok-kelompok baru, seperti American Muslim Voice, yang didirikan oleh Samina Sundas dari Palo Alto.

Ada juga Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), yang didirikan untuk membantu kaum Muslim agar bisa ikut terlibat dengan tetangga mereka dalam kehidupan sehari-hari. (rz,sumber http://www.onislam.net/english/news/americas/465131-muslims-feed-dallas-needy.html)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*