Menggunakan hijab, merupakan pilihan karena kepatuhan kepada agama Islam, hijabpun dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap mitos kecantikan ala Barat
Mengenakan hijab bagi muslimah sering kali dianggap sebagai bentuk pemaksaan bahkan cermin diskriminasi Islam terhadap wanita. Situs www.channel4.com(22/10), melaporkan fakta yang lain tentang itu. Sebagian besar muslimah Inggris, justru tidak pernah merasa terkekang dengan hijab.
Birmingham Coventry Road di Small Heath jalan di kawasan perbelanjaan yang terang, dan ramai. Tempat ini adalah tempat bagi komunitas Muslim terbesar . Disana anda dapat membeli segala sesuatu mulai dari samosa hingga salwar kameez.
Ketika melewati barang-barang yang berwarna-warni yang ditampilkan di jendela-jendela toko, sambil berusaha agar tidak kehujanan, kami bertemu dengan puluhan orang perempuan yang memakai pakaian serba hitam. Tubuh mereka terbungkus di balik gaun longgar dan syal yang menutupi seluruh wajah, selain celah kecil untuk mata.
Niqab begitu umum di sini sehingga hampir tidak ada orang yang merasa aneh sambil memandangi mereka. Jadi mengapa semakin banyak kaum perempuan muda yang memakainya?
Sering dianggap bahwa para gadis yang mengenakan niqab dipaksa memakainya oleh keluarga mereka. Tapi apakah itu benar?
Darshna Soni , mengawali laporannya dengan menceritakan hasil wawancaranya dengan dengan Asma, yang usianya baru 13 tahun ketika dia mulai menutupi wajahnya.
“Keluarga saya benar-benar terkejut. Khususnya ibu saya. Mereka tidak bisa percaya bahwa saya ingin mulai memakai niqab.” Ibu Asma tidak memakai niqab. Bahkan, tidak ada seorang pun di keluarganya yang memakainya.
Dia mengatakan kepada saya bahwa dia bahkan tidak mengerti alasan mengapa niqab dipakai. “Saya pergi ke sekolah yang semua muridnya adalah gadis ‘, dimana semua gurunya adalah perempuan, jadi saya bahkan tidak perlu memakainya ketika itu.”
Jadi, mengapa dia memakainya? “Saya telah melihat teman saya di masjid setempat yang memakainya. Itu adalah sesuatu yang baru, sesuatu yang berbeda. Para gadis muda itu ingin menemukan cara untuk mengekspresikan diri mereka. Hal ini hampir seperti sebuah pemberontakan kaum remaja.”
Asma mengatakan bahwa sejak dia belajar mengenai ajaran agamanya dalam masalah kerudung, dia kemjudian memutuskan terus memakainya. “Pakaian ini memberi saya kedamaian, ketenangan spiritual.”
Tidak ada angka resmi tentang berapa banyak perempuan yang memakai niqab. Mayoritas Muslim Inggris berasal dari Asia Selatan, di mana jilbab tidak umum dipakai.
Identitas Muslimah
Penulis kemudian menemukan fakta banyak para gadis muda, seperti Asma, yang memakai niqab, meskipun ibu mereka tidak pernah memakainya. Sebagian adalah sebagai cara untuk menegaskan saat mereka merasa identitas muslim mereka diserang.
“Kami muak dengan semua orang di media yang membicarakan kaum tentang muslim . Padahal sebagai sebuah negara, bukankah kita punya masalah yang jauh lebih besar untuk dipikirkan? ”
Lain lagi cerita Zena baru saja menyelesaikan pendidikannya di universitas . Dia menceritakan banyak siswa, yang tinggal jauh dari rumah mengeksplorasi sisi politik agama mereka.Dia mengatakan hijab merupakan penolakan terhadap impian akan kecantikan ala Barat.
“Tentunya lebih baik untuk tidak memakai pakaian yang minim, untuk menjaga kesopanan anda? Saya tidak yakin masalah apa yang sebenarnya diributkan. Saya merasa lebih tidak nyaman jika melihat seseorang berjalan menyusuri jalan dengan pakaian yang seba minim, tanpa rasa malu, daripada seseorang yang menutupi tubuhnya dengan pakaian ekstra.”
Temannya Seema setuju hal itu. “Lihatlah apa yang terjadi baru-baru ini dengan Miley Cyrus. Dia mulai berperan di film Hannah Montana hingga akhirnya melakukan ‘twerking’. Apakah dia adalah model yang kami inginkan bagi putri-putri kami? Atau apakah kami ingin agar mereka menutupi tubuhnya? ”
Beberapa wanita yang berbicara dengan saya mengatakan mereka merasa lebih berdaya ketika memakai niqab. Mereka tidak ingin berpakaian seperti yang disuruh di majalah-majalah fashion.
Tapi bagi banyak kaum non-Muslim (dan sebagian Muslim), ide bahwa kaum perempuan harus menyembunyikan diri di bawah penutup wajah tidaklah pas dengan pemahaman tentang kesetaraan gender.
Niqab telah datang mewakili perdebatan lebih luas tentang masalah integrasi dan nilai-nilai Inggris. Dalam suatu kasus terakhir, setelah seorang terdakwa menolak untuk melepaskan niqab di dalam ruang sidang, seorang hakim bertanya apakah niqab cocok dengan prinsip-prinsip keadilan yang terbuka Pada akhirnya, kompromi tercapai. Wanita itu akan diizinkan untuk memakainya selama persidangan, namun tidak boleh memakainya ketika dia mengajukan bukti.
‘Ekstremis’
“Orang-orang tidak mengerti niqab, sehingga mereka pikir semua orang yang memakainya adalah seorang ekstrimis. Mereka pikir hal itu tidak wajib dalam Islam sehingga tidak bisa mengerti mengapa kami memilih untuk memakainya.”
Mirina Paananen sedang belajar di universitas untuk menjadi seorang ulama perempuan – satu dari sedikit perempuan di bidang ini. Dia adalah seorang lulusan Cambridge dan berkulit putih, Kristen adlah seorang mualaf.
Banyak mualaf perempuan yang berjilbab, sebagai cara mengidentifikasi secara visual dengan komunitas dimana mereka bergabung. “Bagi saya, ini adalah bagian dari Islam. Orang-orang mengatakan mengangkat isu kesetaraan, namun kami harus menerima ada perbedaan antara kaum laki dan perempuan. Tidak ada yang salah dengan hal ini.”
Ketika ditanya nasehat Mirina Paananen kepada para muslimah itu? “Saya selalu mengatakan agar mereka berpikir dengan sangat hati-hati. Hal ini adalah keputusan besar untuk pergi keluar rumah dengan wajah anda yang tertutup, dibutuhkan banyak keberanian. Namun begitu anda memakainya, pahalanya sangat besar.” (mediaumat.com, 18/11/2013)