Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Human Rights Watch International, Organisasi yang memperjuangkan hak asasi manusia, pada hari Rabu (27/11) mengungkapkan bahwa perempuan Suriah yang tengah mengungsi ke Lebanon mengalami pelecehan seksual dan eksploitasi oleh beberapa pengusaha dan pemilik lahan, dan bahkan oleh warga Lebanon sendiri yang bekerja mendistribusikan bantuan.
Laporan yang dipublikasikan oleh organisasi tersebut di website resminya, mengatakan bahwa para perempuan itu tidak melaporkan apa yang pernah dialami karena mereka tidak yakin bahwa pihak berwenang akan mengambil tindakan terhadap para pelaku, dan mereka juga takut bahwa para pelaku akan balas dendam pada mereka, atau mereka takut ditahan karena tidak memiliki izin tinggal resmi.
Direktur hak-hak perempuan di organisasi tersebut, Liesl Gerntholtz, mengatakan bahwa para perempuan yang dihantui kehidupan suram, terutama mereka yang berada di wilayah Suriah, dan perang masih berkelanjutan. Agar kejadian-kejadian itu tidak terus terjadi pada para perempuan, maka pemerintah Lebanon dan lembaga bantuan harus memonitor dan melakukan segala yang mereka bisa, serta menggunakan semua kekuatan yang ada untuk menghentikan pelecehan seksual dan eksploitasi yang dialami oleh para pengungsi, dimana mereka berada dalam kondisi yang tidak mampu untuk membela diri sendiri.
Organisasi tersebut telah melakukan wawancara dengan beberapa kaum perempuan selama Agustus lalu, dimana semuanya menegaskan bahwa mereka sejauh ini telah banyak menderita akibat eksploitasi dan pelecehan seksual yang dilakukan dengan sengaja, dan bahkan dilakukan berulang-ulang oleh pemilik lahan, pengusaha dan anggota masyarakat di ibukota Lebanon, Beirut. Sementara kejadian yang tidak jauh beda juga terjadi di wilayah timur dan selatan Lebanon.
Organisasi tersebut meminta Lebanon dan PBB untuk mengembangkan mekanisme penerimaan keluhan dari para perempuan yang telah mengalami pelecehan seksual, dan memberi mereka jaminan bahwa mereka tidak akan dikenakan hukuman karena telah menyampaikan keluhan. Dikatakan bahwa para pengungsi perempuan Suriah tidak hanya menderita karena kurangnya sistem yang memadai untuk mengakomodasi keluhan pelecehan seksual yang mereka alami, bahkan lebih buruk dari itu, sebab sejauh ini mereka kesulitan untuk melaporkan insiden yang mereka alami, karena kurangnya sumber daya, serta situasi hukum yang tidak aman (islamtoday.net, 27/11/2013).