HTI-Press. Tanggal 26 November, Dunia menyaksikan pembunuhan massal yang terjadi di Mumbai, salah satu kota di India. Sekelompok pria bersenjata melancarkan operasi yang sangat kompleks sehingga mampu membuat pasukan komando India kewalahan. Awalnya, serangan ini nampak sederhana apabila dilihat dari tipe senjata dan ruang lingkup target serangan tersebut. Akan tetapi apabila dilihat dari sisi metoda infiltrasi ke kota, kerahasiaan operasi dan kedisiplinan dalam penyerangan ternyata kelompok tersebut sempat berhasil menduduki hotel Taj Mahal selama beberapa hari.
Pakistan dituding sebagai biang serangan ini oleh pemerintah India. Sejauh ini belum ada bukti kecuali pengakuan dari satu-satunya anggota kelompok bersenjata tersebut yang masih tertangkap hidup-hidup yaitu, Amir Kasab, yang mengaku sebagai anggota Lashkar-e-Taiba dan dilatih di Pakistan.
Kedatangan Menlu AS Condoleezza Rice di India sebagai respon terhadap serangan itu menimbulkan bocoran informasi ke media massa dan mengompori iklim untuk tidak saling tidakpercaya. Kedatangan Rice terjadi di saat adanya informasi dari bocoran media massa India dan AS yang menyalahkan kelompok Pakistan Lashkar e Taiba sebagai dalang serangan Mumbai. Salah satu pejabat India dikutip oleh harian Wall Street Journal bahwa India telah menamakan Yusuf Muzammil dari Lashkar e Taiba sebagai otak penyerangan Mumbai. Media massa India melaporkan bahwa India punya ‘bukti’ bahwa dinas intel (ISI) Pakistan terlibat dalam serangan Mumbai. Pentingnya lagi, harian New York Times mengutip sumber yang tidak mau disebut namanya di Departement Pertahanan AS yang mengatakan bahwa intelijen AS menemukan keterlibatan mantan perwira Pakistan dan dinas intel Pakistan dalam melakukan pelatihan terhadap penyerang Mumbai.
Tidak ada satupun bukti yang dipublikasikan untuk mengkonfirmasi semua tuduhan tersebut. Beberapa artikel telah meragukan tuduhan tentang penyerang yang tertangkap. Koran The Times dari London mengatakan bahwa pejabat Pakistan tidak berhasil mengkonfirmasi asal-asul Kasab di desa Faridkot di Punjab, sebagaimana yang dituduhkan oleh polisi India. Ternyata ada 3 desa lain di Punjab yang memiliki tiga nama tersebut.
India terus menuduh keterlibatan Pakistan dalam penyerangan. Pada tanggal 3 Desember, Condoleeza Rice mengatakan mendukung tuntutan India terhadap Pakistan untuk bersikap keras terhadap otak penyerangan tersebut. Sehari sesudah bertemu dengan Presiden Pakistan Zardari di Islamabad, Rice menyatakan bahwa Pakistan bersikap ’sangat fokus dan berkomitmen’ untuk ‘melawan terorisme’, serta menambahkan bahwa Pakistan harus ‘bekerjasama dengan penuh’ dengan India.
Karena Pakistan dianggap terlibat dalam penyerangan Mumbai maka Pakistan pun dipaksa untuk mencari dalang penyerangan tanpa ada satu bukti sedikitpun.
Gejolak domestik India
Dengan adanya pemilu di awal 2009 ada aspek penting dari serangan Mumbai yang sengaja terlewatkan yaitu peran sayap kanan grup Hindu yang sudah pernah terimplikasi dalam beberapa serangan bom di India yang berakibat pada kekerasan terhadap minoritas Muslim di India.
BJP sebagai koalisi partai-partai Hindu telah menggunakan isu pembantaian Gujarat dan Godhra sebagai kampanye politik. Dengan adanya pemilu May 2009 Kepala Satuan Anti Teror Hemant Karkare telah membongkar kaitan kelompok sayap kanan Hindu dengan ledakan yang terjadi pada kereta api Malegoan dan Samjauta, yang bertujuan untuk mengkambinghitamkan kelompok muslim. Kepala anti teror tersebut juga membongkar berbagai operasi beberapa kelompok radikal Hindu meski berada dibawah berbagai tekanan politik. Disamping itu ia juga sedang melakukan investigasi yang akan membongkar hubungan rahasia antara militer India dengan kelompok teror Hindu. Investigasi tersebut juga menunjukkan keterlibatan 3 perwira India dalam serangan teror yang tujuannya untuk menyalahkan umat muslim India. Dalam beberapa jam pertama serangan Mumbai, para penyerang yang tidak dikenal berhasil melakukan satu usaha: membunuh Hemant Karkare.
Sayap kanan kelompok Hindu memulai aksi kampanye politik di seluruh India untuk melawan pemerintahan India sekarang. Dua hari setelah serangan, beberapa reklame di halaman pertama di berbagai koran telah muncul dengan menunjukkan gambar hitam yang diwarnai dengan darah dan ditulisi slotan “Teror Brutal Menyerang Kapan Saja” dengan huruf-huruf besar. Reklame itu berakhir dengan kata-kata “Perangi Teror. Pilih BJP.” Ada juga reklame yang memuat ungkapan dari Atal Bihari Vajpayee, perdana menteri dari pemerintahan koalisi pimpinan BJP. Reklame juga mengomentari jatuhnya korban di Mumbai dan berkesimpulan,” Kita harus pilih pemerintah yang berani melawan teror habis-habisan.”
Sayap kanan grup Hindu juga membuat koalisi dengan BJP dan ingin melihat India bangkit sebagai negara adidaya yang bersekutu dengan Inggris. Mereka gembira dengan rencana AS untuk menjadikan India sebagai polisi wilayah di sana dan dengan senang hati berhadapan dengan Pakistan untuk mendapatkan posisi tersebut. Mereka pikir waktu sudah hampir habis dan tidak ingin keragu-raguan pemerintah menjadi penghalang terhadap tujuan mereka. Ketidakstabilan di Pakistan mulai terasa setelah serangan Mumbai yang digunakan sebagai alasan untuk memulai perang melawan Pakistan. Mengingat tantangan AS di Afghanistan saat ini, sungguh suatu kebetulan.
Opini masyarakat India pun mulai beralih dari keterkejutan menuju ke kemarahan. Pemerintah India saat ini sangat lemah secara politik dan akan mendekati akhir masa jabatannya. Ia tidak memiliki kekuatan politik untuk membiarkan dampak serangan itu berlalu begitu saja. Kalau dibiarkan, tentu pemerintahan India akan segera jatuh dan kaum nasionalis akan menggantikan perannya.
Posisi partai Konggres yang kini memimpin pemerintahan India juga semakin lemah setelah pejabat AS berkata kepada kantor berita Associated Press bahwa pemerintah India telah diperingatkan sebelumnya tentang akan adanya serangan terhadap Mumbai dari laut. Pembocoran informasi itu oleh AS di saat genting seperti ini tentu sangat menguntungkan posisi BJP.
Pakistan
AS dan India selama ini telah menuding keterlibatan dinas intel Pakistan (ISI) dan oknum militernya dalam mendukung dan melatih kelompok militan jihad. Untuk memahami tudingan seperti ini dan respon Pakistan terhadap tudingan seperti itu perlu mempelajari fakta tentang kelompok jihad dan peran yang mereka lakukan selama ini.
Invasi Soviet terhadap Afganistan di tahun 1979 tidak dilihat sebagai peristiwa yang berdiri sendiri yang tidak memiliki kepentingan geografis, namun adalah suatu hal yang diperebutkan terutama oleh AS yang melihatnya sebagai ancaman terhadap wilayah Teluk Persia. Operasi Cyclone adalah kode operasi rahasia CIA untuk mempersenjatai mujahedeen Afghan. AS juga memulai program untuk melatih kelompok Jihadi seperti teknik bom mobil dan pembunuhan dan melancarkan serangan lintas batas ke dalam wilayah USSR. Dukungan terhadap islamisasi dilihat sebagai suatu keperluan dan bermanfaat demi menghalau USSR. Dengan cara ini AS melalui Pakistan dan ISI melatih dan mendanai beberapa kelompok Jihadi.
AS pada akhirnya menghentikan seluruh dana setelah mundurnya Soviet dari Afghanistan di tahun 1989 dan meninggalkan Pakistan begitu saja sehingga Pakistan harus membersihkan situasi porak poranda akibat perang. Kerjasama antara tentara Pakistan, Mujahedeen dan ISI berarti hubungan yang sangat erat yang terjalin hingga 9/11. Setelah 9/11 para kelompok Jihadi, markas pelatihan dan dukungan Pakistan terhadap Taliban dianggap berlawanan dengan kepentingan AS. Maka ketika Musharraf memihak AS maka jalur dukungan terhadap kelompok Jihadi pun berakhir.
Perlu juga diingat bahwa Taliban dan seluruh kelompok mujahedeen tidak mampu bertahan tanpa dukungan Pakistan. Kelompok tersebut tidak pernah bergerak secara independen sehingga tidak bisa bertahan sendiri. Bagi AS program islamisasi sudah dianggap berakhir dan mengancam kepentingannya. Maka setelah 9/11 , AS bekerjasama dengan Musharraf untuk membalikkan arah islamisasi. Kenyataannya, AS menemukan banyak elemen tentara dan ISI menolak untuk menghentikan dukungan terhadap kelompok jihadi begitu saja. AS juga berusaha untuk membalikkan arah revolusi Islam yang awalnya ia dukung secara rahasia di Iran di tahun 1979, namun ternyata menemukan ganjalan dari kalangan militer, intelijen dan kehakiman.
Alasan-alasan inilah yang menjadikan Pakistan sebagai kambing hitam karena ia terinfiltrasi elemen radikal di dalam jajarannya. Musharraf diberi hadiah 10 bilyun dolar untuk membersihkan tentaranya dan melaksanakan operasi militer sepanjang garis Durand sesuai dengan data yang diberikan intelijen AS. Musharraf melakukan semua yang AS inginkan dan dalam beberapa peristiwa beberapa kompromi dilaksanakan dengan beberapa pemimpin suku untuk tidak memberikan dukungan kepada Taliban dan kelompok Jihadi. Namun, setelah 5 tahun berselang AS merasa strategi ini gagal dan Taliban justru bertambah lebih kuat.
Dalam hal ini serangan Mumbai digunakan untuk menekan Pakistan untuk membersihkan elemen Islam radikal dari militer Pakistan dan juga ISI. Pakistan juga dituduh melindungi markas pelatihan (yang dulu didanai AS selama invasi Soviet) yang harus diledakkan supaya AS dan NATO bisa memenangkan perang di Afghanistan. Tanpa kerjasama dengan Pakistan, AS akan terancam akan kehilangan kontrol dalam mengendalikan wilayah ini.
Geopolitik Wilayah
Presiden AS terpilih Barack Obama telah menyatakan secara jelas bahwa perang yang sesungguhnya bukanlah di Iraq tapi di sepanjang garis Durand di subkontinen. Pakistan berada tepat di tengah-tengah persaingan geopolitik. Namun, masalahnya bukan Afghanistan, tetapi Asia Tengah. Afghanistan menjadi masalah karena AS ternyata gagal mengendalikan Afghanistan setelah 5 tahun.
Kepentingan AS di wilayah ini terpusat untuk mengendalikan Cina dan berusaha untuk mengontrol kebangkitan Rusia yang ingin merangkul kembali bekas negara-negara bagian USSR dulu. AS di tahun 1990an melihat India sebagai kunci untuk mengontrol Cina dan akibatnya AS dengan berbagai perusahaan multinasional dan persenjataan bekerja untuk membangun India sebagai penyeimbang kekuatan Cina. Masalah terbesar yang kini dihadapi oleh aksis AS-India adalah beban keuangan yang cukup parah yang dialami India dalam mempertahankan kekuatan militer di Kashmir. Dengan demikian, kunci AS di wilayah ini adalah menyelesaikan isu Kashmir, sehingga bisa membebaskan India untuk lebih berkonsentrasi dalam perannya sebagai polisi regional. Akan tetapi elemen Islam yang berada di dalam militer Pakistan ternyata terus memberikan gangguan yang membuat frustasi.
Semua ini menunjukkan bahwa wilayah ini akan menjadi semakin penting dan Pakistan memegang kunci bagi AS untuk mendominasi. Dengan memperhatikan semua peristiwa yang ada maka ada beberapa skenario yang mungkin bisa terjadi:
Posisi Partai Konggres menjadi semakin lemah setelah terjadinya serangan Mumbai. Sayap kanan radikal India berhasil membentuk opini publik untuk menentang pemerintahan yang dipimpin Konggres tentang kegagalan keamanan dan perlindungan. Konggres terpaksa melakukan tindakan kalau tetap ingin berkuasa setelah pemilu 2009. India mungkin akan menempatkan pasukan sepanjang perbatasan India Pakistan, menyiagakan persenjataan nuklirnya, dan mungkin meledakkan beberapa bom di target-target tertentu untuk memuaskan opini domestik.
Melihat situasi saat ini India mungkin akan menyerang Pakistan dan mungkin juga akan melancarkan serangan dari udara terhadap target yang berada jauh di dalam wilayah Pakistan. Namun aksi ini akan menyulut kemarahan Pakistan sehingga akan sangat riskan untuk melakukannya.
Atau, India juga akan menampilkan sikap siaga-perang sebagai ancaman terhadap Pakistan untuk menuruti tuntutannya yaitu memberikan data intelijen dan membubarkan markas pelatihan grup jihadi. Namun skenario seperti ini akan dianggap lemah oleh publik India.
Bagi AS setiap konfrontasi antara India dan Pakistan akan berakibat kepada berpindahnya konsentrasi kekuatan militer Pakistan dari garis Durand menuju perbatasan India, yang artinya memberikan Taliban kebebasan baru untuk bergerak sekehendaknya. Maka AS dalam hal ini harus mengikuti tuntutan India untuk menaikkan keberadaan militernya menghadapi Pakistan dalam situasi siaga-perang. Tentunya, AS akan berada dalam posisi dilematis karena kekuatan militernya harus menjaga dirinya sendiri tanpa bantuan Pakistan. Lebih penting lagi, kalau saja ada peluru yang nyasar yang tertembak, atau rudal atau serangan tank yang terjadi diperbatasan, maka ini tentu akan segera memicu perang.
Baik India dan AS akan menaikkan taruhan untuk menantang elemen radikal yang menyisip didalam tubuh Pakistan. AS akan terus menekan pemerintah Pakistan untuk membongkar markas pelatihan kelompok jihadi, membom siapapun yang mendukungnya, dan membersihkan jajaran militer dan ISI-nya. Hal ini tentu akan menciptakan masalah baru bagi Pakistan karena pemerintahan yang dipimpin sipil Zardari adalah lemah dan tidak mampu mengendalikan komando militer. Inisiatif Zardari untuk mengirim Kepala ISI ke India ternyata menimbulkan malu. Kenyataannya Ketua ISI Letnan Jendral Ahmad Shuja Pasha justru hanya mengirim bawahannya, dimana hal ini menunjukkan kepada AS dan India bahwa elemen radikal dalam Pakistan adalah penyelenggara negara yang sesungguhnya.
Dalam jangka panjang ini berarti bahwa AS akan kembali membom target yang berada jauh di dalam Pakistan untuk melakukan tugas yang militer Pakistan pun segan untuk melakukannya. Namun kalau ini dilakukan AS akan memicu konfrontasi langsung dengan Pakistan dan militernya, dan sementara ini situasi AS di wilayah ini kurang mendukung untuk melancarkan operasi semacam ini.
Kebangkitan Pakistan
Islamabad sudah lama tidak bisa mengendalikan elemen radikal kelompok Islam. India di masa lalu juga tidak ingin mengobarkan perang melawan Pakistan dan lebih mementingkan isu domestik. Tentu saja New Delhi menerima janji Islamabad bahwa Pakistan akan melakukan yang terbaik untuk mencegah serangan teror, dan membiarkan ketegangan akibat adanya serangan terhadap Muslim. Namun pemerintahan India tidak akan berhenti begitu saja sekarang, apalagi setelah menjadi korban penyerangan Mumbai.
Bagi Pakistan, ia akan berhadapan dengan India dan AS yang tidak hanya datang untuk memberikan uang kepada Pakistan tapi juga akan diharapkan bahwa uang tersebut digunakan untuk menyerang warganegaranya sendiri, dan tidak akan terlalu sabar apabila Pakistan tidak bisa melakukannya dengan cepat. Pakistan juga menemukan dirinya terjepit dalam konflik geopolitik yang semakin ruwet sejak terjadinya serangan Mumbai. Hingga saat ini Pakistan tidak melakukan usaha untuk merubah situasi geopolitik yang sedang berkembang saat ini. Pemerintahan sipil yang dipimpin Zardari tidak memiliki kekuatan dan ia hanya menjadi sekedar boneka AS. Sementara itu elemen radikal (Islam) di dalam tubuh Pakistan sangat menyadari niat AS sesungguhnya dan berusaha membela Pakistan dari dominasi AS. Namun, justru pihak sekuler Pakistan yang menghambat usaha pembelaan tersebut.
Pakistan tidak memiliki pilihan lain kecuali untuk merombak ulang negerinya sehingga mampu mempengaruhi panggung geopolitik secara substansial. Sebenarnya meskipun lemah, Pakistan memiliki semua faktor yang bisa membuatnya menjadi negara industrialis sehingga bisa menentukan nasibnya sendiri. Contohnya:
- Adalah Pakistan yang sebenarnya mendukung mesin perang AS di Afghanistan dengan memberikannya pasokan bahan bakar. Menurut para pakar, 80% dari bahan bakar yang AS gunakan untuk memobilisasi mesin tempurnya di Afghanistan dipasok oleh kilang energi Pakistan.
- Pakistan memiliki sumber daya alam dan mineral yang melimpah. Propinsi Baluchistan adalah sumber mineral dan memiliki potensi minyak dan gas bumi yang belum di eksploitasi secara maksimal.
- Setiap negara yang harus maju memerlukan cadangan energi yang besar untuk melakukan industrialisasi. Ketika negara-negara seperti Jepang dan Jerman yang terpaksa harus melakukan ekspansi teritorial untuk mendapatkan sumber energi, Pakistan tidak memiliki masalah itu. Pakistan tidak pernah kekurangan stok gas dan batubara. Pakistan memiliki rejeki kekayaan batubara, yang besarnya no 4 didunia. Ladang batubara Thar, yang terletak di Sindh adalah ladang terbesar di dunia. Ladang batubara Thar memiliki cadangan lignit yang meliputi luas 9000 kilometer persegi dan memiliki 175 bilyun ton batubara yang senilai dengan 618 bilyun barel minyak mentah. Cadangan sebesar ini mampu untuk mendukung kebutuhan industri hingga berabad-abad ke depan.
- Pakistan juga berhasil membangun swasembada industri kapal selam, tank, pemeliharaan pesawat tempur, amunisi, persenjataan, pesawat latih, pesawat tempur, dan kapal perang. Kompleks Penerbangan Pakistan adalah fasilitas industri pesawat terbesar ketiga di dunia untuk membangun pesawat.
Pakistan juga berhasil membangun fondasi industri sipil dan militer. Apa yang diperlukan sekarang adalah ekspansi kapasitas industri. Kini Pakistan sudah memiliki senjata nuklir, rudal balistik pengirimnya, dan program antariksa. Dengan kemauan politik yang kuat, yang hanya akan bisa dilakukan dengan kepemimpinan Islam akan menghantarkan Pakistan secara mudah sebagai negara yang akan diperhitungkan secara serius di tingkat global.
Pakistan perlu merombak tatanan ekonominya untuk menyelesaikan masalahnya dan menghadapi tantangannya. Apabila skenario yang berjalan sekarang tidak segera direspon dengan benar maka akan terjadi perpecahan pada diri Pakistan. Bedanya dengan Iraq, Pakistan memiliki semua potensi untuk melakukan perubahan. Ia hanya memerlukan kemauan politik. Pakistan harus bangkit untuk mampu menentukan nasibnya sendiri dan menjadi (bagian dari) Khilafah, sebagaimana yang dijanjikan oleh Rasulullah saaw. Maka wahai umat Pakistan, kalian adalah bagian penting dari umat Islam sedunia yang terhormat, mari bekerja bahu-membahu dengan Hizb ut Tahrir dan bangkit menghadapi pemimpin dan sistem yang ada sekarang dan menggantinya dengan sistem kepemimpinan Khilafah.
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (TQS. An-Nur [24]: 55)
(Sumber: Khilafah.Com, Adnan Khan, Terjemahan Rusydan)
Analisisnya bagus sekali Ustadz . .
Dengan kekuatan nuklirnya, Insya Allah Pakistan akan menjadi salah satu kekuatan Khilafah, ayo Iran juga…
Allohuakbar, Subhanalloh Walhamdulillah WalaaIllaahaIllaAllah Muhammadarrosululloh. Akan Bangkit Khilafah yang baru untuk kemuliaan Islam dan kaum Muslimin sedunia.
SAATNYA KITA HIJRAH DARI SISTEM JAHIYAH MENUJU SISTEM ISLAM………ALLAHU AKBAR.KHILAFAH SEMAKIN DEKAT SAUDARAKU…………
mudah2an Islam segera bangkit tidak lama lagi
SUNGGUH SEBUAH ANALISIS YANG CEMERLANG, Pakistan bukanlah negara yang lemah dalam banyak hal, terutama kemampuan militernya. tentu pihak india (kendatipun dengan dukungan AS) tidak akan gegabah melakukan konfrontasi dengan Pakistan. Kemampuan AU Pakistan dalam banyak hal jauh lebih unggul dibanding India dalam melakukan operasi serangan ke jantung wilayah lawan. Pakistan dan Iran adalah dua negara yang sangat riskan bagi AS dan sekutu-sekutunya untuk melakukan konfrontasi militer karena mempunyai potensi menimbulkan perang nubilka. Bagaimana dengan Indonesia? Pengalaman di embargo AS dan sekutu-sekutunya adalah sesuatu yang sangat berharga untuk tidak tergantung secara militer dengan negara lain. Sebab kemampuan gelar / operasi kekuatan militer suatu bangsa adalah wujud dari identitas, independensi dan harga diri bangsa tersebut agar tidak mudah diinjak-injak oleh bangsa lain. Jaya dan bangkitlah KHILAFAH Indonesia. Wassalam
bangkitlah ,sorga menantikan kita ,
Hmmmmm.
Begi-tu yah. Lagi2 trik-politik yg kotor digunakan.
Analisa yg bagus.