Ribuan intelektual dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian hadir pada even Jakarta International Conference of Muslim Intellectuals (JICMI) Tanggal 14-15 Desember 2013. Mereka berkumpul dan berdiskusi. Petikan tulisan berikut tentang latar belakang diadakannya JICMI:
Dalam kurun satu dasawarsa terakhir politik dan ekonomi dunia mengalami turbulensi. Krisis hipotek perumahan di Amerika Serikat telah berlangsung berlarut-larut dan berkembang menjadi krisis finansial global yang meruntuhkan korporasi-korporasi raksasa dunia. Kondisi ini disusul oleh krisis utang sejumlah negara di Eropa. Tingginya rasio utang terhadap GDP (Per 2010, Yunani 142,8%, Italia 119%, dan Irlandia 96,2%) mengakibatkan negara-negara tersebut terancam bangkrut. Mereka mencoba membayar utang dengan menerbitkan utang baru, namun kepercayaan investor melemah sehingga biaya (bunga) untuk menerbitkan utang baru pun semakin mahal. Dampak turunannya, pengangguran meningkat dan pertumbuhan ekonomi di negara-negara tersebut merosot. Berbagai upaya telah dilakukan namun pemulihan ekonomi yang diharapkan tak kunjung terjadi. Semua ini menunjukan bahwa kapitalisme global sedang menuju keruntuhannya.
Di kala Amerika dan Eropa tengah mengalami kemerosotan, China nampak bangkit untuk mengambil peran lebih besar dalam ekonomi dunia dengan mempertahankan pertumbuhan di atas 8 persen setiap tahun. Lalu, dimana kah posisi negeri-negeri muslim saat ini dalam konstelasi politik dan ekonomi dunia?
Di saat yang sama, negeri-negeri muslim di Timur Tengah mengalami perubahan politik besar-besaran. Arab spring telah menumbangkan para diktator di negara-negara tersebut secara bergelombang, dimulai dari Tunisia, menjalar ke Yaman, Libya, Mesir, hingga Syiria. Ini merupakan sebuah awal yang baik bagi munculnya sebuah harapan di negeri-negeri tersebut. Namun hingga saat ini belum terlihat jelas ke arah manakah perubahan tadi berjalan. Apakah revolusi arab hanya menjadi momen untuk mengganti rezim atau kah diikuti oleh perubahan sistem yang memberi perhatian memadai terhadap kedaulatan ekonomi dan militer? Peristiwa kudeta militer atas pemerintahan baru di Mesir baru-baru ini menunjukkan bahwa demokrasi sebagai hasil revolusi tidak efektif mewujudkan perubahan sistemik di negara tersebut.
Sementara itu, indonesia sendiri sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia masih terbelit dengan persoalan ekonomi. Meskipun negeri ini tumbuh 6.3 persen setahun dengan GDP terbesar di kawasan asia tenggara namun demikian kesenjangan dalam distribusi kesejahteraan yang terjadi saat ini mencapai rekor tertinggi dalam satu dasawarsa terakhir. Bila tak ada perubahan signifikan dalam arah politik dan ekonomi, kondisi ini dapat menjadi sebuah bom waktu di masa datang mengingat tanda-tanda ke arah sana telah terlihat, diantaranya adalah lonjakan angka kriminalitas dan konflik sosial.
Dalam konstelasi politik dan ekonomi dunia yang demikian, diskusi mengenai sistem dan peradaban alternatif untuk menggantikan kapitalisme global yang tengah runtuh menemukan relevansinya. Perubahan yang terjadi dibanyak negara, khususnya di negeri-negeri muslim telah memberi peluang bagi munculnya sistem peradaban baru. Khilafah Islam pun mengemuka menjadi sebuah model negara yang patut diperhitungkan sebagai sebuah jalan keluar bagi ruwetnya persoalan di negeri-negeri muslim. Secara historis maupun empris model negara ini pernah ada dan telah terbukti mengantarkan umat islam meraih predikat umat terbaik yang mengukir peradaban emas dalam sejarah umat manusia.
Sebagai sebuah entitas pemikiran yang mengemban tanggung jawab dakwah, Hizbut tahrir Indonesia menganggap penting dan strategis upaya untuk mengelaborasi solusi bagi berbagai persoalan yang dihadapi negeri-negeri muslim di tengah perubahan konstelasi politik dan ekonomi global. Oleh karena itu, HTI mengambil inisiatif untuk memfasilitasi sebuah konferensi internasional yang melibatkan intelektual muslim, baik dalam maupun luar negeri untuk mendiskusikan isu-isu tersebut serta merumuskan peran dan tanggung jawab intelektual muslim dalam mewujudkan kembali peradaban Islam.
Hari Pertama 14/12/2013, bertempat di WISMA MAKARA, UNIVERSITAS INDONESIA
Rundown of Events
A. The 1st day of the conference, December 14, 2013
11.00 – 13.00 Registrasi & Lunch
13.00 – 13.15 Opening from Chairman Person of Hizbut Tahrir Indonesia
13.15 – 13.40 Keynote Speech : Islamic Contribution within Build the World Civilization in Past, Now and Future, by Osman Bakhash, MMed, (Director Central Media Office Hizbut Tahrir)
13.40 – 14.55 Parallel 1st Session
14.55 – 15.25 Coffee Break & Sholat
15.25 – 16.40 Parallel 2nd Session
16.45 – 18.00 Closing Session : The Role of Muslim Intellectuals to Build Islamic Civilization, by Prof. Dr. Fahmi Amhar (Research Professor of Spatial Information System in Geospatial Information Agency (BIG))
18.00 – 19.00 Break & Sholat
19.00 – 20.00 Dinner (Meet & Greet)
Saksikan Live Streaming pukul 13.00 WIB di www.hizbut-tahrir.or.id
Ikut live report di:
facebook: https://www.facebook.com/Htiinfokom
twitter: https://twitter.com/hizbuttahrirID